𝙅𝙪𝙨𝙩 𝙁𝙧𝙞𝙚𝙣𝙙

Dua🌷

Pagi yang cerah ini disambut ceria oleh gadis berambut cokelat yang sedang duduk di teras rumah. Sudah satu bulan lamanya ia berada di kota ini, ia rela meninggalkan semua kenangan di Surabaya dan memilih menetap di Jakarta untuk melupakan kenangan buruk tentang orang tuanya.

"Non..." Panggil perempuan setengah baya yang sejak satu bulan ini menemaninya di rumah.

"Iya bik ada apa?"

"Den Dimas mau pulang katanya"

"Hari ini?" Bik Ruk mengangguk, sedangkan Zea menghembuskan nafasnya kasar.

Bik Ruk tau tentang permasalahan keluarga majikannya, ia tidak ingin ikut campur tapi dia prihatin dengan keadaan Zea. Gadis remaja yang sering melamun sejak awal tinggal di rumah itu.

"Non Zea gak papa?" Zea segera menggeleng untuk meyakinkan bik Ruk. "Udah gak papa. Nanti bibik suruh den Dimas jemput Non Zea"

"Makasih ya bik" suara Zea sedikit bergetar. Ia memeluk bik Ruk sambil sesekali menarik nafas.

Bagaikan mimpi......

🌱🌱🌱

Suara bel pulang sekolah memekakkan telinga. Dengan tergesa gadis itu memasukkan semua alat tulisnya.

Zea terbilang gadis yang sulit bergaul. Maka dari itu sampai saat ini ia belum memiliki teman dikalas ataupun diluar kelas.

Karna Zea tidak memiliki teman, hal itu yang membuatnya selalu sendiri. Seperti saat ini ia sedang berjalan sendirian melewati koridor sekolah.

Ia berjalan menunduk sambil memegang beberapa buku ditangannya. Sampai tiba-tiba ada benda keras mengenai kepalanya.

"Aww!!!" Erangnya sambil memegangi kepala.

"Anjir kena orang" suara yang masih jelas didengar oleh Zea.

"Haikal, gue bilang apa tadi. Beneran kena orang'kan"

Zea masih memegangi kepalanya. Ia melihat buku-buku yang ia bawa tadi berantakan. Ia berniat mengambilnya, namun gerakannya terhenti saat tangannya dicekal oleh seseorang.

"Sorry ya. Gue beneran gak sengaja" laki-laki itu membantu Zea membereskan buku yang jatuh. "Gue anterin ke UKS ya"

Zea segera menggeleng dan mendongakkan kepalanya. "Gak perlu, aku gak papa"

Laki-laki bernama Haikal itu terdiam sambil menyipitkan matanya. "Gue gak pernah ngeliat lo sebelumnya"

"Aku anak baru" sambung Zea lalu mengambil buku yang ada ditangan Haikal. "Makasih udah mau bantuin"

Setelah itu Zea menjauh dari dua laki-laki tadi. Sebelum ia sampai diloby sekolah tadi ada satu laki-laki yang melihatnya keheranan, mungkin karna Zea berjalan terburu-buru sambil menunduk.

🌱🌱🌱

"Gue beneran gak sengaja Vin. Gak mungkinlah gue modus, apa lagi nyakitin cewek"

"Yakan biasanya lo suka iseng"

"Emang ada apa sih" tanya Farrel yang mulai penasaran.

"Tadi gue gak sengaja ngelempar bola terus kena kapala cewek"

"Terus dia gimana?"

"Dia gak papa. Tapi..." Haikal menggantungkan ucapannya sambil memegang dada.

"Tapi?" Tanya Kevin dan Farrel bersamaan.

"Jantung gue yang kenapa-kenapa" jelas Haikal penuh penghayatan.

"Dihh, jijik banget gue dengernya" kesal Kevin sambil melempar Haikal dengan sedotan.

"Mungkin sehari lo bisa suka sama cewek lebih dari lima"

"Sok tau lo Rel"

"Emang gitu adanya"

"Yang ini beda"

"Udahlah Kal, males banget gue dengerin celotehan lo. Mending buruan abisin tu makanan"

"Iya iya Vin, galak banget sih"

Kevin yang mendengar itu hanya bergidik ngeri sambil menjauh dari tempat duduk Haikal.

"Kayaknya gue gak bisa pulang bareng kalian deh" ucap Farrel tiba-tiba.

"Emang kenapa?" Tanya Kevin.

"Nyokap minta anter belanja"

"Ck, susah bener anak mami" ejek Haikal sambil mengunyah makanan.

"Dari pada lo gak punya mama" balas Farrel tak kalah pedas.

"Iya deh gue ngalah"

Kevin yang mendengar percakapan mereka hanya menggeleng sambil tertawa. Sudah tidak heran melihat mereka yang sering ejek mengejek satu sama lain. Karna pertemanan mereka yang sudah lama membuat masing-masing dari mereka tidak diambil hati.

Setelah meninggalkan kedua temannya, Farrel berjalan menuju parkiran. Namun langkahnya terhenti saat melihat benda kecil tergeletak didepan ruang SIM.

"Apani" tanya Farrel pada diri sendiri.

Karna dia buru-buru jadi benda tadi dimasukkannya kedalam kantong lalu kembali melanjutkan tujuannya tadi.

🌱🌱🌱

Jangan lupa vote and coment.