7

33 23 26
                                    

"Dek..hari ini lo berangkat sendiri ya hehe."

"Terus kakak?"

"Gw dijemput calon imam."

"Dijemput Pak Imam tetangga sebelah?"

"Anjr. Ya pokonya lu naik taksi."

"Gamau ah. Kasih duit dulu baru mau."

"Ya udah nih," Narra menyerahkan sejumlah uang kepada Qilla. "Mumpung gw lagi seneng," lanjutnya.

"Yes..byeebyee gw berangkat duluan ada piket."
Qilla berlalu begitu saja.

Sambil menunggu Rafa, Narra bermain ponselnya. Dan tidak lama kemudian Rafa datang.

"Pagi,"
Sapa Narra sembari tersenyum. Dan diangguki oleh Rafa.

"Mau berangkat sekarang?"
Ajak Rafa.

"Iya aja deh."
Mereka berdua langsung berangkat ke sekolah.

***

Narra turun dari motor Rafa. Dia sangat senang. Andai setiap hari seperti ini.

"Makasih ya," ucap Narra.

"Ok. Lo disuruh ke kelasnya Dafin nanti istirahat."

Yang benar saja. Narra sama sekali belum tau jawabannya. Dia tidak suka Dafin tapi kasian juga kalau dia tolak.
Mungkin hanya Narra terima selama seminggu hhh.

Bahkan ini kali pertamanya Narra berhadapan dengan cinta. Rasanya begitu aneh.

Jam pelajaran yang berlalu begitu cepat membuat Narra semakin bingung. Dia sekarang berjalan menuju kelas Dafin.

"Permisi,"
Sapa Narra.

"Eh Nona Narra sini sini udah ditunggu Dafin,"
Saut Rion.

"Semuanya keluar selain geng gw."
Itu adalah Dafin. Narra sudah gila sekarang. Diruangan ini hanya Narra yang perempuan. Dan satu lagi...Rafa ada disini.

"Sini duduk," Ucap Dafin kepada Narra.

"Iya Kak."

"Masih inget?"

"Hah?eh iya inget."

"Jadi?"

Narra melihat ke arah teman-teman Dafin. Mereka semua mengintruksi untuk menerima, selain Rafa. Cowo itu sibuk dengan ponselnya sejak tadi.
Bayangin aja lo ditembak cowo lain didepan cowo yang lo suka.

"Emang ga terlalu cepet ya kak. Kitakan baru kenal."

"Gw butuhnya iya atau engga."

'terima ga ya. Ganteng sih masa disia siain. Cuman gw ga suka'
Batin Narra.

"Narra punya gw."
Yaa...itu adalah Rafa. Oh, Narra benar benar frustasi sekarang. Apa maksudnya?tapi disisi lain Narra juga sangat senang.

"Lo ngambil sesuatu dari orang yang salah. Selamat Raf mulai sekarang lo bukan bagian dari kita lagi. Semuanya cabut!!"

Narra hanya mematung ditempat mendengar ucapan Dafin barusan.
Dia merasa bersalah.

"Ga setia kawan lo Raf,"

"Anj- lo,"

"Mainnya terlalu jauh ya lo,"

"Cari masalah sama Dafin?sehat lo?"

Ucapan teman-teman Dafin tersebut membuat Narra sangat sedih.

"Ga usah takut. Mereka ga akan jahat sama lo."
Raffa mengucapkan itu sembari mengelus bahu Narra. Siall Narra baper!!

NARRAFATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang