1!!

345 30 1
                                    

Bangun kesiangan.

Hal itu sudah menjadi kebiasaan bagi [Name].

Gadis bermarga Shiraishi itu tak pernah sekalipun bangun dibawah jam delapan semenjak SMA.

Menurutnya bangun kesiangan itu hal yang wajar, putri raja di buku yang ia sering baca saja sering bangun kesiangan. Apalagi dirinya yang seorang warga sipil biasa.

Yah, itu tak ada hubungannya sih.

Seperti sekarang ini, disaat dua puluh menit lagi bagi semua siswa di seluruh penjuru negeri melakukan pembelajaran, [Name] masih betah berlama-lama di alam mimpi.

Padahal biasanya dia bisa bangun lima belas menit lebih awal dari ini.

Syukurlah suara sang Ibu yang kebetulan belum berangkat bekerja membangunkannya.

"[NAME], BANGUN ANAK NAKAL!"

Bak bermimpi disambar Truck-kun, [Name] terbangun dengan wajah terkejut.

Alarm yang sangat bagus.

"Ha? Jam 08.40?!"

Dengan kecepatan cahaya [Name] segera mencuci muka, menyikat giginya, beganti pakaian dan merias diri.

[Name] tidak mandi, lagipula ini musim dingin. Dia tidak punya sesuatu seperti kekasih yang katanya 'siap menghangatkan dengan pelukan'.

Dia segera berlari, tangannya menyabet kotak bekal di atas meja.

"Aku berangkat!"

"Kot--" Ibu [Name] mengangguk, "oh sudah."

Bus terakhir berangkat lima menit lagi, tak ada waktu untuk sarapan.

[Name] berlari-lari kecil, tas serut untuk wadah kotak bekal ia gigit karena kesulitan saat memakai syal. Sayangnya ketika ia sampai di stasiun, bis terakhir sudah berangkat.

Bulan depan dia harus beli sepeda!

Dia menengok kanan dan kiri, mencari orang bersepeda yang mungkin ia kenal. Namun nihil, kecuali--

"A-aa"

--pemuda berambut puding dan-- berseragam sama dengannya tengah menunggu lampu merah. Tapi [Name] tak mengenalnya.

Pemuda itu kelihatan salah tingkah ketika [Name] terus-terusan melihatnya. Entahlah mungkin itu hanya perasaan [Name] saja.

Saat lampu penyebrangan berganti warna, pemuda itu kembali mengayuh sepedanya, dia menghampiri [Name].

"Shiraishi-san, mau tumpangan?"

Positif thinking saja, mungkin dia menawari [Name] karena kasihan.

"E-eh bolehkah?"

"Ya, aku senang bisa membonceng siswa terkenal sepertimu."

Ha~h

[Name] merasa ragu, dia akan merasa sangat bersalah jika dia dan si Puding ditilang. Beda cerita lagi jika itu bersama seseorang yang sudah ia kenal.

Melihat ekspresi [Name], si puding angkat bicara.

"Aku tahu jalan yang sepi, tak perlu khawatir."

Akhirnya [Name] setuju, dia naik di jok belakang, tangannya memegang pundak si Puding.

"Terima kasih, anuu..."

"Kozume Kenma."

"Terima kasih, Kozume-kun."

[Name] tak suka suasana canggung, mulailah dia berbasa-basi.

"Kozume-kun, kau mengenalku?"

Kenma sedikit terkekeh, "seluruh kelas 2 mengenalmu, Shiraishi-san."

'Aku juga sering melihat videomu loh, [StageName]'

"O-oh, begitu ya"

Nampaknya [Name] terbawa suasana, pipinya memerah. Nyatanya itu tak ada bedanya dengan Kenma.

Sepuluh menit kemudian mereka berdua akhirnya sampai di sekolah.

[Name] menunggu Kenma memarkirkan sepedanya, kemudian mereka berjalan ke dalam.

Loker mereka berada di barisan yang sama, jalan ke kelas mereka juga sama. Jadi [Name] sempat berharap mereka satu kelas meski dia tak ingat memiliki teman dengan nama Kozume.

Dan ternyata--

"Eeeee kelas kita sama?!"

"Shiraishi-san tak menyadarinya?"

Jjdiskwjajiiw, mulai saat ini [Name] berjanji akan menghafal semua siswa di sekolahan.

Dia merasa tak enak pada Kenma jika seperti ini, juga takut jika Kenma menganggap dirinya sombong atau apa.

Entahlah.

"Ah maaf, a-aku lupa."

Bohong.

"Ternyata yang diceritakan Kuroo benar ya?" Kenma terkekeh lagi.

Tak tahu kenapa [Name] sangat menyukai suara Kenma, dasar remaja. Tapi ada satu kejanggalan.

"EH KAU KENAL TETSU?!"

Couple : Tahan Dulu 『Kozume Kenma』HIATUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang