Red Lines

208 46 7
                                    

Dia kembali lagi.

Kakinya sudah berpijak di jalan berbatu pekarangan rumah masa kecilnya, rumah yang dia tinggalkan dua tahun yang lalu.

Mantel wol yang dia kenakan terasa berat.

Draco mungkin sudah kembali ke Inggria sejak beberapa hari yang lalu, namun dia memilih untuk tinggal di hotel dan meminta seseorang menghubungi ibunya namun setelah puluhan pesan yang tak berbalas dan suruhannya selalu kembali sendirian, dia memutuskan untuk mencari ibunya sendiri.

“Oh my Young Master! Selamat datang kembali ke Manor, Master Draco” sapa wanita paruh baya yang sedang membersihkan barang-barang antik disisi ruangan lalu tersenyum saat melihat Draco masuk kedalam Manor.

“bagaimana kabarmu Mrs.Esmee?”

“seperti wanita tua pada umumnya, tua dan mulai tidak bisa bergerak banyak. Bagaimama Young Master? Mistress selalu membicarakan bagaimana dia merindukan Young Master..oh poor Mistress” mata Esmee mylai berkaca-kaca dari balik kacamata tebalnya namun Draco mengusap bahu wanita itu .

“Well, kurasa mother akan senang jika melihatku. Aku akan pergi menemui mother”

“Mistress sedang berlibur ke Milan Young Master, kurasa ini sudah hampir dua bulan” alis Draco bertaut.

“Apa mother bilang apa yang dia lakukan disana?” Esmee menggeleng

“Mistress hanya meninggalkan catatan kecil di atas meja riasnya, saya menemukannya di pagi hari keesokan harinya, sepertinya mistress terburu-buru” seraya berjalan menuju kamar ibunya, pikiran Draco merangkai puzzle.

Tangannya memutar kenop pintu besi keemasan itu dan ketika pintu putih itu terbuka, aroma kamelia dan lavender menyapa indera penciumannya.

Jendela terbuka sedikit agar cahaya matahari bisa masuk, dan seluruh kamar terlihat bersih seakan sang empu kamar ada disana.

“I'm home mother” ucapnya pelan, jemarinya mengusap permukaan dingin seprai putih gading yang menghias kasur megah di tengah ruangan.

Saat Draco berjalan menuju ruang pakaian ibunya, dia tersenyum melihat foto-foto dirinya dan Narcissa yang terlihat sangat dekat digantung di sisi kanan dan kiri ruangan.

aku akan berlibur di Milan selama beberapa bulan

Narcissa Malfoy'

Sejak kapan ibunya berpelesir keluar negeri lebih dari tiga atau empat hari?

Narcissa Malfoy memang seorang sosialitas kelas atas, tapi bukan hobbynya untuk meninggalkan rumah dan keluarganya untuk sekedar menghadiri pagelaran mode fashion musim terbaru selama berbulan-bulan.

Terlebih lagi, ibunya akan mengabarinya lewat surat atau sekedar memberi sinyal singkat pada Pansy tentang keberadaannya jika dia akan keluar negeri selama beberapa hari.

Berkat Lucius keparat itu, ibunya bahkan tidak memiliki kehidupan yang normal.

Namun yang menganggunya adalah catatan kecil yang ditulis oleh ibunya, Narcisa tidak pernah menulis nama lengkapnya disebuah surat yang dia tulis.

Ada yang tidak beres disini.

Draco mengeluarkan ponselnya dan menelpon Pansy.

“Draco! Apa ada sesuatu yang terjadi?”

“Pans, apa mother mengatakan sesuatu padamu tentang Milan?” setelah jeda dua detik, Pansy menjawab

“Cissy bahkan tidak datang ke butikku selama hampir tiga bulan Draco, sebenarnya ada apa?” mata Draco membulat lebar.

“Mother pergi ke Milan, Mrs.Esmee mengatakan dia sudah pergi selama dua bulan. Tapi ada yang aneh disini Pans” Draco mencengkeram erat catatan dari Narcissa ditangannya

“Apa itu?”

“Mother meninggalkan catatan Pans”

“Bisa kau kirimkan fotonya padaku?” Draco menjauhkan ponselnya dari telinganya dan memotret catatan itu untuk dikirimkan ke Pansy.

Setelah beberapa saat, Pansy akhirnya bersuara

“Draco, aku akan menghubungi Blaise  dan Theo untuk meminta bantuannya untuk mencari Narcissa dipenjuru Eropa , dan kau harus segera lapor polisi karena itu bukan tulisan Cissy”

“Shit” Draco memutus panggilannya dan berjalan cepat keluar kamar ibunya.

Api berkilat di matanya, seakan siap memburu seseorang yang menjadi target utamanya saat ini.

---



“Miss Potter?” panggil Hannah Abbott kepada atasannya yang nampak melamun disela-sela aktifitasnya

“Miss Potter” panggil Hannah lebih kencang hingga Hermione mengedipkan matanya berkali-kali dan menatap Hannah lalu kearah gunting yang dia pegang.

“ah maaf aku sedang memikirkan sesuatu” Hermione meletakkan gunting yang dia pegang sejak tadi diatas meja dan memijit pelan pelipisnya

“Kurasa kau harus beristirahat Miss Potter, kau belum tidur sejak kemarin” wajah Hannah sarat akan kekhawatiran.

“Mungkin kau benar, aku akan berjalan-jalan sebentar. Tolong selesaikan pola terakhir ini Hannah, setelah itu kau boleh pulang” wanita brunette itu tersenyum pada gadis pirang diseberangnya lalu menilik kebawah mejanya.

Dia melepas slippers kelinci yang dia kenakan sejak kemarin dan hendak menggantinya dengan stiletto putih yang sudah dia kenakan selama beberapa hari ini namun dia berhenti.

Tangannya terulur meraih bingkisan yang sudah duduk dilantai bawah mejanya sejak malam natal dan membukanya.


Flashback

“jadi bagaimana kabarmu?” tanya Hermione seraya mereka berjalan menyusuri taman labirin berpegangan tangan.

“kau bisa anggap jika aku baik, bagaimana denganmu?” tanya Draco, tangannya meremas pelan tangan Hermione didalam genggamannya

“aku marah, kesal dan frustasi” jawab gadis itu pelan, pandangan Draco teralih padanya

“Apa aku alasan dari semua itu?” tanya Draco ragu, namun Hermione hanya menghela nafas

“Aku marah karena aku merasa marah pada diriku sendiri tanpa alasan jelas, aku kesal karena  harus mengenakan heels beberapa hari ini, kakiku sakit sekali. Dan aku frustasi karena aku ingin mencari tau sesuatu lewat surat kabar namun aku menemukan diriku hanya menatap layar ponselku tanpa melakukan apapun”

Tiba-tiba Draco menghentikan langkahnya, dia berdiri di hadapan Hermione lalu berlutut.

“He-hei apa yang kau lakukan?” tanya Hermione panik saat Draco menyingkap sedikit gaunnya yang menyapu rumput

“pertama, naiklah dulu ke punggungku” ucap pria itu sambil merubah arah tempatnya berlutut

“Tidak mau” ucap Hermione tegas
Draco menoleh kearah Hermione yang nampak gigih dengan pilihannya lalu berdiri dan menggendong Hermione ala bridal style hingga wanita itu memekik pelan.

“Draco! Bagaimana jika ada yang melihat?” tanya Hermione, pipinya bersemu merah

“Biarkan mereka bicara” jawab Draco sambil tersenyum.

Setelah keluar dari labirin, Draco mendudukan Hermione di sebuah gazebo yang terbuat dari marmer di pinggir kolam kecil.

“Tunggu disini” ucap Draco sambil membuka jasnya dan memakaikannya pada Hermione sebelum berlari pergi memasuki gedung hotel.

Hermione hanya bisa menatap punggung Draco yang menghilang lalu tersenyum, jemarinya menyentuh permukaan halus jas designer ternama itu.

Tak lama, Draco datang dengan sebuah bingkisan berwarna hitam di tangannya dan kembali berlutut dihadapan Hermione dan membuka bingkisan tersebut.

Mata Hermione membulat lebar saat melihat sepasang flat shoes berwarna biru langit yang terlihat cantik disana.

“Jika kau kesulitan, seharus jangan kenakan sepatu hak tinggi” jari panjang Draco mengangkat kaki kanan Hermione dan melepas stiletto yang dia kenakan lalu mengusap telapak kaki Hermione pelan sebelum memasangkan flat shoes itu di kakinya.

“Mrs.Bennett bilang seorang wanita harus mengenakan sepatu hak tinggi agar kakinya terlihat jenjang, dia selalu mengoceh tentang betisku yang besar” jawab Hermione malu-malu.

“ibuku selalu bilang jika aku harus memperlakukan wanita ku agar dia nyaman, karena saat wanita merasa nyaman, dia merasa cantik disaat yang bersamaan” pandangan Draco bertemu dengan Hermione.

Iris kelabunya terlihat bersinar dibawah sinar bulan dan lesung pipitnya terlihat jelas.

“Sekarang aku mengerti dari mana sikap gentleman mu berasal”
Draco tersenyum lalu memasukkan heels Hermione kedalam bingkisan dan meletakkannya disamping Hermione.

“Mulai sekarang, aku ingin melihatmu mengenakan apapun yang membuatmu nyaman”

“walaupun itu artinya kaus dengan wajah alpukat tersenyum kusam dengan celana jeans dan tidak mengenakan makeup?” pria itu tertawa pelan lalu menatap Hermione lembut.

“Aku ingin melihat kaus alpukatmu itu, dan ya, kau bahkan terlihat cantik tanpa mengenakan makeup. Tapi jangan salah mengartikan karena hari ini, kau terlihat menakjubkan” Hermione tertawa kecil.


Flashback off


Wajahnya membentuk senyuman dan mengenakan flat shoes pemberian Draco di kakinya.

“Itu sepatu yang indah Miss Potter, boleh aku melihatnya?” tanya Hannah yang tiba-tiba tertarik namun matanya membulat lebar saat melihat flat shoes itu

“Astaga ini pasti sangat mahal, lihat ini, bahkan ada ukiran namamu” Hermione yang nampak  terkoneksi dengan kalimat Hannah ikut meneliti flat shoes tersebut

Sebuah inisial H.L.P terukir dengan indah dibagian telapak flat shoes tersenut

“dia pasti sangat menyukaimu hingga membelikanmu sebuah sepatu yang hanya ada tiga pasang di dunia” Jika Hermione sedang minum, dia pasti tersedak karena kalimat dan kedipan mata dari Hannah.

“Hanya tiga pasang?” gadis blonde disampingnya hanya memutar matanya

“ini rancangan designer Liendo, pembuat sepatu terbaik dari Italia, dia adik dari pemilik Booralro, designer jas pria paling terkenal di Milan" Hermione mengerjapkan matanya tak percaya.

“Jadi aku sedang memegang masterpiece” Hannah mengangguk membenarkan

Hermione lalu memasang flat shoes itu kembali di kakinya dan beranjak keluar dari ruangannya membawa tas tangan Prada milik Pansy yang diberikan untuknya di hari ulang tahunnya.

Namun dia mendengar suara bising ketika melewati ruangan Pansy yang pintunya tertutup rapat.

TOK TOK


“Who?” tanya Pansy dari dalam

“Hermione”

“Masuklah”

“is everything okay Pansy?” tanya Hermione ketika dia membuka pintu kaca.

Pansy nampak mengenakan kacamata baca miliknya, tangan kanannya menggenggam ponselnya dan pandangannya terarah pada laptop didepannya

“Narcissa Malfoy menghilang, Draco baru saja menghubungiku” terlepas dari rasa sakit seakan tercubit saat mendengar bahwa Pansy baru saja bicara dengan Draco, Hermione ingat jika mereka sudah bersahabat sejak mereka masih kanak-kanak.

“Menghilang?” Pansy menatap Hermione

“Narcissa, dia seorang sosialita, pekerjaannya tidak lebih dari menghadiri perkumpulan sosialita lain, biasanya di akhir atau awal bulan, dia dan teman-temannya akan berpelesir keluar negeri, menghadiri fashion week, atau pagelaran lainnya tapi dia tidak pernah pergi lebih dari tiga hari, dan sekarang dia sudah menghilang selama 3 bulan”

Hermione meraih buku catatannya yang selalu dia bawa di tasnya dan mencari sesuatu

“Dia juga tidak mengunjungi butik selama beberapa bulan terakhir, bahkan pembelian dan keanggotaannya dihentikan sejak bulan kemarin” ucap Hermione membuat Pansy berdiri

“Siapa yang menghentikkan keanggotaannya?”

“asisten pribadinya, Miss Selena Davis”

“Hermione, bisa aku minta bantuanmu dan Harry untuk masalah ini?”

“tentu saja” Hermione meraih ponselnya dan menelpon Harry dan menyalakan pengeras suaranya agar Pansy bisa mendengar.

“hei Mione, ada apa?”

“Harry, kau ada dimana?”

“Aku ada di kantor, kenapa?”

“bisa kau cari tau seseorang bernama Selena Davis?” tanya Hermione sambil menggigit kukunya

“em baiklah, tunggu sebentar” suara keyboard yang mengetik berpacu dengan detik jam di ruangan Pansy.

“Hermione, ada masalah apa?”

“Aku akan menjelaskannya setibanya di London nanti Harry”

“Tapi kenapa kau mencari tau tentang Selena Davis?” Pansy menatap Hermione lurus

“Aku perlu alamatnya sekarang Harry, bisa kau beritau alamatnya saat ini?”

“Selena Davis sudah meninggal bulan lalu Hermione, tubuhnya ditemukan di sungai Thames dua hari setelah kematiannya” mata Pansy membulat lebar

“pengadilan akan menutup kasus ini minggu depan, tapi aku masih mempelajarinya, ada yang janggal tentang kasus ini”

“Apa kau pikir?” tanya Hermione pelan

“ya, aku pikir ini kasus pembunuhan yang ditutupi dengan bunuh diri. Semua bukti sempurna, surat wasiat dan tidak ada luka di fisik Miss Davis tapi riwayat panggilan ponselnya bersih, anehnya, seperti ponselnya baru saja diatur ulang oleh seseorang. Bersih, tanpa cela” jantung Hermione berdetak lebih cepat, dia merasa ada sesuatu yang besar akan terjadi

“Harry, apa kau pernah mendengar  nama Narcissa Malfoy?”

“Dia istri pebisnis Lucius Malfoy, ya aku pernah mendengarnya, ah tidak—empat bulan yang lalu seseorang mengajukan surat peringatan atas nama Narcissa Malfoy, tunggu sebentar” Pansy terduduk di kursi kulitnya, bahunya terasa lemas

“Ah ini dia, Narcissa Malfoy meminta kejaksaan untuk melindunginya dan agar suaminya tidak mendekatinya dalam radius dua kilometer, alasan karena kekerasan dalam rumah tangga namun dia menolak mengajukan kasus ini ke pengadilan atau melaporkan suaminya, dan beberapa hari kemudian, surat peringatan ini dicabut. Aku yang menangani kasus ini, tapi aku belum pernah bertemu langsung dengan Narcissa Malfoy”

“Siapa yang mengajukan surat peringatan itu Harry?” tanya Hermione

Hening.

“Harry?”

Tiba-tiba suara kertas yang bergesekan terdengar kencang di panggilan itu.

“Hermione apapun yang sedang kau cari, ini berbahaya. Orang yang mengajukan surat peringatan itu adalah Miss Selena Davis, kurasa semua ini saling berhubungan” refleks tangan Hermione menjauhkan ponselnya dari telinganya dan dia duduk di kursi seberang meja Pansy yang meminta ponselnya.

“Harry, ini aku Pansy. Aku butuh bantuanmu” ucap Pansy tegas

To Be Continued

maaf karena scene Dramione-nya cuman secuil itupun Flashback😅 semoga chapter depan bisa ada sedikit fluff..

From Seattle, with LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang