6

46 29 19
                                    

Saat akan berangkat sekolah, Narra baru ingat kalau mobilnya masih di sekolah. Dan kemarin belum dia perbaiki.

"Gimana dong kak. Udah siang nih."
Gerutu Qilla.

"Naik taksi apa susahnya."

"Ya udah deh gw duluan bye."

"Hm."
Jawab Narra singkat.

Dia masih menunggu Dafin. Dia tidak tau Dafin menjemputnya atau kata-kata kemarin hanya lelucon.

Suara motor Dafinpun terdengar. Benar saja dia sangat tampan pagi ini.

"Ganteng banget jodoh orang."
Gumam Narra namun masih sedikit terdengar.

"Kenapa?"

"Eh gapapa kok."

"Ya udah berangkat sekarang ya."

Narra mengangguk. Dia paling lemah melihat cogan. Tapi tidak gampang jatuh cinta juga.

Angin pagi hari ini sangatlah sejuk. Jalanannya juga bersih. Intinya Narra senang pindah ke sini.

Saat tiba sekolah mereka berdua menjadi pusat perhatian. Bagaimana tidak. Dafin selaku salah satu siswa tertampan di sekolah yang menjadi incaran siswi-siswi sekarang tengah membonceng Narra. Murid baru yang jarang berbaur.

Narra segera turun dari motor. Rasanya ingin membunuh orang-orang yang sedang memperhatikannya sekarang.

"Masuk bareng aja. Jangan di ladenin mereka."

"Iya kak."

Dafin meraih tangan Narra dan menggandengnya masuk.

'masih pagi lohh... udah buat senam jantung aja'
Batin Narra.

Langkah keduanya berhenti didepan kelas 12 IPA 1. Kelas Dafin dan ke 4 temannya.

"Gw udah keduluan anj-"
Ucap Aldo

"Ehem masih anget nih."
Timpal Brian

"Bagi dua dong..gw juga mau yang kek gitu "
Haris memasang muka Sedihnya. Tapi hanya becanda.

"Sama aku aja Mas."
Saut Aldo sambil membuat wink ke Haris.
Ucapan Aldo tersebut membuat semua temannya geli. Ya tentu saja.

Narra hanya memperhatikan percakapan mereka. Begitupun Dafin.

"Kak Dafin..gw duluan ya mau ke kelas."

"Nanti istirahat ke taman belakang."

"Oke. Bye semua."
Narra tersenyum sambil mengakhiri kalimatnya. Dan di iya kan oleh mereka.

Narra cepat-cepat menuju kelasnya.

Di kelas sangat kacau padahal masih pagi.
Mata Narra tertuju pada kursi disamping tempat duduknya. Itu Rafa. Tidak biasanya dia sudah ada dikelas sepagi ini.

Narra berjalan menuju tempat duduknya dengan sedikit canggung. Risa juga belum datang. Dia jadi merasa sendirian.

"Pagi Raf."
Sapa Narra sambil duduk di kursinya.
Rafa hanya menoleh tanpa menjawab. Apa dia sedang tidak baik-baik saja.

"Lo baik-baik aja kan??"

"Ga enak badan."

"Mau ke UKS??lo udah sarapan??"

"Ga usah. Belom."

"Kok belom sih. Bentar ya gw beliin. Tunggu disini janji ga bakal lama."

Narra segera menuju kantin.

"Segitunya."
Gumam Rafa.

***

"Bi..mau beli nasi goreng satu. Sama es teh ya."
Ucap Narra kepada penjual dikantin sekolah tersebut.

NARRAFATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang