***
*Justin Bieber POV*
"Anna," aku menangis. Aku benar-benar menangis melihat tubuhnya berlumuran dengan darah. Kuelus kepalanya dengan lembut. Astaga, kumohon Tuhan, jangan ambil Gadis Kecil Mata Biru-ku ini. Aku benar-benar mencintainya sejak aku pertama kali bertemu dengannya. Tatapannya yang polos, tersenyum manis padaku. Rambutnya yang pendek dan ikal terlihat begitu menggemaskan. Ia sangat cantik dan manis saat ia berumur 2 tahun. Aku benar-benar memujanya saat itu. Dan sekarang, dengan mudahnya aku bisa mendapatkannya.
Tapi apa yang telah kulakukan padanya? Aku memukulnya. Astaga, Tuhan, ampunilah segala dosaku terhadapnya. Aku tahu, aku manusia hina yang tidak dapat menemukan cinta. Tapi dengan dia. Dengan tatapan matanya yang lembut benar-benar membuatku jatuh cinta berkali-kali padanya.
Hatiku pedih saat ia selalu menolakku. Aku merasa sangat bersalah padanya. Dengan segala perkataanku padanya. Itu semua karena aku tidak tahu ia siapa. Saat ia menolakku, hatiku hancur berkeping-keping. Saat ia menyebut kata Tidak, itu seperti ribuan jarum yang menusuk hatiku. Dan sekarang aku memangku kepalanya yang berlumuran darah. Aku dapat merasakan tulang punggungnya yang patah. Mobil sialan itu! Aku akan mencari siapa pun itu pelakunya. Aku ingin membunuhnya.
"Anna, kumohon tetap sadar," aku memegang pipinya dengan lembut. Darahnya. Darah istriku terus mengalir. Tuhan, ampunilah aku. Aku tidak ingin ia pergi dari kehidupanku secepat ini. Aku mencintainya. Dengan segala kekurangannya. Kepolosannya.
"Max, tidak bisa kah kau membawa mobil sialan ini lebih cepat? Jika ia meninggal karena terlambat diselamatkan, kau akan kubunuh! Aku tidak pernah bercanda dengan itu Max," aku berujar, membentak Max yang menyetir bagaikan siput. Sial! Mengapa rasanya lama sekali untuk sampai ke rumah sakit? Kumohon, Anna. Bertahanlah, sia-sia jika cinta ini tak dapat kau terima.***
Aku menunggu dengan penuh rasa kekhawatiran yang luar biasa. Aku tidak pernah khawatir berlebihan seperti ini. Ini benar-benar menyakitkan. Tubuhku rasanya disulut oleh api. Menunggu, menunggu, menunggu. Rasanya lama sekali menunggu Anna di dalam ruang operasi. Segalanya akan kulakukan agar ia tetap bertahan hidup. Aku ingin membagi dan menyalurkan cinta ini untuknya. Hanya untuknya. Tapi ia telah membenciku. Anna telah membenciku dan itu sangat menyakitkan. Kenyataannya bahwa Anna memang layak membenciku. Aku patut dibenci olehnya.
Dengan segala yang telah kuperbuat padanya. Memintanya untuk menjadi submissive-ku. Tapi tidak sekarang. Aku telah membakar surat perjanjian sialan itu. Dan aku juga telah meminta ibuku untuk menghapus perjanjiannya dengan orang tua Anna. Anna tidak menggantikan uang. Anna bukan bayaran dari apa pun. Ia hanya datang untukku. Kami memang ditakdirkan bersama. Itu seharusnya aku tahu dari awal. Ini benar-benar salah.
Melihatnya menangis benar-benar membuat hatiku keluar dari dalam tubuh dan kemudian ia menginjak-injaknya. Apa ini yang ia rasakan saat aku menolaknya? Saat aku melarangnya untuk tidak mencintaiku. Jika ya, rasanya memang benar-benar menyakitkan.
Kumohon, biarkan Anna tetap hidup. Kumohon Tuhan. Hanya itu yang bisa kulakukan. Membisikan kata doa untuk istriku yang bertaruh nyawa di sana. Merasakan kesakitan yang pastinya sangat luar biasa sakit. Ia tertabrak oleh mobil hingga ia terpental jatuh beberapa meter dariku. Tulang punggungnya, aku bisa merasakan itu. Tulang punggungnya patah saat aku menggendongnya. Darahnya terus bercucuran dan wajahnya terus memutih karena kekurangan darah.
Mendengar cerita dari orang tuaku tadi pagi benar-benar membuka mataku lebar-lebar. Saat mereka menyebutkan nama Anna, hatiku patah. Mengingat apa yang telah kulakukan padanya. Oh, Tuhan. Aku tidak akan pernah berhenti membicarakan apa yang telah kulakukan pada Anna. Karena itu telah menyakiti hati istriku. Wanita yang kucintai. Mata Biru yang sangat kucintai. Mata birunya benar-benar membuatku jatuh hati berkali-kali padanya. Aku berharap, ia menghirup nafas kembali, ia akan mempercayai semua perkataanku. Aku benar-benar mencintainya.
Aku akan mencari orang tuanya. Kalau mereka masih hidup. Aku akan mencari Johnson Bannet dan akan memberinya balasan yang setimpal setelah ia memperkosa Anna Muda-ku.
"Justin!" seru seorang wanita baya. Aku mendongak dan mendapati ibuku dengan wajah yang benar-benar khawatir. Aku berdiri dari tempat dudukku dan langsung memeluknya. Aku mencintainya, ibu. Aku sangat mencintainya. Aku akan melakukan apa pun agar ia tetap hidup di dunia ini. Setelah ia melewati kehidupan yang benar-benar suram, aku ingin menjadi matahari baginya. Pencerah kehidupannya. Kupeluk ibuku dengan sangat erat.
"Aku sungguh mencintainya, ibu," ujarku, menangis di bahunya. Ibuku menangis, memecah.
"Ibu tahu, sayang. Ibu tahu. Anna wanita yang kuat. Ia tidak mungkin bersamamu jika ia bukan wanita yang kuat setelah ia melewati tahun-tahun penuh dengan tantangan," ujar ibuku mengelus punggungku dengan halus. Aku hanya menangis tanpa bersuara dan terus menerus membisikan doa agar Anna, cintaku, istriku tetap hidup.
KAMU SEDANG MEMBACA
DOMINAN SUBMISSIVE | Herren Jerk
RandomAnna Victoria Whitford terpaksa harus menandatangani perjanjian itu. Meski sebenarnya ia tidak mengerti apa yang sedang terjadi, ia tetap harus menandatangani perjanjian dari seorang wanita baya yang memberikannya perjanjian itu. Ketika ia menandata...