Part 23

165K 13.8K 4.1K
                                    

ps: setiap foto yang di gunakan di awal bab bukanlah visual tokoh dalam cerita ini melainkan hanya untuk memudahkan penghaluan dalam menggambarkan tokoh di imajinasi saja, semua pemain di cerita ini tidak memiliki cast khusus, sekian terimakasih

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

ps: setiap foto yang di gunakan di awal bab bukanlah visual tokoh dalam cerita ini melainkan hanya untuk memudahkan penghaluan dalam menggambarkan tokoh di imajinasi saja, semua pemain di cerita ini tidak memiliki cast khusus, sekian terimakasih.

Bye the way, happy 200k pembaca, semoga bisa sampe ke 300k terus 1juta terus nambah lagi awww aminn kali lah(╥﹏╥)

***

+621298******
Cewe lo di tangan gue, anggap ini seimbang. Lo lukain cewek gue dan cewek lo mati

Davin meremas ponselnya, membaca berulang kali pesan yang baru saja masuk ke ponselnya. Sadar jika pengirim pesan itu adalah pria itu membuatnya seketika mengumpat dan membanting ponselnya ke tembok dengan kuat hingga hancur berkeping-keping.

Kaki panjangnya melangkah lebar menuruni tangga, sorot tajamnya memandang geram sekumpulan pria yang kini menunduk di depannya. Terlihat sekali jika mereka menahan rasa takut berhadapan dengan pria bertato itu.

"Lo semua kerjanya apa sih? Nyari cewek satu aja gak becus!" sentak pria itu menunjuk satu-persatu pria di depannya dengan amarah menggebu.

"Maaf bos," salah satu dari mereka memberanikan diri menjawab.

Davin menahan dirinya untuk tidak menghajar mereka. Tenaganya akan terbuang sia-sia dan lebih baik dia bersiap untuk menghadapi pria sialan yang menemukan gadisnya lebih dulu. Laki-laki itu berusaha mengatur nafasnya kemudian mengambil sebuah pistol dari saku salah satu anak buahnya.

"B-bos—" mereka ketakutan menatap Davin memohon, sedangkan Davin hanya memandang mereka sebentar sebelum melangkah pergi dengan langkah lebar.

Merasa tidak ada pergerakan di belakang membuat Davin menoleh geram. "Ikutin gue bodoh! Ngapain lo semua diem di situ?!"

"I-iya Bos," dengan patuh mereka mengikuti Davin dan memasuki mobil masing-masing, mengawal mobil Davin dari belakang. Seberusaha mungkin tidak kehilangan jejak Davin agar Bos mereka itu tidak semakin mengamuk.

Davin mengendarai mobilnya dengan kecepatan penuh membuat mereka kelimpungan mengejar, justru pengandara lain mengira mereka sedang balapan atau sedang kejar-kejaran.

Sedangkan Davin mengetatkan rahangnya, membayangkan apa yang akan di lakukan pria itu pada gadisnya membuat dia menginjak gas lebih dalam dan tidak sabaran. Untungnya Davin tau tempat pria itu saat ini.

"Sampe dia lukain Jeyra, gue pastiin neraka nyambut dia besok pagi," geram pria itu serius seraya mencengkram stir kuat-kuat.

****

Kelopak mata Jeyra bergerak pelan, matanya menyipit menerima cahaya yang masuk ke netranya. Gadis itu menggumam kecil merasa pusing dan sedikit sakit di tengkuknya. Berusaha mengingat, matanya langsung terbuka lebar.

Dunia Davin Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang