04. Ten

4 1 0
                                    

Suasana malam hari yang tenang. Suara sendok dan sumpit menghilangkan keheningan di meja makan. Seluruh anak Siwon kini sedang makan malam. Semua anggota keluarga lengkap, hanya saja tidak ada Beomgyu dan Taehyun saat ini. Tidak ada percakapan diantara mereka. Ketegangan begitu keras terdengar karena tidak ada percakapan.

Seojoon menatap Ten yang sedari tadi tidak menyentuh makan malamnya. Wajahnya murung, tidak ada kehidupan.

"Ten, ga usah kaya bocah. Makan." Suruh Seojoon. Ten dari tadi hanya memainkan makan malamnya, perutnya belum terisi apapun.

Ten menatap Seojoon yang menatapnya marah, ia memberikan tatapan malas. "dasar tukang ngatur." ketus Ten dalam hatinya.

Ten menyuapkan beberapa nasi ke mulutnya, mengunyahnya sampai habis dan menelannya. Ia meminum air bening yang tadi diisikan oleh Lisa. Lalu bangkit dari duduknyan tanpa mengatakan sepatah katapun.

Yang lain semakin bingung. Semuanya melirik Haechan dan Hendery, dua orang yang sangat dekat dengan Ten. Mereka berdua menggeleng pelan, tanda tidak tahu apa yang terjadi sekarang.

Seojoon hanya menatap kepergian Ten. Mungkin kata kata yang ia ucapkan tadi siang melukai hati Ten. Tapi menurutnya Ten tidak perlu tersinggung jika dirinya bukanlah penghianat di rumah ini.

"Ten kenapa? Tumben banget diam gitu?" Tanya Lisa. Ia melirik Ten sambil menyuapkan telur gulung ke mulutnya.

Jina ikut melirik Ten. Pintu kamar Ten tertutup sedikit keras.

Tidak ada yang menanggapi pertanyaan Lisa. Mereka semua memilih diam tidak berani menjawab. Ada aura tidak suka yang di keluarkan oleh tubuh Seojoon, sepertinya Ten memiliki masalah dengan abang tertua itu.

Makan malam berakhir. Anak anak Siwon memilih menghabiskan waktu untuk mencari tahu kematian ayah mereka. Waktu itu penting, jangan di buang buang.

Kini, Yuni berdiri di depan pintu kamar Ten. Ia ingin bertanya sesuatu pada Ten.

Tok!

Tok!

Tok!

"Ten, ini gue." Panggil Yuni.

"Masuk."

Yuni membuka pintu tersebut. Ia menatap Ten yang duduk di kasurnya. Pria itu tidak melakukan apapun, hanya duduk diam dan berpikir.

"Ada malasah?" Tanya Yuni. Ia menutup pintu kamar Ten dan menguncinya.

Ten tersenyum tipis. Ia memeberi kode kalau Yuni harus duduk di kursi yang berada di depannya.

"Gak kok. Cuma ada cecok dikit tadi sama bang Seojoon" ucapnya sambil mengelus tengkuknya canggung.

Yuni tidak membalas Ten, ia terus menatap pria Thailand itu agar jujur padanya.

Ten membuang nafas panjang, "Bang Seojoon ngira gue kaki tangan orang yang ngebunuh ayah." Ten memberikan penjelasan lebih lanjut.

Sudut bibir Ten sedikit terangkat melihat wajah kaget Yuni. "Biasa aja, kejadian biasa ini mah."

"Lo ngga bisa ngomong gitu. Dia jahat karna nuduh lo gitu." Balas Yuni.

Ten tertawa sebentar. "Gue yang salah karna nuduh Yeji duluan."

Ten menceritakan perdebatannya dengan Seojoon tadi siang. Ten mengaku salah karena menuduh Yeji. Tapi ia sungguh tak pantas mendapatkan tuduhan itu.

"Lo ga sendirian. Gue percaya sama lo." Yuni menepuk bahu Ten.

"Makasih."

Yuni bangkit dari duduknya, ia tersenyum sambil menatap Ten. "Masih banyak yang percaya sama lo di sini." Katanya lalu berjalan menuju pintu kamar Ten.

3. BOSS | Kim TaehyungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang