****
Sesuai permohonan Davin kemarin, Jeyra benar-benar menjauhi Rafa. Meskipun Jeyra tidak tau alasan jelasnya namun ia tetap menurut. Terlalu takut untuk melawan atau membantah. Jeyra tidak mau berakhir babak belur seperti terakhir kali ia berani melawan pria itu. Rasanya menyakitkan dan juga menyedihkan, Jeyra merasa seperti jalang murahan waktu itu. Ya, meskipun dia akui jika sekarang dirinya sudah menjadi jalang sungguhan. Jalang tetap untuk seorang Davin Askaraja.
"Jey!"
Gadis itu menegang, itu suara Rafa. Jeyra mempercepat langkahnya keluar dari Perpustakaan. Jeyra sudah seberusaha mungkin menjauhi Rafa sejak pagi, ia bahkan mengabaikan sapaan Rafa dan langsung pergi. Namun sekarang Jeyra tidak bisa menghindar karna Rafa menarik pergelangan tangannya.
"Lo kenapa?" tanya Rafa langsung, kedua alisnya saling bertautan.
Jeyra gelagapan. "G-gue gak papa," jawabnya lalu menyentakan tangan Rafa. "Permisi," katanya lalu pergi, Jeyra berjalan dengan cepat, takut Rafa menghentikannya lagi.
"Lo marah sama gue?" dengan mudahnya Rafa menyamai langkahnya dengan Jeyra berkat kaki panjangnya.
Jeyra diam, ia mengunci rapat mulutnya, semoga saja Rafa mengerti jika Jeyra tidak mau dekat-dekat dengan pria itu. Sepintas kemarahan Davin membuat Jeyra meringis ngeri, lalu berlari meninggalkan Rafa. Meninggalkan tanda tanya besar di benak pria itu.
Aneh, tidak biasanya Jeyra menghindarinya seperti ini. Padahal biasanya mereka berdua selalu bersama jika di sekolah, ya— meskipun hanya mengobrol di perpustakaan. Bisa di bilang jika dulu Rafa adalah satu-satunya teman Jeyra, setiap isitirahat seperti ini mereka selalu bertemu di perpustakaan, meskipun hampir setengah obrolan mereka untuk membicarakan Davin. Lebih tepatnya, Rafa memberikan informasi tentang Davin untuk Jeyra.
Tiba-tiba pria itu merasa menyesal. Entah mengapa dulu dia begitu bodoh dengan mendukung Jeyra yang menyukai Davin. Padahal Rafa jelas tau jika Davin jauh dari kata baik untuk gadis seperti Jeyra. Tangan pria itu perlahan mengepal saat mengingat jika temannya itu sudah mengambil mahkota Jeyra. Rafa menggeram, rasa marah menyeruak di dadanya.
Dirinya memang pemilik sebuah Club malam, namun Rafa jauh dari kata nakal, bahkan ia tidak pernah menyentuh minuman alkohol yang bertebaran di Club-nya. Batas nakal seorang Rafa hanyalah merokok, itupun hanya sesekali. Berteman dengan Davin ia lakukan karna merasa nyambung dengan pria itu.Beberapa kali Rafa melihat Davin di Club-nya sebelum akhirnya bertemu pria itu di sekolah lalu berteman hingga sekarang.
Meskipun Davin suka bermain perempuan dan kelakuan jelek lainnya, namun Rafa tidak bisa mengelak jika Davin adalah pendengar yang baik. Tiga tahun mengenal, mereka sudah saling tau rahasia masing-masing dan sama-sama mengunci mulut untuk tidak menyebarkan. Davin maupun Rafa bahkan sudah tau tentang rahasia tergelap satu sama lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dunia Davin
Romance"Tidur sama gue, dengan itu gue percaya lo beneran suka sama gue." Jeyra tidak menyangka jika rasa cintanya pada pria yang ia sukai diam-diam membuatnya terjebak pada dunia gelap yang menyedihkan, mengantarnya pada penderitaan tidak berujung. Awaln...