⇢ ˗ˏˋ | Before You Go

8 2 0
                                    

» [Before You Go] «
0:56 ─〇───── 4:07
⇄ ◃◃ ⅠⅠ ▹▹ ↻

♡ ♡ ♡

Ini hanya tentang waktu
Sebagaimana mestinya
Hanya menunggu untuk pergi atau menetap

♡ ♡ ♡

Memaksakan diri itu menyesakkan. Semua terasa aneh. Semuanya terasa sangat semu. Rasanya seperti hancur berkeping-keping. Menahan semua rasa yang selalu menghampiri jantung. Juga seruan kencang yang menggema di lorong kepala.

Bodoh.

Tidak tahu diuntung.

Anak sialan.

Cih.

Pikiranku kalut. Mengingat hanya perlakuan buruk yang selalu kuterima. Seakan bumi hanya ingin menghakimi. Lalu, bumi mana lagi yang harus kutempati?

Kupejamkan mataku, mencoba menghapus semua pikiran tabu yang berdiam di kepala. Rasanya menyesakkan. Berharap semua itu meledak dalam otakku.

Lagi dan lagi hanya kosong yang menjadi jawabannya.

Aku menggigil. Bath tub itu kini sudah terisi seperempat. Setengah pikiran dalam otakku memaksa untuk keluar dari sana. Namun, rasanya sesuatu yang sangat kuat menahan pergerakanku.

Aku, tidak bisa ....

'''

I fell by the wayside like everyone else
I hate you, I hate you, I hate you but I was just kidding myself
Our every moment, I start to replace
'Cause now that they're gone all I hear were the words that I needed to say

Tuut ... Tuut ... Tuut

Suara telephone menggema di gendang telinga. Aku jatuh terduduk di atas sebuah bangku taman dengan penerangan yang tamaram. Dingin kembali menyergap, tak henti menghujami hingga terasa menusuk ke tulang.

Mataku menatap lurus ke depan, pikiran terus mengawang jauh. Mati-matian menutup telinga, tapi suara-suara itu makin kuat. Sial, semakin masuk hingga rasanya sangat mencekam.

Tolong angkat.

Kelopak mataku berkedip nanar. Kepalaku sakit dipenuhi teriakan-teriakan memekikkan di dalam. Aku butuh itu, aku butuh–

"Ahh, Jo."

"Jonah, stop! Rae menelponmu, ahh."

Aku kembali memejamkan mataku. Napasku kembali tercekat merasakan oksigen tidak dapat masuk ke paru-paru. Mulutku terbuka sedikit, mencoba mengambil udara sebanyak-banyaknya.

Menggelikan, di saat menunggu seseorang yang kau cintai ternyata tak begitu memahamimu.

"Rae? What happen?"

"I-I just, ah, nothing."

Perlahan tapi pasti kubawa badanku menyender di sana. Menghela napas pasrah lalu tersenyum dengan getir. Ingin rasanya pergi dari sini, dari dunia yang memang bukan untukku. Mencoba menerka-nerka senyum apa yang selalu diberikannya padaku. Lalu kebohongan apa lagi yang akan diutarakannya?

Aku benci. Aku benci Jonah. Aku benci diriku sendiri. Benci menjadi Raevanna Addison yang tidak diinginkan siapapun. Lalu, harus kemana lagi aku pergi?

"Rae?"

"Jo, I need you."

"Rae ... I was–"

sing u a song || antalogi oneshots wdwTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang