vi

319 53 11
                                    

Suara penonton pertandingan basket dadakan itu terdengar riuh, banyak siswa yang duduk di pinggir lapangan untuk menyoraki jagoan masing-masing, tidak sedikit juga siswa kelas lain yang membolos pelajaran untuk ikut menyaksikan pertandingan itu.

Ichiro berlari ke bagian yang bebas dari penjagaan lawan sebelum menerima umpan dari Sasara.

Dribble and shoot!

Si pemilik mata heterokrom itu berhasil memasukkan bola ke dalam ring dengan 2 skor.

Sorak sorai dari teman-temannya semakin kencang, membuat senyuman di bibirnya melebar. Dengan skor yang dia buat tadi setidaknya bisa menyeimbangkan skor tim dengan lawan mereka, hanya saja waktu pertandingan sisa dua menit.

"Hei, itu lemparan yang bagus!"

Ichiro menoleh dan mendapati Riou disisinya.

"Ah, itu karena Kuuko yang memberiku umpan."

"Hm... Apa kamu selalu begini?"

Eh? Begini gimana?

Ichiro menatap penuh tanya pada Riou, namun, daripada menjelaskan apa maksud dari kalimatnya, pemuda bongsor itu malah mengatakan rangkaian kata yang lain.

"Sekali-sekali kamu harus lebih percaya sama diri kamu loh."

riou memberi ichiro tepukan pelan di bahu dan berlalu, meninggalkan si adik kelas yang sama sekali tidak mengerti dengan maksud dari kalimatnya.

....

Sebuah peluit dibunyikan setelah tim lawan berhasil mencetak skor di detik terakhir, dan permainan dimenangkan oleh tim lawan.

Ichiro menyeka keringat yang mengalir di dahi, rasa lelahnya sedikit berkurang saat melihat papan skor yang hanya berbeda satu angka dari tim lawan.

Setidaknya tim kita sudah melakukan yang terbaik.

"Capek ya?"

Sebuah tangan menyodorkan satu botol minuman ion di depan wajahnya, tanpa melihat pun dia tahu siapa orang itu. Jemarinya meraih botol itu dengan birai yang berucap "terimakasih."

Saat Ichiro akan meminumnya, botol itu diraih secara paksa oleh orang lain, siapa lagi kalau bukan Kuuko, membuat kejadian ini terasa dejavu baginya.

"Ahh! Seger banget! Thanks kak minumannya, tau aja sih kalo gue kehausan."

Dan seperti tidak terjadi apa-apa, Kuuko pergi begitu saja setelah menghabiskan minuman Ichiro.

Samatoki dan Ichiro hanya memandang kepergiannya dengan gelengan kepala. Ichiro yang sudah memaklumi sifat sahabatnya dan Samatoki yang tidak habis pikir dengan kelakuan adik kelasnya.

"Temen lo antik banget."

Ichiro tertawa mendengarnya. Daripada antik, dia lebih suka menganggap Kuuko unik.

"Kuuko emang gitu, maafin dia ya kak kalo kesannya dia gak sopan."

Sekarang giliran Samatoki yang tertawa, merasa aneh dengan Ichiro yang selalu meminta maaf padahal tidak bersalah.

"By the way, gua gak nyangka lo sama Kuuko bisa jago banget main basketnya." Si surai putih mencoba untuk mengganti topik. Tangan kanannya terulur menawarkan botol minum yang masih terisi setengah.

CRUSH [SamaIchi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang