13. Tanpa Batas Waktu ⌚

259 40 39
                                    


Annyeong👋👋

Ada yang nungguin lanjutan ini...? atau ada yang berharap phi Tharn buat lanjutin olahraganya subuh-subuh kemaren...? eheeww..

Oke, akutu mau hanimun lagi ama PerthChimon, ga mau kebanyakan bacok, silahkan dibaca aja dah ya...

Selamat membaca, kisanak

Selamat membaca, kisanak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Aku hampir menyentuhnya."

Pengakuan yang keluar dari cela bibir Tharn membuat Champ menyemburkan makanan yang berada dalam mulutnya dan mengenai sang sahabat, Tharn. Sedangkah Lhong tertegun dengan gelas ditangan kanannya.

"Ai Champ...!!! kau menjijikan." seru Tharn seraya mengambil tissu lalu mengusap wajahnya.

"Kamu serius, phi...?" tanya Lhong seakan tak percaya.

Tharn hanya mengangguk kecil menjawab pertanyaan Lhong, ia kembali duduk disofa.

"Aku tahu ini terdengar konyol, bahkan mungkin benar-benar gila... tapi... tapi ini terjadi begitu saja." nada bicaranya terdengar putus asa.

"Aku tidak bisa berpikir jernih, bahkan untuk saat ini aku tidak bisa berpikir dengan benar. Aku sadar ini salah, hanya saja... aku pun tidak kuasa menahannya, ck...sialan." Tharn mengacak rambutnya frustasi.

Melihat Tharn yang frustasi, bukannya ikut prihatin, Champ tertawa terbahak-bahak mendengar pengakuan itu.

"Sepertinya aku salah datang kesini." lirih Tharn kesal melihat Champ yang tawanya tak kunjung mereda, Lhong hanya meringis dengan kelakuan Champ yang begitu bahagia melihat temannya menderita.

"Sory..." ucap Champ disela tawanya. "Lalu apa yang ingin kamu lakukan...? Mengakuinya lalu menjalin hubungan dengannya...? kemudian making love eoch." Champ menggoda Tharn dengan wajah geli ditambah kerlingan mata yang menurut Tharn menjijikan.

"Entah." sahut Tharn sebelum menghela nafas lelah.

Champ berdecak lidah mendengar jawaban sang sahabat.

"Apa yang membuatmu ragu,phi..?" tanya Lhong prihatin.

Tharn menyandarkan kepalanya, memejamkan mata sebelum menghirup napas panjang dan menghembuskannya kasar.

"Terlalu banyak keraguan disini." tunjuk Tharn pada dadanya.

Lhong dan Champ saling menatap, sebelum Champ menggeleng kepada sang suami manisnya.

Mereka terdiam dalam keheningan, hingga sebuah suara pintu terbuka mengalihkan eksistensi kediaman itu mejadi sebuah cengiran lebar.

"Phi San, masuklah.. ada yang lagi frustasi."- Champ, sedangkan Lhong hanya menggeleng pelan.

Pria matang itu duduk diantara mereka bertiga, menatap Tharn yang tak mengindahkan keberadaannya. "Memangnya ada apa...?" tanya San setelah menerima segelas teh hangat yang Lhong berikan.

Tanpa Batas Waktu⌚ (TharnGulf)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang