ii

539 80 31
                                    

Nemu terdiam menopang dagu, matanya bergulir mengikuti gerak gerik pemuda yang sedang sibuk mengolah bahan masakan di dapur kecilnya. Di dalam pikirannya, dia sibuk memutar kembali pengkauan Ichiro siang kemarin.

"Apa menariknya sih? Kok bisa suka sama modelan begini?" Herannya yang tanpa sadar sudah menyuarakan apa dia pikirkan.

"Kan gua ganteng, pasti lah banyak yang suka."

Mendengar jawaban sang kakak pun Nemu memasang ekspresi ingin muntah.

"Gak usah kepedean!"

Dan si sulung Aohitsugi tertawa pelan. "Harusnya lo tuh bangga punya kakak yang ganteng kayak gua."

"Kak, omongan lo bikin nafsu makan gua ilang."

"Udah nih, makan dulu. Lagian kenapa sih dari tadi bengong terus? Ada masalah?"

Tangan besar itu meletakkan nasi juga kare di depan Nemu, lalu duduk didepannya. Tanpa menunggu jawaban dari si bungsu, pemuda itu menyuapkan nasi kedalam mulut dan bergumam pelan saat lidahnya mengecap rasa yang cukup familiar.

Nemu terlihat menimang apa yang akan dia katakan, ragu harus bartanya pada sang kakak atau diam saja.

Dan gadis itu memilih pilihan pertama.

"Kak,"

"Hm?"

"Emm.. Kalo misalnya temen lo ada yang suka sesama jenis gimana?"

Nemu bertanya dengan hati-hati, takut kalau kakaknya itu akan terkejut, karena sebenarnya Nemu sendiri tidak tahu kakaknya itu homophobic atau bukan.

Manik merah pucat gadis itu menangkap gerakan mengunyah sang kakak yang melambat.

"Kenapa tiba-tiba?"

"Pengen tau aja sih menurut pandangan kakak soal itu."

Berdehem sebentar, pemuda itu meraih gelas berisi air dan meminumnya.

"Gua biasa aja sih, toh itu urusan mereka. Sebagai temen, gua cuma dukung apapun pilihan mereka."

"Lo ngomong gitu kayak temen lo beneran ada yang homo deh." Nemu bergumam pelan sebelum menyuapkan nasi kedalam mulut.

"Loh? Gua belum pernah bilang ya kalo Sasara itu homo?"

Uhuk uhuk

"Nih air, gua tau masakan gua enak, tapi pelan-pelan dong makannya!"

Nemu menyambar gelas berisi air pemberian sang kakak dengan kasar, lalu meneguk isinya dengan rakus.

"Anjrit! Yang bener aja?!" Teriak si gadis Aohitsugi sarat akan rasa tak percaya.

"Ngapain sih gua bohong? Pasti lo juga belum tau kalo Sasara suka sama..." Sengaja menggantungkan kalimatnya, sepasang kelereng merah itu melirik jail kearah sang adik, dan tawa pelan pun keluar dari bibirnya.

"Gak jadi deh."

"Najis banget sih kasih info cuma setengah-setengah." Nemu tersenyum lebar menanggapi, namun aura gelap terlihat mengelilingi tubuh kecil itu, satu tangannya menggenggam erat sendok nasi, menahan diri untuk tidak melemparnya pada pemuda di seberang meja.

"Emang kenapa sih? Temen lo ada yang homo?"

"Gak, cuma pengen nanya aja. Pengen tau juga lo itu homophobic apa bukan."

Gumaman serta anggukkan kepala menjadi jawaban dari si sulung, dan pembicaraan itu pun selesai di situ. Keduanya mulai melanjutkan acara makan malam yang sempat tertunda karena topik tadi.

CRUSH [SamaIchi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang