5. Ada Cerita di Bus

16 7 3
                                    

Selamat membaca ...

"Selain orangnya yang batu, gambar Anis juga kaku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Selain orangnya yang batu, gambar Anis juga kaku. Hanya ada hitam, putih dan abu-abu. Saya penasaran apa hidupnya juga monokrom?"

— Jevan Ragabumi

- S E M E S T A D A N C E R I T A -

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

- S E M E S T A D A N C E R I T A -

Sang surya sedang terik-teriknya saat Anis keluar dari sebuah toko alat tulis yang juga menjual perlengkapan melukis setelah pulang kuliah. Anis butuh cat untuk kelas besok pagi.

Karena hari yang panas dan sedikit melelahkan Anis hanya ingin cepat sampai kostan dan mengistirahatkan tubuhnya yang mulai rewel ini.

Saat duduk menunggu bus di halte bersama dua orang penumpang lain tiba-tiba netranya melihat Jevan, cowok dua hari lalu yang bersamanya saling menyebutkan nama berjalan mendekat.

Bagus, kali ini dia yang lebih dulu menyadari. Pemuda berkaos hitam dan topi itu belum melihatnya.

Anis melengos ke lain arah—tanpa alasan jelas seperti menyembunyikan wajahnya.

'Gila, kenapa cepet banget udah ketemu lagi? Ini bahkan baru dua hari!' rutuk Anis di batinnya.

Anis dapat merasakan Jevan duduk tak jauh darinya. Diam-diam dia menggigit bagian dalam bibir bawah, berharap Jevan tidak menyadari perempuan di sampingnya adalah Anis.

Entah, Anis hanya... tidak ingin bertemu lagi.

Mungkin setidaknya untuk sekarang. Karena dia masih punya hutang.

Hutang mengembalikan slayer pemuda itu. Ah, tampaknya mulai sekarang Anis harus memanggil dia Jevan!

"A... nis?" nada bertanya itu membuat mata Anis sontak terpejam seraya mengumpat kasar dalam diam. "Eh, iya Anis kan?"

Gadis itu menghela nafas singkat, menguasai air wajah dan menoleh berusaha natural. "Lo?"

"Bener," Jevan menggumam sambil tersenyum. Dugaannya benar. "Hai, pulang kuliah?"

Dank JeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang