23

5.9K 553 49
                                    

Mobil mewah terparkir di depan mall. Yibo tentu saja memilikinya kenapa harus jauh-jauh dan susah-susah mencari tempat untuk membeli kebutuhan rumahnya.

Tapi yang namanya orang sedang mengandung pasti akan banyak yang tidak menyangka apa yang dia inginkan.

Menatap keluar jendela mobil dengan sendu. Tidak sadar bibirnya mengerucut. Kecewa karena mereka berhenti di basement mall nya Yibo.

"Ayo turun." ujar Yibo.

Ketika Wang Yibo menoleh, dia melihat Zhan yang termenung.

Ada apa lagi kali ini?

"Ayo Zhan."

"Tidak mau kesini."
Xiao Zhan membuat wajah semelas mungkin, menunjukan jika dia tidak suka dibawa kesana. Jelas-jelas jika mereka ke mall besar milik sendiri justru lebih gampang mendapatkan apapun.

Ayah dan anak disana langsung saling tatap. Xie Yun mengidikkan bahunya karena tidak tahu ada apa dengan Xiao Zhan. Wang Yibo sendiri sedang mencari cara agar kelinci hamil itu tidak lagi marah.






Pasar malam di china, mereka mengunjungi yang berada tidak jauh darisana. Dari kejauhan saja sudah terlihat terangnya lampu lampion kuning kemerahan. Banyak orang memadati tempat tersebut.

"Waaah.. Bagus sekali." decak kagum dari Xie Yun. Semenjak di rumah Yibo dia hampir lupa dengan kehidupan di luar. Dia ingat semasa di panti pasti akan keluar bersama ibu panti dan suadaranya untuk menjelajahi jalanan sekitar panti. Banyak pasar malam bertebaran.

"Apa kubilang. Bagus kan. Ayo cari buah." Xiao Zhan dengan semangat meraih selfbeltnya. Ancang-ancang akan melompat dari mobil.

Namun sang suami mencegatnya. Lengan ramping itu berhasil digenggam Wang Yibo.

"Tunggu."

"Apa?" cicit Zhan tidak suka. Acara mencari buahnya tertunda karena Yibo.

Wang Yibo tidak ada maksud melarang, sama sekali tidak. Tapi Wang Yibo juga tidak akan menbiarkan istrinya kedingingan di luar sana. Angin malam rentan membuat orang jatuh sakit. (lu kali yang tukang tepar kenak angen)

"Pakai mantel dulu." Wang Yibo melilitkan mantel di bahu Xiao Zhan.

Blush

Yang dibelakang sedang menutup wajah dengan kedua tangan. Benar tertutup tapi matanya mengintip dari sela-sela jari. Xie Yun tidak mau melewatkan hal-hal manis dari orang tuanya. Hilih. Xie Yun tersenyum gila disana.

"Hgrem," Zhan tiba-tiba bergetar, gerogi mungkin. Setelah itu dia langsung sadar dan melesat keluar mobil. Jantungnya sedang tidak dalam kondisi baik.



Sesampainya di pintu masuk, Xiao Zhan disuguhi makanan jalanan khas Tiongkok. Liurnya hampir menetes karena banyak makanan. Perut buncitnya dielus pelan tanpa melepas pandangannya.

"Ingat Zhan! Tujuanmu mencari semangka!" tekad Zhan, dia urungkan berburu harta karun. Yang dikejar malam ini adalah semangka. Buah hijau berisi merah itu sangat segar. Semoga dia menemukannya.

"Zhan, hati-hati."

"Kau lama, aku sudah lapar." bibirnya kembali tertekuk.

Wang Yibo tersungging tipis, netranya menyipit karena pipinya terdorong keatas.

"Ei? Kau tersenyum??"

Yibo kembali datar, tapi telinganya memerah. Bisa-bisanya tertangkap basah sedang menertawai seseorang.

"Ei~~pangeran es sudah mulai cair.. Hahaha" Tawanya, manis.

Wang Yibo yang dulu pasti akan langsung menghindar dari Xiao Zhan. Enggan menunjukan senyumnya. Marah ketika ada yang mengejeknya. Dia terlampau kaku dan serius. Namun semenjak mengenal Xiao Zhan lebih dalam bahkan keintinya, Wang Yibo tidak mempermasalahkan bentuk wajahnya.

Me To You (YIZHAN) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang