Part 10

266K 16.2K 1.2K
                                    

"Kamu marah ya?" tanya Jeyra melirik pria di sebelahnya takut-takut. Wajah nya terlihat menyeramkan, pria itu menyetir dengan tatapan lurus dan itu membuat Jeyra merasakan aura gelap melingkupinya.

"Davin?" panggil Jeyra pelan.

Davin tidak menjawab, ia hanya fokus ke depan, tidak melirik Jeyra sama sekali. Jeyra menghela nafas, ia menatap keluar jendela, Jeyra tidak suka Davin mendiaminya seperti ini.

Hingga beberapa saat kemudian mobil Davin berhenti di depan rumah Jeyra. Pria itu melirik Jeyra yang hanya menunduk seraya meremas tangannya.

"Keluar," ujar Davin dingin.

Jeyra menatap Davin dengan keberanian penuh. "Jangan marah sama aku, tolong," ujarnya lirih.

Davin menghela nafas. "Gue gak marah."

"Bohong!"

Davin mengambil salah satu tangan Jeyra, ia menggenggamnya kemudian menatap Jeyra dalam. "Jey, gue suruh lo gak sekolah buat kebaikan lo sendiri, gue gak mau warga sekolah ngeliat bekas di badan lo dan nyimpulin yang engga-engga."

"Lo juga belum bisa jalan dengan bener, gue merintahin lo untuk gak sekolah karna gue khawatir sama lo, tapi kenapa lo ngelanggar?" tanya Davin lembut, namun itu malah membuat Jeyra merasa bersalah.

"Maaf," ujar Jeyra seraya menunduk.

Davin mengangguk. "Lain kali jangan di ulangin, sekarang mood gue lagi bagus untuk ga marah-marah, mungkin suatu hari nanti lo bakal nyesel kalau ngelanggar perintah gue lagi," ucap Davin.

Pria itu mendekatkan wajahnya. "Karna gue mungkin gak sehalus ini lagi Jey," bisik Davin di depan wajah gadis itu.

Jeyra mengangguk patuh. "Oke, aku janji bakal nurut sama kamu kedepannya."

Davin tersenyum kecil, ia mengelus rambut Jeyra lembut. "Bagus, yaudah lo masuk rumah, Mama lo hari ini pulang kan?"

Jeyra mengangguk, perasaannya lega melihat Davin yang menjadi hangat lagi. Padahal Jeyra sudah berfikir macam-macam sepanjang jalan tadi. Ia bahkan sudah membayangkan Davin akan mengamuk dan melampiaskan amarah padanya.

Tapi ternyata salah, Davin lebih baik dari yang ia duga.

"Ah iya," ucapan Davin membuat Jeyra urung membuka pintu. Davin mengambil paper bag kecil dari jok belakang kemudian memberikannya pada Jeyra.

Jeyra mengambilnya dengan ragu. "Ini apa?"

"Minum itu, gue gak mau lo hamil."

Jeyrq terdiam, tiba-tiba tubuhnya kaku. Apa artinya Davin tidak akan mau bertanggung jawab jika suatu hari nanti Jeyra mengandung anak pria itu? Dada Jeyra mendadak nyeri membayangkannya.

"Jey, turun, gue ada urusan," ujar Davin membuat Jeyra mengedip, gadis itu hendak turun namun Davin kembali menahannya, pria itu memberikan kecupan lembut di dahi Jeyra hingga gadis itu mematung.

"Jangan kemana-mana ya, di rumah aja udah ini, jangan keluar lagi," ujar Davin membuat Jeyra mengangguk patuh.

"Emangnya, kamu mau ke mana?" tanya Jeyra.

Davin tersenyum miring, pria itu mengelus rambut Jeyra. "Mau ke hotel, gue mau main sama cewek baru, mau ikut?"

****

"HEH KUTU!"

Kelas Jeyra mendadak ramai begitu bel istirahat berbunyi. Melisa, Fia, dan Sarah menggebrak meja Jeyra dengan wajah marah. Mereka adalah gadis yang terkenal suka membuli di sekolah ini.

Dunia Davin Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang