🥑Dilarang meng-copy atau melakukan plagiat pada cerita ini! This story's mine.🥑
•••
Selamat membaca<33
•°•°•°•°•
Rally duduk meringkuk dengan memeluk lututnya di atas tempat tidur. Ia menatap kosong kedua kakinya, tangannya bergetar menggenggam erat selimut yang menutupi tubuh polos dan lengketnya.Gadis itu sama sekali tidak mengingat apapun.
Air matanya berjatuhan satu persatu, tak ada isakan dibibir nya yang terbuka. Nafas tersendat-sendat dengan pikiran yang hampa.
Ia menoleh kaku saat merasakan pergerakan disebelahnya. Tubuh gadis itu lemas seketika. Kepalanya berdenyut-denyut.
Dirinya sedang apa? Apa yang terjadi? Ini semua ada apa? Banyak pertanyaan bersarang memenuhi isi kepalanya.
Ia membekap mulutnya menahan isakan yang semakin menjadi, seluruh badannya bergetar hebat. Wajahnya pucat pasi.
"Delon?"
Jantungnya nyaris copot, mencerna semua kejadian yang ia alami saat matanya terbuka. Nihil. Ia tidak mengingat apapun. Mungkin tidak ingin mengingat apapun.
Di sana, Delon tampak tidur nyenyak tanpa menggunakan atasan, tepat disebelahnya.
Rally menjambak rambutnya frustasi. Air matanya terus mengalir meskipun kini wajahnya dipenuhi kepanikan.
Dengan tubuh yang masih panas dingin, gadis itu segara turun dari ranjang untuk memunguti pakaiannya yang entah kenapa bisa berserakan di lantai.
Ia tidak tau dimana sekarang, dan apa yang terjadi sebelum ini. Apa yang sudah ia dan Delon lakukan, mengapa mereka bisa berada ditempat ini dengan pakaian yang tidak utuh.
"Shh... aw!"
Rally menggigit bibir menahan rasa sakit pada bagian bawahnya. Fakta yang membuat hatinya mencelos.
Namun gadis itu menepis jauh-jauh pikiran negatif nya. Itu tidak mungkin. Ia menggelengkan kepalanya keras.
"Gak mungkin, kan?" bisik gadis itu pada dirinya sendiri.
"ENGGAK!! ENGGAK MUNGKIN!! IYA!! GUE GAK MUNGKIN!!" pekik gadis itu panik.
Ia menjambaki rambutnya dan memukuli kepalanya dengan kuat. Teriakannya membuat Delon terbangun dari tidurnya. Kening laki-laki itu berkerut bingung.
"Ra-rally?"
Delon mematung ditempat. Ia berusaha mengumpulkan kesadarannya saat melihat situasi.
Mencoba mengingat kejadian malam tadi. Seketika itu juga, ia bangkit dari kasur.Pria itu mendekap Rally yang menggila dan berteriak tak karuan.
"LEPASIN GUE!! LEPAS!! GUE GAK MAU DISENTUH!! LEPASIN DELON!!"
Gadis itu terus meronta dalam dekapan Delon, mencakar-cakar dan juga memukuli pria itu. Namun Delon semakin mempererat pelukannya, sama sekali tidak berniat untuk melepaskan.
"LEPASIN GUE!! GUE KENAPA DELON?! Lo apain, gue?" gadis itu meredakan isakannya karena merasa lelah.
Rally berhenti meronta, membuat Delon bernafas lega. Laki-laki itu terduduk dengan Rally dipelukannya.
"Sorry" ucap cowok itu berbisik.
Rally semakin merapatkan selimut ditubuhnya. Mata nya yang kelam menatap kosong pada pakaian miliknya dan juga Delon yang berserakan dimana-mana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Beautiful Mistake [END]
Teen Fiction"Dari satu sampai sepuluh, seberapa besar keinginan kamu untuk saya bertanggung-jawab?" "Nol?"