Saat ini kelas Ichiro sedang pelajaran olah raga gabungan dengan kelas lain, dan dia sedang duduk di pinggir lapangan untuk berteduh memperhatikan teman-temannya yang sedang berlarian mengejar bola di tengah lapangan.
Keringat mengucur pelan dari dahi ke pelipis membawa satu tangannya untuk mengipasi wajah yang kegerahan. Hari memang masih pagi, tapi panas matahari begitu menyengat kulit.
Saat sedang duduk diam sendirian, Ichiro tersentak ketika bahunya ditepuk pelan. Menoleh, dia mendapati seorang senior tengah tersenyum padanya.
"Wah! kita ketemu lagi." Sapa senior itu.
Si pemilik heterokrom berpikir sebentar, lalu dia ingat kalau orang ini adalah teman Samatoki yang pagi tadi melerai Nemu dan Kuuko. Ichiro tidak tahu siapa namanya karena tadi tidak sempat membaca name tag orang itu, dan sekarang senior ini sedang mengenakan segaram olah raga. Yang artinya, tidak ada name tag.
"Kakak juga lagi pelajaran olah raga?" Tanya Ichiro basa basi.
"Iya, dong. Masa jualan nasi goreng."
Dan Ichiro tertawa canggung setelahnya.
"Kenapa sendirian disini?" Seniornya itu kembali bersuara.
"Lagi ngadem, kak."
"Daripada lo diem disini, mending ikut gue main basket. Satu tim sama gue."
Tanpa menunggu jawabannya, pemuda itu menarik lengan Ichiro dan menyeretnya menuju sekelompok kakak kelas. Bisa Ichiro rasakan tatapan penasaran dari teman sekelasnya saat melihat adegan itu, mungkin mereka berpikir kalau Ichiro membuat masalah pada senior-senior ini.
"Sparing yok! Gue bawa adek kelas buat jadi tim kita."
Dan lima pasang mata itu kini beralih menatap Ichiro, membuatnya merasa tidak nyaman lalu bersembunyi di belakang punggung si penarik lengan.
Salah satu dari mereka mengenali siapa adik kelas yang dimaksud dan tertawa geli melihatnya yang sedang bersembunyi.
"Sas, anak orang lo apain sampe sembunyi gitu?" Komentar itu datang dari pemuda bersurai biru gelap dengan tampilan yang sedikit brantakan.
"Eh?" Senior di depannya itu berbalik dan menatap Ichiro dengan bingung, lalu mencoba mengambil satu langkah ke kanan, tapi Ichiro ikut dan kembali bersembunyi dibalik punggungnya. Pemuda itu mencoba lagi dan Ichiro kembali mengikuti.
Kali ini, sebuah tawa terdengar lebih keras. Merasa lucu dengan tingkah Ichiro dan pemuda di depannya yang terlihat seperti induk ayam dan anaknya.
"Ichiro."
Akhirnya panggilan itu menarik seluruh atensi yang sebelumnya terarah pada Ichiro.
Itu Samatoki, yang kini tengah menatapnya dengan bibir yang mencoba menahan senyum. Bisa Ichiro lihat bagaimana bibir itu berkedut.
"Kak...." Sapanya pelan, mata beda warna itu menatap Samatoki dengan pandangan memohon untuk dibebaskan dari situasi ini. Ichiro benar-benar merasa tidak nyaman dengan atensi yang dia terima.
Akhirnya, Samatoki menghampiri membuat Ichiro segera bergeser untuk bersembunyi dibalik punggung seniornya itu.
"Lo kayak anak ayam tau gak?"
Setelah mengucapkan itu, Samatoki melingkarkan lengannya pada bahu Ichiro, dan membawa pemuda itu untuk berdiri di sebelahnya.
"Kenalin, ini Ichiro, temennya Nemu."
"Oohh, jadi kamu Ichiro yang sempet famous itu?" Pertanya itu keluar dari pemuda berkacamata.
Famous?
Ichiro yang tidak mengerti hanya menatap penuh tanya pada Samatoki.
"Lo gak tau ya waktu lo jadi siswa baru, satu sekolah sempet heboh gara-gara lo." Kali ini si pemuda bersurai biru tadi yang berbicara, mengabaikan soal Ichiro yang tidak mengerti satupun topik pembicaraan itu, meskipun itu tentang Ichiro sendiri.
"Tau gak julukan lo waktu itu? Si mata cantik. Sekarang gue tau kenapa lo dapet nama itu." Lanjutnya dengan mata yang melihat Ichiro dari atas ke bawah, lalu ke atas lagi.
Ichiro bisa merasakan wajahnya menghangat dan dia yakin pipi juga ujung telinganya kini sedang berubah warna. Dia pernah mendengar julukan itu dari bisikan orang-orang setiap dia lewat di lorong sekolah ─yang malah membuatnya enggan untuk keluar kelas─ tapi rasanya tidak seperti mendengarnya secara langsung di depan wajahnya.
Dan siapa yang menyangka kalau Ichiro yang tidak suka menjadi pusat perhatian ini pernah membuat heboh satu sekolah karena mata uniknya itu?
Samatoki yang bisa mengerti ketidak nyamanan Ichiro pun mencoba mengganti topik pembicaraan.
"Lo bisa basket kan?"
Hanya sebuah anggukkan yang dia berikan sebagai jawaban atas pertanyaan itu.
"Bagus, kalo gitu lo satu tim sama gue sama sasara juga."
Sasara?
Melihat tatapan bertanya itu, Samatoki beralih menatap pada senior yang menariknya kesini.
"Sas, lo belom kenalan udah main seret orang." Omelnya.
"Ya, maaf, hehe."
Oh jadi dia yang namanya Sasara.
"Itu, namanya Sasara, itu Daisu, Gentaro, Riou, trus yang pake kacamata ini namanya Jyuuto." Samatoki meperkenalkan satu persatu temannya dan Ichiro hanya tersenyum kecil saat bertatap mata dengan mereka.
Perkenalan mereka cukup disitu, karena selanjutnya Ichiro ditarik ke tengah lapangan dan berhadapan dengan lebih banyak senior dari kelas Samatoki. Membicarakan soal permainan basket yang akan mereka mainkan.
Dan hasil akhirnya, tim Samatoki kekurangan satu anggota karena Gentaro dan Jyuuto memilih untuk tidak ikut karena basket bukan keahlian dua pemuda itu. Sedangkan tim lawan sudah memiliki anggota lengkap, dan semuanya adalah anggota tim basket sekolah, membuat Ichiro kehilangan sedikit kepercayaan diri
"Temen lo gak ada yang bisa basket apa?" Itu Daisu yang bertanya. Nadanya sedikit kasar.
"Ada kak. Si Kuuko, dia jago kalo main basket."
Mendengar jawaban Ichiro, Samatoki melirik dua temannya lalu kearah lapangan dimana para adik kelas sedang bermain bola sepak. Disana dia melihat bocah bersurai merah menyala sedang mengusap keringat dengan baju yang dikenakan.
"Coba deh tanyain, Chi. Kalo mau, ajakin dia main sama kita."
Ichiro segera berlari menghampiri Kuuko, bertukar kalimat beberapa kali lalu kembali berlari kearah tiga seniornya dengan Kuuko yang mengekori.
"Ichiro bilang lo jago main basket, mau main sama kita gak?" Tanya Samatoki to the point.
Kuuko tersenyum dan menepuk dadanya bangga, "Gua yang terbaik diantara satu angkatan gua." Ucapnya menyombongkan diri.
Ichiro tersenyum masam mendengar kalimat penuh kepercayaan diri itu, hijau-merahnya bergulir kearah samping dan mendapati Sasara menatap Kuuko dengan ekspresi penuh kesangsian.
"Cowok pendek kayak lo yakin bisa masukin bola ke ring?"
Dan berkat pertanyaan itu, Sasara mendapatkan bogem yang diberikan oleh Kuuko secara percuma.
b e r s a m b u n g . . . .
Terimakasih sudah baca~
Btw ini aneh gak si? 👀
KAMU SEDANG MEMBACA
CRUSH [SamaIchi]
FanfictionIchiro dan Nemu adalah teman baik, hanya saja teman-temanya yang lain selalu berasumsi bahwa keduanya memiliki satu hubungan khusus, hingga akhirnya Ichiro mulai jujur dengan perasaannya. . "Enggak, bagus malah. Ya, seenggaknya gua bakalan lebih yak...