Sudah berhari hari Ten dan Seojoon tidak berkomunikasi. Bahkan mereka berdua tidak saling sapa. Menatap mata satu sama lain juga tidak. Keduanya seperti dengan sengaja memberitahu seisi rumah bahwa mereka sedang bertikai.
Seongcheol dan Chanyeol sampai bingung dengan apa yang terjadi di antara mereka berdua. Keduanya terus memikirkan cara agar dapat mengetahui akar dari permasalahan kedua orang tersebut.
"Nanya aja langsung ke bang Seojoon." Seongcheol memberikan ide. Wajahnya menatap yakin ke arah Chanyeol yang tengah mengelus-elus dagunya sambil berpikir.
Alis tebal itu terangkat sebelas, "Emang dia mau cerita?" Tanya Chanyeol sambil menuangkan wiski untuknya dan orang di depannya.
Keduanya duduk berhadapan di meja makan. Meminum wiski sambil memakan anggur sebagai cemilan sebelum makan malam.
Mata Chanyeol langsung melotot saat melihat Haechan yang tak sengaja melewati mereka berdua untuk menuju ke kamar Renjun.
Haechan dan Ten sudah sangat lama saling mengenal. Tidak mungkin pria itu tidak tahu mengenai masalah ini pikir Chanyeol.
Seongcheol yang dari tadi memperhatikan Chanyeol sadar akan sorot mata yang berubah seketika itu. Ia juga ikut menatap tangan kanan Mark tersebut.
Dengan cepat keduanya manarik Haechan ke dalam ruang kerja Seongcheol.
Haechan terkejut, raut wajahnya terlihat waspada dan memperhatikan sekitarnya. Ia beralih menatap mafia dan anak mafia yang membawa paksa dirinya. Ia merasa terancam.
Setibanya di ruang kerja Seongcheol, Chanyeol mendorong Haechan dan berdiri di dekat pintu—untuk mencegah Haechan keluar tanpa izinnya.
"Haechan, lo pasti tau Ten sama bang Seojoon kenapa?" Chanyeol menebak dengan menyeringai.
Haechan menggeleng. Ia juga sedang mencari tahu jawabannya.
"Tanya bang Suho bang, mungkin dia udah dapat info." Haechan memberikan saran. Jantungnya berdetak kencang. Kalau dirinya tiba-tiba di serang, sudah pasti dirinya akan kalah. Kalaupun dirinya menang, itu hanya berarti dia kabur untuk menyelamatkan diri.
"Bang, gue minta izin." Haechan mengeluarkan kata itu dengan hati-hati. Ia ingin keluar dengan selamat.
"Untuk?"
"Mark nyuruh gue ke markas. Katanya si Lucas nginfo kalau bakal ada rapat pemimpin dunia gelap. Emang mafia lain berduka sama kematian ayah, tapi kita butuh pengganti." jelas Haechan.
"Mark juga mengatakan itu pada ku semalam." ucap Chanyeol. Ia merasa tak masalah jika Haechan harus kembali ke markasnya.
Tidak lama setelah itu ia dan Seongcheol saling pandangan. "Haechan," panggil Seongcheol samberikan kode kalau Haechan harus mendekat.
Sementara Haechan memperkecil jaraknya dengan Seongcheol, ia menatap wajah abangnya itu dengan penuh tanda tanya. Tiba-tiba ia merasakan sesuatu di belakang kepalanya.
Pistol.
Chanyeol menempelkan pistol kecil di kepala bagian belakang Haechan. Biar jika Haechan melawan, otaknya akan langsung hancur dan memanas.
Haechan segera mengangkat kedua tangannya. Firasat terancamnya tadi ternyata adalah tanda kalau dirinya dalam bahaya.
"Lo tahu kan, gue orang terpintar kedua abis bang Seojoon. Gue bisa ngerasain kalau keluarga ini akan pecah dalam beberapa hari lagi. Jadi Haechan, jawab jujur pertanyaan gue. Will you betray us?" Tanya Seongcheol. Ia meletakkan ujung pistolnya di kening Haechan.
Jantung Haechan berdetak cepat. Ada dua pistol yang menempel di kepalanya
Ia bisa saja melawan, namun jika Chanyeol bertindak ia akan kalah. Dari besar tubuh saja ia sudah kalah pikir Haechan. "No, i'm not. Sorry bang, tapi lo salah nanya itu ke gue. Gue mihak kalian. Kalian berdua tau persis siapa aja yang gue percaya di rumah ini." Dengan kalimat yang disusunnya dengan sangat hati-hati ia berusaha meyakinkan lawan bicaranya.
KAMU SEDANG MEMBACA
3. BOSS | Kim Taehyung
FanfictionSEQUEL OF : [✓] PSYCHO | Kim Taehyung Semua yang awalnya baik baik saja seketika berubah saat kepergian sang ayah, Choi Siwon ⚠️Warning ⚠️ • ADEGAN BERDARAH • KATA KATA KASAR • LEBIH BIJAK LAGI DALAM MEMILIH BACAAN • [𝐂𝐄𝐑𝐈𝐓𝐀 𝐊𝐈𝐒𝐀𝐑𝐀𝐍 𝐓�...