"Eh, ntar malem gak ada acara kemana gitu? Gabut banget gue."
Lima pasang mata di tempat itu menatap kearah Sasara. Tiga pasang diantaranya menatap seolah Sasara adalah alien.
Setelah pelajaran Olahraga selesai, mereka berenam sedang mengistirahatkan diri di kantin, hanya berenam karena Daisu dan Gentaro kembali ke kelas lebih dulu.
Pemuda berkacamata adalah yang pertama yang bereaksi, tangannya melemparkan sebiji kacang yang dia makan kearah pemuda sipit itu.
"Hidup lo kayak gak ada beban banget, 'sat! Belajar lo, jangan keluyuran terus! Inget, bulan depan kita ujian kelulusan." Cerca Jyuuto. Sedangkan Samatoki dan Riou hanya menggelengkan kepala melihat tingkah teman hijaunya.
"Bang, kok lo mau sih temenan sama orang aneh kayak dia." Bisik Kuuko pada Riou yang duduk di sebelahnya.
"Gak tau, aku juga bingung." Balas si pemuda bongsor kembali menggeleng.
"HEH GUA DENGER YA!!" Teriak Sasara menunjuk kearah Kuuko dan Riou yang membuat Jyuuto kembali melemparkan kacang kearahnya karena telinganya hampir tuli akibat teriakan pemuda hijau itu.
Namun Ichiro segera mengalihkan pembicaraan agar tidak terlalu ribut karena takut mengganggu pengunjung kantin yang lain.
"Oh iya, Kak. Abis lulus nanti kalian mau lanjutin kuliah dimana?"
"Deket-deket sini aja sih." Jawab Jyuuto yang dianggukki oleh Riou. Dua pemuda itu ingin bergelut di dunia hukum, jadi pengabdi negara kata Riou, kalau kata Jyuuto beda lagi, "Nerusin cita-cita bokap yang gak kesampean dulu." Alibinya.
"Kalo lo, Bang?" Kuuko bertanya pada Samatoki.
Pemuda bersurai putih itu berhenti meminum es kopinya, lalu menyamankan diri di kursi sebelum menjawab pertanyaan Kuuko.
"Pengennya sih kayak mereka, gak jauh-jauh dari rumah. Tapi bokap pengen gue nyusul ke Australia." Ditatapnya satu persatu wajah temannya, bisa dia lihat wajah muram mereka dan itu membuatnya merasa canggung.
Karena merasa atmosfir disekitarnya tidak seperti sebelumnya, Sasara mencoba mencairkan suasana dengan komentar anehnya.
"Awas aja kalo lo balik kesini trus lupa sama kita. Gue teror lo sampe lo inget lagi."
"Gue kesana buat belajar bukan buat hapus ingatan, tolol."
"Ya kali aja kan karna udah kebiasaan hidup sama bule, lo jadi 'iyuuh' ama kita."
Empat pemuda lain yang tadinya hanya menyimak kini tertawa melihat bagaimana gaya Sasara saat memperagakan kalimatnya. Jyuuto kembali melempari pemuda sipit itu dengan kacang dan kali ini diikuti oleh Samatoki.
Meja mereka kembali ramai seperti sebelum Samatoki mengatakan tujuannya setelah lulus nanti.
Namun, disisi Ichiro, meskipun bibirnya ikut tertawa, dia bisa merasakan sesuatu yang tak kasat mata tengah mencoba meremat jantungnya. Membuat dirinya merasa tidak nyaman.
••••••
"Lo jadi pendiem sejak Samatoki bilang mau ke Australi."
Ichiro tersenyum kecut mendengar pertanyaan Sasara, kepalanya menggeleng lembut, kakinya masih berjalan menyusuri trotoar menuju pangkalan angkot.
Jam sekolah sudah usai dan Ichiro tidak memiliki acara apapun setelahnya karena dua sahabatnya sudah memiliki acara sendiri, seperti Kuuko yang harus segera pulang karena sepupunya akan menikah, dan Nemu yang pergi dengan teman sekelasnya.
Jadilah Ichiro pulang lebih awal daripada hari biasanya, tapi dirinya malah bertemu dengan Sasara di depan gerbang sekolah.
"Sedih aja sih, Kak. Kakak kelas yang baik yang baru aku kenal malah bakalan pergi jauh." Balasnya pelan, bahkan dia sendiri ragu kalau Sasara akan menangkap apa yang keluar dari bibirnya.
"Yakin cuma karna itu? Bukan karna lo suka sama dia?
Ichiro berhenti melangkah secara mendadak mendengar pertanyaan Sasara yang entah kenapa malah membuatnya takut. Sejauh ini yang tahu tentang orientasi seksual dan siapa orang yang dia suka hanyalah Nemu, tapi Sasara....
"K-kak?" Ditatapnya Sasara dengan wajah ketakutan, jujur saja, banyak pikiran-pikiran aneh menyeruak masuk ke dalam kepalanya, salah satunya adalah Sasara yang mungkin akan memberi tahu Samatoki tentang hal ini, meskipun dirinya bisa saja mengelak tapi entah kenapa saat ini bibirnya tidak bisa diajak kerja sama dan hanya bisa terbuka tanpa tahu harus berkata apa.
Melihat ekspresi Ichiro saat ini membuat Sasara merasa bersalah, hal selanjutnya yang dia lakukan adalah mengusak surai hitam sang adik kelas dan menyunggingkan senyuman khasnya.
"Kaget ya? Sorry, gue gak maksud. Tapi gue serius sama pertanyaan gue tadi lho~."
Ichiro masih diam, tidak tahu harus membalas apa, dia tidak mungkin meng-iya-kan pertanyaan Sasara tapi jika dia mengelak pun rasanya sudah terlambat.
Memberanikan diri, Ichiro menutup heterokomianya sebelum membuka suara.
"Kak Sasara jijik ya?"
Kalimat itu keluar tidak lebih dari sebuah bisikan, tapi Sasara mendengarnya dengan jelas, itulah kenapa gerakan tangannya di mahkota hitam Ichiro berhenti, senyumannya luntur, dan ekspresi pemuda yang lebih tua berubah menjadi lebih serius.
"Gimana gue bisa jijik sama lo kalo kita itu sama?"
••••••
Halo semuanyaaaa~ aku balik lagi bawa chapter yang mayan pendek kayak Kuuko wkwkwk, terimakasih buat kalian yang udah vote dan comment, walopun jarang ada yang aku bales karena aku gatau mau bales apaaaa T.T yang jelas aku seneng banget atas support kalian, terimakasiiihh~~
Ohiya, walopun udah telat banget, tapi aku mau ngucapin Happy New Year, guys~ xoxo

KAMU SEDANG MEMBACA
CRUSH [SamaIchi]
FanfictionIchiro dan Nemu adalah teman baik, hanya saja teman-temanya yang lain selalu berasumsi bahwa keduanya memiliki satu hubungan khusus, hingga akhirnya Ichiro mulai jujur dengan perasaannya. . "Enggak, bagus malah. Ya, seenggaknya gua bakalan lebih yak...