Bab 15

522 61 52
                                    

Setelah insiden kemarin Mingi menjadi takut jika harus berkeliaran disekolah hanya berdua saja. Bahkan menolak saat diminta mengambilkan bola basket didalam gudang.

Pagi ini kelas Mingi and the gengs mendapat pelajaran olahraga dengan tema bola basket. Bodohnya, lelaki Song itu tetap menolak keras perintah guru yang mengajar. Posisi mereka sang guru duduk didepan para murid yang duduk juga tapi dalam bentuk absurd karena baru menyelesaikan pemanasan.

"Mingi! ambilin ssaem bola basketnya cepettt"

"Gak ssaem. Saya takut, ngerti gak seh. Nanti kalo saya kenapa-kenapa mau tanggung jawab?"

"Astaga, kamu anak siapa sih hah"

Park Chanyeol, si guru olahraga hanya bisa geleng kepala mendapat murid seperti Mingi. Untung hanya satu.

"Anak eomma appa, suruh Hongjoong aja lah ssaem. Masa harus saya, ssaem suka kan sama saya?! Ngaku!"

Plak!

Mingi meringis sembari mengaduh karena Seonghwa yang tiba-tiba menampar leher belakangnya. Ditatap Sahabat-sahabat yang lain ternyata tengah memasang wajah kesal kecuali San. Lelaki Choi itu malah mengangkat dua jari jempolnya untuk Mingi, dibalas senyuman lebar dan sebuah acungan jari jempol dari empu nya juga.

"Heh! Malu-maluin banget lo." Bisik Seonghwa masih menatap Mingi yang tidak pernah waras sekalipun. Astaga ingin rasanya Seonghwa menukar tambah sahabat dengan siapapun yang penting waras.

"Kan gue takutttt Hwa!" Bukannya berbisik Mingi malah bicara dengan keras agar semua orang mendengar fakta bahwa dia adalah penakut. Dan juga untuk membuat guruntidak menyuruhnya masuk ke ruangan yang gelap seperti Gudang.

Tidak terlalu gelap juga, hanya lampu kecil berwarna kuning yang menerangi ruangan tersebut.

"Udah-udah. Jongho, tolong ambilin ya nak ini kunci nya"

Perintah akhirnya berpindah ke Jongho yang dengan mudah diangguki oleh sang empu. Kenapa tidak dari saja sih kan tidak perlu berdebat dengan si lelaki Song itu. Chanyeol menghela nafasnya mencoba untuk sabar agar tidak cepat menua nanti.

"Jong, hati-hati ya"

Mingi tersenyum jahil saat Jongho sudah bangun dari duduknya menaik turunkan kedua alis masih menatap Jongho seolah menakuti Jongho.

"Penakut aja belagu lo Monyed! Bye!"

"Bodo wleee!"

Mingi  menjulurkan lidahnya untuk Jongho juga dibalas hal yang sama, sampai tubuh Jongho berbalik lalu berjalan keluar lapangan basket. Ke gudang tidak terlalu masalah untuknya, toh hanya mengambil bola lalu kembali.

Senandung kecil Jongho lantunkan agar tidak merasa kesepian, kebiasaan mereka untuk mencoba bernyanyi jika sedang sendiri agar tidak mendengar suara aneh apapun. Begitu kata mereka.

Tidak butuh waktu lama kini Jongho sudah sampai digudang sekolah. Memasukkan kuncinya sebelum membuka pintu tersebut, melangkah kedalam yang tertutup itu.

Tak!

Lampu menyala untuk menerang setmenerangi beberapa sudut. Lihatkan tidak terlalu terang, Jongho memastikan pintu tidak tertutup sendiri dengan meletakkan kursi yang ada disana.

"Ini bola nya dimana anjir"

Jongho mencari bola tersebut dengan cukup susah, banyak kardus dan juga kursi tertumpuk disana. Jongho sibuk memeriksa satu persatu kardus, membuka lalu menutupnya kembali masih belum menemukan bola basket itu.

Hingga dari ekor matanya Jongho menatap sosok hitam yang melintas seperti bersembunyi dibalik lemari yang ada disana. Jongho berusaha tidak peduli, tetap memfokuskan pandangannya pada apa yang dia cari.

About School - Ateez (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang