BAB 8

524 72 4
                                    

Jam sudah menunjukkan pukul 3 pagi, menurut Yunho jam dimana 'mereka'berkeliaran. Untung San bukanlah orang yang mudah takut jadi saat diberitahu soal dunia gaib ia hanya merespond seperti biasa.

Kedua adam dengan kamera dan lilin seperti biasa disalah satu tangan mereka berjalan masuk ke lapangan basket yang cukup luas. Lilin yang Yunho bawa tak cukup untuk melihat keadaan sekarang hanya bisa melihat jalan didepan mereka. San sibuk merekam dari ujung ke ujung lapangan, kamera yang digunakan memiliki cahaya khusus untuk digelepan.

(kamera yang biasa dipake kalo mau uji nyali gitu katanya bisa nangkep huntu, rekaman kameranya warna ijo. Pokoknya bisalah ya kerekam meskipun gelap)

"Aman Yun?" tanya San

"Aman San, keliling yuk!" ajak Yunho

San berdeham lalu mengikuti Yunho yang berjalan kekanan, menuju sudut lapangan basket. Hembusan angin yang menerpa kulit mereka menambah kesan horor tentunya, ditambah kesunyian yang melanda. Bisa bayangkan betapa seram nya berada ditempat itu.

"Coba rekam ke atas San" ucap Yunho

San menurut, merekam diatasnya mengarahkan kamera kekanan dan kekiri.

"Aduhh!"

"Kenapa Yun?" tanya San

Yunho meringis, lututnya terbentur pada paku yang berada dikursi kayu yang panjang khusus untuk penonton. Cukup keras hingga lututnya mengeluarkan darah diantara goresan luka Yunho.

"T-tadi ada yang dorong kaki gue San" jawab Yunho

San meletakkan kamera nya di kursi kayu, mengeluarkan sebuah tisu kotak kecil dari saku celananya.

"Duduk Yun"

Yunho hanya menuruti ucapan San, duduk dikursi menerangi lututnya yang terluka membiarkan San berjongkok didepannya membersihkan darah pada luka dilutut Yunho. Lelaki tampan itu sangat berhati-hati saat menekan luka Yunho, takut jika membuat uke Jeong meringis kesakitan.

"Lo bawa perban gak?" tanya San mendongak

Yunho menganggukkan kepalanya lalu memeriksa saku piyama nya, ia selalu membawa perban jika disekolah dan juga penutup luka. Secara dia ada di seksi kesehatan jika ada yang terluka bisa ditangani ditempat kejadian tanpa membawanya ke UKS jika hanya luka sedikit seperti nya saat ini.

"Kalo sakit bilang ya" ucap San masih menatap Yunho

Yang ditatap menganggukkan kepalanya sebagai jawaban. San kembali bergelut dengan luka Yunho, membaluti lutut uke Jeong dengan perban setelah itu memastikan agar perbannya tak lepas barulah ia berdiri dari jongkoknya.

"Udah Yun, bisa jalan?" tanya San kali ini

"Iya San, bisa kok tapi pelan. Gapapa kan?" Yunho balik bertanya

"Iya Yun, gapapa kok. Mau lanjut sekarang?"

"Iyaaa, yuk"

"AAAAAAAAAAAAAAAAAAAA!"

Greb.

Yunho refleks memegangi tangan San saat mendengar teriakan histeris entah dari mana. San dengan sigap merekam ke segala arah, meskipun ia tak melihat setidaknya kamera yang ia bawa pasti bisa menemukan kejanggalan.

"T-tadi suara kayak d-disiksa gak sih?" tanya Yunho

"Kayaknya, mungkin aja disini ada penyiksaan gitu" jawab San masih sibuk merekam

"Jalan aja dah ayuuk San biar cepet" ucap Yunho bangun dari duduknya

Berjalan dengan kaki pincang sebelah menuju ke sudut lainnya.

Dugdugdugdugdug

"Eh? kek ada yang main basket ya gak?"Bisik Yunho yang berada disamping San

"hem. Gue rekam dulu"

Dugdugdugdug. Dug.

"Ada yang masukin bola ke ring" bisik Yunho lagi

San mengarahkan kamera ke ring pertama yang berada disebelah kirinya yang didekat pintu masuk lalu ke sebalah kanan yang berada dekat dengan mereka saat ini.

"Yuk lanjut Yun, hawa nya dah kagak enak" ajak San menarik tangan Yunho

Suasana semakin menyeramkan saat terdengar suara isakan yang tak terlalu keras, seperti biasa angin berhembusan selalu membuat bulu meremang, bayangan-bayangan yang sesekali mereka rasakan disekitar.

Dugdugdug

"San! Bola!" tunjuk Yunho mengarahkan lilin kedepannya

Bola basket menggelinding menuju kearah mereka. San dan Yunho saling menatap, kedua tangan mereka yang menyatu semakin dieratkan. Sungguh! Ini menakutkan.

"Yun, naik ke punggung gue" bisik San

"Ngapainnnn?!"

"Udah naik cepet Yun"

Mau tak mau Yunho naik ke punggung San, memastikan lilinnya tak mengenai wajah tampan San. Memeluk bahu lelaki yang menggendongnya agar tak jatuh.

"Siap?" bisik San lagi

"Iyaaaa"

TapTapTap

San berlari darisana dengan menggendong Yunho, ini rencana nya sendiri sih. Karna jika hanya menarik Yunho tak akan berhasil, ingat kan lutut uke Jeong itu tengah terluka sudah pasti susah dibawa lari.

Yunho yang berada digendongan San dengan sedikit takut menoleh ke belakang. Beberapa detik menyembunyikan wajahnya dibahu San ketika tak sengaja menatap sosok besar berwarna hitam disudut lapangan basket dimana bola itu berada.

Jika kalian berpikir Uke Jeong Yunho adalah anak indigo ya jawabannya benar. Itu adalah salah satu alasan kenapa Mingi menjauhinya, Mingi terlalu takut berada didekat Yunho karena selalu menunjuk 'mereka' sembarangan. Yunho yang mengetahui itu berhenti membeberkan keberadaan 'mereka'yang ia lihat agar tak membuat siapapun yang didekatnya takut. Yunho yang malang.

San masih tetap berlari sembari menggendong Yunho bahkan hingga ke dalam tenda. Membuat yang lain menatap kedua nya heran.

"Yunho kenapa lagi?" tanya Hongjoong

"Hahh..hah.. sabar" jawab San sibuk mengatur nafasnya

Yunho mendongakkan kepalanya, turun perlahan lalu duduk dikasur lipat miliknya.

"Kaki lo kenapa?" tanya Jongho

"Tadi gue kayak didorong gitu, terus kena kursi kayu kegores gitu " jawab Yunho

"Ngapain kalian lari?" tanya Wooyoung kali ini

"Ngapain lo baru nanya gue? yang lain juga gitu " jawab San sewot

Memang benar semua pasangan yang kembali ke tenda pasti berakhir digendong dan berlari. Tapi kan Wooyoung baru kepikiran sekarang, hanya San saja yang selalu sewot kepadanya.

"Gue gak nanyak lo!" ketus Wooyoung

"Nyenyenye, Udah nih kameranya, lilinnya mati gegara kena angin untung gue masih hapal jalan buat kesini" ucap San

Jongho menerima kamera dan lilin yang diberikan San, menyalakan kamera nya lagi dan mulai merekam.

"Sini Jong, lilinya" ucap Wooyoung meraih lilin itu lalu dinyalakan.

"Hati-hati lo bedua, kalo udah ngerasa gak enak langsung balik" ucap Seonghwa

Dia benar-benar khawatir jika ada sesuatu yang terjadi lagi, cukup dia yang kesurupan yang lain jangan.

"Okeh, kita berangkat ya gaeseu!" seru Wooyoung

"Goodluck"

°Д°
















































Suka banget sama San yang soft hehehe

About School - Ateez (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang