Vote dulu!!!
🌹
"Yang bersih!!itu dimeja masih banyak debunya!!" Bentak Bu Nini.
"Iya," Jawab Narra dan Risa dengan malas.
Narra memang menepati janjinya untuk membantu Risa membersihkan kelas. Tapi sejak tadi Bu Nini membuat mereka jengkel. Sudah hampir 1 jam Bu Nini tidak keluar kelas dan terus memperhatikan mereka berdua.
"Ibu guru Ningsih yang sangat amat cantik.....Ibu boleh kok pergi, kita ga bakal kabur sumpah," Ucap Risa dengan nada memohon.
"Iya loh Bu...ditungguin Pak Suami tu didepan," Tambah Narra.
"Ya sudah kalau begitu. Ingat harus bersih!!"
"Siap." Narra dan Risa mengacungkan jempol mereka.
Selang beberapa menit, mereka berdua sudah selesai membersihkan kelas. Benar-benar melelahkan.
"Langsung balik?" Tanya Risa.
Narra mengangguk.
Dia sudah sangat lelah..
.
.
Malam ini pukul 7 semuanya sudah berkumpul di rumah Narra. Ramai sekali.
Teman-teman Dafin sangat lah menyenangkan. Narra dan Risa heran sekali kenapa mereka bisa se absurd ini.
"Keluar aja yuk, Keliling sini. Sejuk banget keknya," Ajak Dafin.
"Eh..gagaga males gw," Jawab Narra.
"Ayoklah Nar...please gw juga pengen," Ucap Risa meyakinkan Narra. Risa berharap nanti akan dibonceng Haris, jadi dia terus membujuk Narra.
"Boncengan?" Tanya Narra kepada semuanya.
"Iya dong. Sama gw yuk Nar...lo ga pernah pasti dibonceng cogan kek gw," Ucap Aldo dengan sangat amat percaya diri.
"Lo mah comberan!!"
Timpal Rion."WIHH GUA KENA MENTALL GUYS!!"
Teriak Aldo."Mau bunuh diri??mau gw bantu??gaslah!!"
Kini Brianpun ikut-ikutan. Dari mereka ber5 memang Aldo yang selalu kena becandaan semacam ini. Tapi menurut mereka hal seperti ini hanya sekedar lelucon."Diem Napa...ya udah deh," Narra menyetujui. "Tapi gw sama Risa sama siapa?"
Risa yang tadinya melamun segera menatap Narra dengan penuh arti. Narra tau betul kalau Risa ingin dibonceng Haris.
"Risa biar sama Haris. Terus Lo sama gw Nar," Ucap Dafin.
"Nah oke gitu aja, Yuk Ris," Ajak Haris sembari memegang tangan Risa.
Risa membelalakkan matanya tidak percaya. Arghhh bukankah ini sangat canggung. Tapi, Risa juga tidak mungkin menolak.Merekapun berangkat. Tetapi tidak dengan Qilla. Ia hanya diam dirumah sendirian. Sebenarnya Ia sudah memaksa untuk ikut. Tapi Narra tentu saja melarang. Qilla masih terlalu kecil untuk pegi malam.
'ihhh ngeselin banget dah, gw doain motornya pada mogok, biar ga pulang sekalian'
Batin Qilla kesal.Di jalan, mereka mengendarai motor dengan rapi. Berbaris ke belakang dengan Haris yang berada paling depan. Dan juga tidak ngebut.
Narra juga tak henti-hentinya menggoda Risa dari belakang. Apalagi Risa yang menjadi diam seribu bahasa ketika bersama Haris seperti ini. Lucu...mereka sangat cocok kalau dilihat-lihat.
"Narra," Ucap Dafin tiba-tiba.
"Ee...kenapa??"
Tolong selamatkan Narra!!!Padahal Dafin belum mengatakan apapun. Tapi Narra sudah baper duluan. Dasar lemah!!
KAMU SEDANG MEMBACA
NARRAFA
Teen FictionMenjadi seorang pengagum bukanlah hal yang mudah Dan memilih pergi bisa jadi sebuah masalah Qynarra Arinda Feranika. seorang gadis yang ingin mendapatkan cintanya . . . . Jangan lupa follow.......