Nyanyian di pagi hari itu seharusnya suara merdu kicauan burung yang menyambut datangnya mentari. Atau paling tidak suara ayam jantan yang dengan gagah meluapkan emosi segar di bawah atmosfer segar.
Itu seharusnya, namun bukannya hal tadi di atas yang didengar oleh pria berwajah tampan bak dongeng Yunani.
"Sayang!" pekikan menusuk dari sosok pria lain itu mampu menghancurkan imajinasi pria yang masih bergulung dibawah selimut.
"Wang Yibo, bangunlah. Sudah pagi. Hehehe" Xiao Zhan, si pria manis dengan sejuta senyum indah.
Wang Yibo, yang dipanggil, masih menutup mata meski telinganya bisa mendengar seseorang yang baru saja berstatus sebagai 'istri'nya. Mereka menikah sudah 1 tahun lamanya. Umur pernikahan yang masih seumur jagung. Hanya Xiao Zhan yang paling antusias. Wang Yibo sang kepala rumah tangga terlalu menutup diri. Wajahnya sulit dideteksi oleh 'istri'nya sendiri, bahkan keluarganya.
"Eum! Hei bangun pria tampan. Kau tidak akan melupakan pekerjaanmu bukan?"
Wang Yibo adalah pendiri sekaligus pemegang perusahaan di Shanghai. Lumayan besar, mengurus industri kerajinan tangan hingga menjajaki luar negeri. Setiap tahunnya akan mengeluarkan banyak model untuk sovenir para pelancong yang ingin membeli oleh-oleh.
Yibo memiliki distro terbesar di kotanya. Pasarnya banyak diminati kalangan muda maupun tua, termasuk anak kecil sekalipun.
Dengan langkah cepat pria itu langsung membuka mata, bangun meraih handuk kecil berwarna putih. Rencananya dia akan mandi pagi itu. Mengabaikan sang 'istri' yang berbunga hanya karena dapat membangunkan suaminya.
Benar-benar dingin.
Selama mereka hidup berdua tidak ada yang berbeda dengan rumah tangga yang lain. Hanya saja sikap Yibo yang tenang kebablasan datar membuat Xiao Zhan gemas.
"Aduh, kenapa pipiku memanas?" Xiao Zhan membayangkan jika mereka benar melakukan 'itu'. Tentu saja membuatnya berteriak. Selama ini Xiao Zhan hanya disuguhi perut sixpack dari suaminya. Ok, jujur Xiao Zhan dan Wang Yibo belum melakukannya.
Wang Yibo tidak pernah menyinggungnya. Xiao Zhan pun tidak berpikiran kesana. Ok, beberapa kali. Hanya saja dia menikah dengan pria itu bukan semata agar ditiduri. Xiao Zhan penasaran dengan wajah temboknya. Begitu datar sulit diselami.
"Ada apa denganmu?"
Deg
Ya tuhan Ingatkan Xiao Zhan yang mulai ikut terkena hawa dingin dari pria yang dia sebut sebagai suaminya. Tampak gagah, berotot kuat. Jangan lupakan urat nadi yang tercetak keluar di leher dan lengannya."Y-yi-bo. Eum.. Aku sudah membuat sarapan." pipi Xiao Zhan memanas karena pemandangan yang cukup menguras pikirannya.
"Em." pria itu mengangguk mantab, lalu berjalan ke lemari kayu. "Dilarang berisik"
Nah ini, aturan di rumah Wang Yibo. Sebenarnya bisa disebut penthouse karena letaknya yang paling atas (lantai 50) serta luas terdapat taman mini di luarnya.
"Iya. Maaf"
Xiao Zhan masih betah menahan diri untuk tidak menerjang tubuh kokoh itu. Padahal setiap malam dia selalu memeluknya meski tidak ada balasan dari sang empu. Yibo juga tidak menolaknya.
"Masih disini?" Yibo melihat istrinya gelagapan.
"Euh? Oh.. Ya. Aku ting--gal ke bawah."
Xiao Zhan langsung turun untuk menunggu Yibo di ruang makan saja.Penthouse milik Wang Yibo ada dua lantai. Dan itu atas nama dia dan istrinya. Hanya mereka yang menghuni. Sesekali beberapa maid akan datang kesana untuk membersihakan penthouse yang besar itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Me To You (YIZHAN) ✔
HumorUsaha Xiao Zhan bagaimana bisa melunturkan wajah tebal suaminya yang sudah tercetak rapi sejak lahir, dan aura dingin sedingin balok es di gunung fuji. "Memangnya di gunung fuji ada es balok?" Xiao Zhan "Berisik" Wang Yi bo Baku wellcomeback to my b...