01. Home and Hope

5 3 0
                                    

Nadhira menutup laptopnya. Meminum kopi yang mendingin seiring terbenamnya matahari di ufuk barat. Ia menoleh ke jendela memandangi langit yang sudah berubah warna. Rasanya nyaman, lebih nyaman dari pada rebahan di atas ranjang.

Ting!

Pintu kafe terbuka membuat Nadhira langsung menolehkan kepala. Ia mendesah pelan, ia lupa bahwa Raaina sudah mengiriminya pesan tidak bisa mengerjakan tugas bersama. Sebagai mahasiswa akhir, rasanya otak Nadhira hanya berisi tugas ini dan itu. Otaknya lelah, begitu juga dengan fisiknya.

Setelah membayar, Nadhira melangkah keluar. Dengan gaya anggunnya dia mendekati sebuah mobil panjero sport putih di parkiran. "Semoga saja mereka tidak ada," monolognya sesaat setelah mendudukan diri di jok kemudi. "Semoga."

Tuhan mengabulkannya.

Nadhira mencengkram erat stir mobil. Menginjak gas dan melajukannya membelah jalanan kota. Semilir angin yang masuk lewat celah jendela memberinya ketenangan sendiri. Sebelum semuanya sirna seketika.

Mobilnya berhenti. Tepat di depan gerbang sebuah rumah berwarna coklat tua. Nadhira turun, membuka gerbang rumahnya sendiri. Ini merepotkan, tetapi karena tak ada satpam ia terpaksa melakukannya.

Nadhira masuk ke mobilnya lagi, lalu mengendarainya ke garasi. Semuanya berhenti seketika, termasuk kesadaran Nadhira yang hilang bagaikan terbang ke udara. Dua mobil mewah terparkir di garasinya. Nadhira tidak suka, karena itu artinya malapetaka.

Gadis itu menghela napas. "Gimana lagi? Gue enggak sebaik itu sampai tuhan mau ngabulin doa gue," kekehnya miris.

Jika kata orang rumah adalah istana, maka untuk Nadhira rumah adalah neraka. Tempat dua orang gila untuk menyiksa anaknya.

Nadhira turun dari mobil, melangkah pelan menuju teras rumah. Rumah dua lantai dengan corak modern. Sangat mewah. Semua orang menginginkannya, tetapi tidak dengan Nadhira.

PLAK!

"DASAR ISTRI TIDAK TAU DIRI!!"

Baru saja Nadhira mendorong pintu, ia sudah mendapatkan sambutan yang sangat---anti mainstream. Gadis itu menatap malas ke arah pintu kamar orang tuanya. Menulikan pendengarannya atas jeritan mama yang mengisi seluruh ruang rumahnya.

"SAYA KERJA UNTUK KAMU! TIDAK PERLU KAMU MENGEMIS KE MANAGERMU, APALAGI SELINGKUH DI BELAKANG SUAMIMU!"

Melangkah menaiki tangga dengan santai seolah hanya ada dirinya, seolah tak melihat barang-barang yang luluh lantah karena pertengkaran orang tuanya.

Terdengar satu tamparan keras bersamaan dengan Nadhira yang berhenti melangkah, juga tangis mamanya yang semakin pecah.

"BOHONG KAMU MAS! MANA ADA KERJA DI HOTEL BERDUA HAH?!"

"SIAPA MAS? SAFA? ARDA, IYA. ITUKAN PEREMPUAN SIMPANAN KAMU?!"

"Oh aku tau mas, pasti sekretaris kamu yang masih cantik itu kan? IYA KAN?! MAS RAKA JAWAB!"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 14, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Ineffable Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang