39. Kehilangan

10.7K 1.4K 459
                                    

Pastikan komen dan vote!!! Ayo!!

"takdir itu jahat, tapi yang lebih jahat
adalah ketika kita tidak mau menerima
takdir yang sudah ditetapkan."

_D_

••°°EUAN°°••

Suara hantaman keras menggema ditengah jalan.
Seseorang terseret beberapa meter dari lokasi kejadian, tubuhnya terkapar lemah, Darah mengalir deras dari kepala.

Zalyn yang terjatuh akibat dorongan seseorang mematung ditempat, tubuhnya melemas, telinga nya mendengar teriakan orang-orang meminta tolong, matanya memanas melihat seseorang yang terkapar beberapa meter didepannya.

Orang-orang mulai berdatangan, jalanan menjadi Heboh, ada yang menghubungi polisi, memanggil ambulance, dan ada juga yang menjerit karena Shock.

Seketika Ia berteriak sadar mengetahui siapa yang tertabrak mobil itu.

"ABANG!!!!!" Ia berlari menuju korban menerobos kerumunan.

"Bang...bangun, Alyn mohon jangan tinggalin Alyn." Zalyn memangku kepala Keinand yang bersimbah darah.

Mata Keinand sayu-sayu menatap Adiknya, tangannya yang penuh darah berusaha mengangkat mengelus pipi Adiknya yang penuh air mata.

"Ja--ngan, nang..iss, ssshh.. Maaf...fin.. A..bang." Ucapnya dengan tersenggal-senggal, pasokan oksigennya menipis.

Zalyn menggeleng keras. "Engga!! Alyn gak Mau Maafin abang!" Teriak Zalyn, orang-orang disana menatap Zalyn Iba.

Kevin baru saja datang bersama Anak Ardolph dan BE.
Mereka terkejut dengan apa yang terjadi.

"Zalyn," Panggil Kevin pelan.

"Vin, bilang ke abang, aku Marah, aku gak Mau ngomong lagi sama abang!" Kevin mendekat ke arah Zalyn, berjongkok dan mendekap tubuh Zalyn yang masih memangku Keinand.

"Nanti aku marahin," Keinand tersenyum tipis, sangat tipis.

Perlahan matanya mulai mengabur hingga matanya tertutup.

Zalyn dan Kevin tersadar.

"ABANG BANGUN!" Teriak Zalyn.

Tiba-tiba suara sirine mobil Ambulance dan polisi datang.
Anak Ardolph membawa Keinand menuju Mobil ambulance.
Kevin, Tamara dan Zalyn berada diambulance.
Yang lain mengikuti dari belakang, petugas polisi sudah mengamankan lokasi kejadian.

"Mara, abang Keinand pasti gakpapa kan?" Tanya Zalyn berada dipelukan Tamara.

Tamara yang terisak hanya mengangguk, lidahnya masih kelu untuk menjawab pertanyaan Zalyn.

Sesampainya di rumah sakit, Zalyn berteriak memanggil dokter dan perawat.

"CEPAT BODOH!!! ABANG SAYA LAGI SEKARAT!"

"Lyn, tenang." Kata Kevin.

"Tenang? Lo bilang tenang? Abang gue sekarat Lo bilang tenang? Mikir Anjing!!" Bentak Zalyn, Ia tak sadar berkata demikian, pikirannya tertuju hanya pada Keinand, keselematan Keinand.

Kevin menahan diri untuk tidak mengikuti emosinya, hatinya terasa sakit ketika Zalyn membentaknya dengan kata-kata kasar.

Tamara melihat hal itu hanya bisa diam, Ia tau Zalyn sedang diselimuti emosi dan kekhawatiran.

"Zalyn lagi emosi, jangan tersulut emosi juga." Katanya pada Kevin, Kevin mengangguk paham.

Zalyn, Kevin, Tamara dan anak Ardolph serta BE menunggu dokter memeriksa Keadaan Keinand.

EUAN || RevisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang