"liatin apa bang" suara perempuan itu mengalihkan perhatian Farrel.
"Diary bun" jawab Farrel.
"Kamu punya diary?" Farrel segera menggeleng. "Terus punya siapa?"
"Gak tau. Kemaren aku dapet di koridor sekolah"
"Emang gak ada namanya"
Mendengar itu Farrel segera meneliti buku kecil yang ia pegang. "Zea Fadellia. SMK 1 Semarang"
"Loh kok Semarang" saut sang bunda. "Tapi bisa jadi anak pindahan bang"
"Iya juga"
"Ya udah besok dibalikin aja sama yang punya" saran sang bunda seraya duduk di ayunan bersama anaknya.
Farrel mengangguk-angguk tanda setuju dengan saran bundanya.
"Rara dimana ma" ucap Farrel menanyakan sang adik.
"Baru aja tidur" baru saja Hana mengatupkan bibirnya, Farrel sudah berlari kedalam kamar. Sudah bisa ditebak laki-laki itu akan pergi kemana. "Farrel!! Adeknya baru tidur jangan di ganggu dong"
Farrel tidak memperdulikan suara sang mama, ia berlari masuk kedalam rumah untuk mengganggu adiknya yang sedang tidur.
🌱🌱🌱
Farrel datang lebih pagi dari biasanya. Niatnya hari ini akan mencari perempuan yang namanya ada di diary itu.
Dan benar saja perempuan yang bernama Zea itu murid baru di sekolahnya. Saat diingatnya kembali ternyata Zea dulunya sekolah di smk1 Semarang.
"Semarang, Zea" alibi Farrel sambil terus mengingat sesuatu. "Apa jangan-jangan Zea yang punya diary ini..." Farrel menggantungkan ucapannya.
"Hallo No, cewek yang itu siapa namanya"
"Itu siapa"
"Yang baru pindah ke sekolah gue"
"Zea"
"Apa!"
"Zea, Emang kenapa. Lo udah ketemu sama dia?"
"Belom sih, tapi gue nemu diarynya dia"
"Coba lo buka"
"Gak ah, gak baik buka privasi orang"
"Siapa tau ada catatan tentang gue"
"Kagak ada. Catatan apaan, utang?"
"Ck, payah banget lo"
"Bodo amat. Udah ya, gue mau cari yang namanya Zea"
Setelan menelpon Jeno, Farrel berniat mencari kelas Zea. Namun sayangnya bel masuk sudah berbunyi sangat nyaring.
10:15 AM
Bel berbunyi menandakan jam istirahat dimulai. Kali ini Farrel buru-buru pergi mencari kelas BDP. Sebab di dalam diary itu tertulis jurusan BDP, mustahil jika perempuan itu berpindah jurusan.
Hampir lima menit Farrel bertanya pada beberapa teman-teman seangkatannya, sampai akhirnya ada satu temannya yang tau siapa itu Zea.
"Sa, lo gak salah orang'kan"
"Ya gaklah Rel. Dia itu pindahan dari Semarang terus masuk ke kelas gue"
"Awas aja kalo salah orang"
"Ngeyel banget sih" cibir Nesa setelah Farrel pergi meninggalkannya.
🌱🌱🌱
Saat ini Farrel sudah berada di kelas Zea, namun ia sama sekali tidak tau bagaimana wajah Zea, sampai tiba-tiba Nesa kembali dari arah pintu.
"Lo udah ketemu sama Zea?" Tanya perempuan itu tiba-tiba.
"Belom, gue gak tau orangnya yang mana"
Nesa menggeleng sambil terkekeh lalu menunjuk perempuan yang sedang mendengarkan musik dengan headset ditelinganya.
"Itu yang lagi nunduk" tunjuk Nesa lalu perempuan itu kembali duduk ditempatnya.
"Zea" panggil Farrel tepat disebelah Zea.
Perempuan itu terlonjak kaget. "Astaga! Siapa ya?"
"Eh sorry ngagetin. Nama l- eh kamu Zea bukan?"
Hampir saja dia lupa jika Zea bukan asli Jakarta, pasti Zea tidak terbiasa mendengar itu. Bukan kata Farrel, melainkan Jeno yang selalu mewanti-wanti temannya.
"Iya aku Zea. Ada perlu apa?"
"Hm, aku mau ngembaliin ini. Punya kamu bukan?"
"Ah iya ini punya aku, makasih ya udah dibalikin"
Farrel tersenyum tipis. Ternyata Zea perempuan yang manis, wajar saja Jeno terobsesi sampai saat ini.
"Hm kamu gak makan?" Tanya Farrel sedikit canggung.
Zea menggeleng. "Mau makan bareng aku?"
Zea tampak berfikir sejenak lalu menganggukkan kepalanya. Mungkin saja ia bisa berteman dengan laki-laki didepannya, tidak berharap lebih, hanya saja ia ingin memiliki satu teman disekolah ini.
🌱🌱🌱
K
antin sekolah sangat ramai, namun Farrel tidak kesulitan untuk mencari tempat karna ia memiliki tempat khusus bersama beberapa temannya.
"Kamu mau pesen apa?" Tanya Farrel.
"Bakso aja" jawab Zea seraya duduk.
Farrel sudah mulai menjauh dari tempat duduk itu, namun tiba-tiba terdengar tawa menggelegar dari arah depan.
"Loh kok ada yang nempatin" suara seseorang yang tidak asing bagi Zea.
"Hai..." Ucap Zea saat melihat dua laki-laki didepannya.
"Hai" jawab laki-laki itu sambil melambaikan tangan.
"Eh bukan, maksud aku nama kamu Hai?"
"Haikal. Gue pikir mau nyapa" Haikal mulai duduk dikursi tepat didepan Zea. "Lo kesini sama siapa?"
"Sama dia" jawab Zea sambil menunjuk laki-laki yang membawa nampan berisi dua makanan dan dua minuman.
"Waduh-waduh, jadi ceritanya lagi pdkt" sindir Kevin yang melihat Farrel.
"Cewek diambilin, giliran kita aja gak pernah tuh" saut Haikal yang juga ikut menyindir Farrel.
"Yakan biasanya lo pada ambil sendiri" Jawa Farrel dengan santai. "Udah jangan ngambek. Lo pada pesen aja ntar gue yang bayar"
Seketika dua laki-laki itu tersenyum lebar dan segera memesan makanan sebelum jam masuk di mulai. Sedangkan Zea dan Farrel mengunyah makanan dengan kecanggungan diantara mereka berdua.
🌱🌱🌱
Jangan lupa vote and coment
KAMU SEDANG MEMBACA
𝙅𝙪𝙨𝙩 𝙁𝙧𝙞𝙚𝙣𝙙
Fanfiction[FOLLOW SEBELUM MEMBACA!] [JANGAN LUPA VOTE UNTUK MENGHARGAI PENULIS] [DAN JANGAN LUPA COMENT BIAR AKU MAKIN SEMANGAT] ft.. NaJaemin -------------------------------------------------------------- ♥️♥️♥️♥️ ...