menceritakan tentang seorang ceo tampan dan berwibawa yang masih menduduki usia 25 tahun. Membangun sendiri kantornya tanpa bantuan siapa pun.
"Jungkook aku masih sangat mencintaimu" Jung eunha
" aku tidak sudi mencintai wanita seperti mu"jeon jung...
Dan menemukan seorang wanita dibelakang halaman kantor. Yang berdiri tak jauh dari dirinya langsung saja Ia memanggil wanita itu.
" Bibi? maaf membuatmu menunggu ?." Ujar Chaeyoung dengan ngos-ngosan. Dan Bibi itupun membalikan badannya.
" Tidak papa Chaeyoung-ah?." Balas Bibi itu dengan tersenyum.
"Bibi kenapa kau datang² tiba² dikorea? Apa ada masalah?. " Ujar Chaeyoung karena tadi pada saat Ia sudah memberikan makanan untuk Jungkook tiba² .....
Bibinya ini. Mengirim sms. Kalau dia sudah Ada dikorea.
Dan pas juga Ada dikantor Jungkook. Karena Chaeyoung yang mengirim alamat kantor itu.
"Bibi harus mengatakannya bagaimana yah?." Ujar Bibi itu terlihat sedih.
"Bibi? Ucapkan saja? Apa yang sedang terjadi dengan ayah ku" Ujar Chaeyoung. Keringatnya sudah membasahi dahinya. Sudah berlari sekuat tenaga. Dan sekarang Ia gugup. Karena bibinya belum menjawab perkataannya .
"Bibi? Ku mohon apa yang terjadi?. " Lanjut Chaeyoung lagi. Ia sekarang menggoyang-nggoyangkan lengan bibinya itu dengan pelan.
"Ayahmu? Sedang keadaan kritis dirumah sakit Chae? Dan kami tidak ada biaya untuk mengoperasi ayahmu? Uang kami sudah dirampas oleh dept collector? Karena Ayahmu masih banyak hutang pada nya Chaeng? Hiks? Kami harus bagaimana sekarang ? Kami tidak papa kalau uang kami diambil? Hanya saja pengobatan Ayahmu hiks? Sebenarnya kami tidak akan memberitahumu ? Karena mungkin kau sedang sibuk bekerja? Tapi kami harus bagaimana lagi Chaeng-ah hiks? Maafkan Bibi Dan paman? Kalau kami tidak bisa menjaga Ayahmu dengan baik hiks? . "Bibi itu jatuh kepelukan Chaeyoung. Chaeyoung hanya membalas dengan tangisan pilu.
Apa yang sedang terjadi padaku? Kenapa kau memberi cobaan yang berat begini tuhan padaku? Apa salahku hiks hiks??? Pikir Chaeyoung
" La-hiks? Lalu bagaimana keadaan Ayah?." Ujar Chaeyoung dia menuntun bibinya itu untuk duduk disalah satu kursi panjang.
" Dokter masih menunggu jawaban apakah ayahmu akan di langsungkan operasi atau tidak?." Jawab Bibi itu dengan sedih.
"Bibi tiffany? Maafin Chaeyoung yah?." Ujar Chaeyoung dengan tulus.
"Tidak papa? Jangan terlalu dipikirkan? Lalu bagaimana sekarang?. " Sahut Tiffany
"Bibi setujui Saja dulu? Nanti Chaeyoung akan usahakan agar Uangnya cepat didapat?. " Jawab Chaeyoung. Berusaha memenangkan bibinya Dan dirinya sendiri.
"Baiklah? Segera kabari bibiyah? Kalau gitu Bibi akan pergi dulu?. " Ujar Tiffany Dan berdiri diikuti Chaeyoung.
"Apa Bibi tidak menginap dulu? Belum satu jam Bibi Ada disini? Istirahatlah diapartment ku? Kalau kerja Aku akan pulang malam? Dan nanti Aku usahakan juga untuk Izin dulu kalau Aku akan pergi bersama Bibi diAustralia?. " Ujar Chaeyoung.
"Iyah baiklah? Bibi akan tetap disini? Sampai menunggumu? Kalau Disana Ada pamanmu yang mengurus Ayahmu sebentar sebelum kita pergi bersama-sama diAustralia?. " Ujar Tiffany tersenyum.
"Hmm iyah bi? Aku menaruh kunci apartment ku dekat pintu? Ada disana? Bibi sudah taukan alamat Apartment ku?. "Sahut chaeyoung Tersenyum
" Tentu? Kalau gitu Bibi pergi dulu yah?." Ujar Tiffany memeluk Chaeyoung sebentar sebelum pergi.
Chaeyoung menatap sendu punggung bibinya yang mulai menjauh. Ia harus bagaimana sekarang. Apa Ia harus mencari uang tambahan lagi?
Ia belum sampai seminggu bekerja. Baru 2 hari. Belum lagi hutang nya kepadanya Jungkook belum selesai. Dan sekarang Ia harus mencari uang tambahan lagi. Untuk mengobati Ayahnya yang akan dioperasi.
Memang bangkutnya Ayahnya membuatnya Ia sakit keras. Sampai² membuat ibunya meninggal. Karena gara² bangkrut itu
Dan belum lagi urusan nya dengan Eunha.
••• Kangen nggak?
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
