EKSTRA PART|1🔥

16.6K 1.6K 111
                                    

🥑Dilarang meng-copy atau melakukan plagiat pada cerita ini! This story's mine.🥑

•••

Selamat membaca<33

•°•°•°•°•

Sudah dua bulan sejak kelahiran putra pertama mereka. Rally dan Delon tentu saja sudah pindah ke rumah laki-laki itu. Bersama Disya dan juga ibunya. Cantika dan Alma? Mereka sudah hengkang dari sana.

"Ra! Udah selesai. Ini gimana angkatnya? Tangan aku licin, nanti merosot."

Rally terburu-buru menghampiri suaminya yang ada di kamar mandi. Delon tengah memandikan putra mereka. Tidak, ia hanya meminta tolong Delon untuk memegangnya sebentar sementara ia menyiapkan pakaian anaknya.

"Sini," wanita itu mengambil alih Zain, menyelimutinya dengan handuk dan mengangkatnya keluar kamar mandi.

"Biar aku yang pakein bajunya. Kamu bangunin Disya aja, katanya ada janji sama temen, kan?"

Rally menepuk dahinya lupa. Ia langsung menuju kamar Disya, ibu mereka tengah menginap di rumah kakek nenek. Neneknya sakit, dan kemarin mereka dari sana. Ibunya bilang akan tinggal beberapa hari. Mereka harus pulang karena Disya juga harus sekolah. Namun hari ini gadis itu libur.

Delon dengan hati-hati melap tubuh putranya yang basah. Sesekali ia mengajak Zain berbicara hingga bayi itu tertawa.

"Zain udah mamam, nak?"

Luput memakaikan baju, ia malah sibuk mengunyel-unyel anaknya.

"Hm? Mau kemana pagi-pagi udah ganteng begini? Mau kemana sih? Jalan-jalan? Sama papa, ya?"

Putranya merespon dengan baik. Tertawa dan bahkan menyahuti perkataannya meski yang terdengar hanya 'haho haho' saja. Mirip suara kucing.

Hingga Rally kembali Delon baru selesai memasangkan popok untuk anaknya. Wanita itu berkacak pinggang.

"Delon! Yang bener, dong..."

Wanita itu mendorong Delon hingga laki-laki itu terjatuh di sisi lain kasur. Ia terkekeh melihat raut kesal istrinya itu.

"Kedinginan nanti, kamu gimana, sih? Bukannya cepet-cepet di pakein baju."

Rally bergumam kesal. Wanita itu mulai memasangkan baju untuk anaknya, namun terhenti karena mencium bau masam. Menghela nafas, ia mengintip dari balik popok Zain.

Benar, kan? Anaknya buang air besar.

"Gini, nih. Zain tadi belum buang air besar abis nyusu, Delon. Kamu mah main nyemplungin gitu aja."

"Hah? Zain pup?" laki-laki itu langsung tengkurap dan menatap putranya.

"Udah kamu mandi sana, nanti aku mau mandi kamu mau mandi juga. Sana!"

"Enggak, kamu duluan yang mandi. Zain biar sama aku," ujar laki-laki itu begitu bersemangat mengambil alih Zain.

Wajah Rally menjadi datar. Pagi tadi bicaranya juga seperti itu. Buru-buru ingin memandikan Zain namun ujung-ujungnya ia juga yang menuntaskan. Alasannya karena Zain terlalu lincah, takut jatuh. Padahal awalnya begitu percaya diri tidak ingin di bantu.

Beautiful Mistake [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang