Bumi Kertanegara dan Peri Maheswari

185 16 4
                                    

-BUMI-

"Sikap dinginmu menarik seluruh perhatianku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Sikap dinginmu menarik seluruh perhatianku."

-Bumi Kertanegara

1. Bumi kertanegara dan peri maheswari

"LO UDAH KETERLALUAN YA, KA! APA LO NGGAK PERNAH MIKIR, GIMANA MENTAL GUE TERUS-TERUSAN LO KEKANG?!" Teriak Peri kepada Adikara.

"SELAMA INI GUE UDAH SABAR BANGET NGADEPIN SEGALA SIFAT PROTEKTIF LO, KA!" Kemarahan Peri masih mendidih, ia tidak bisa mentolerir sifat kekanakan Dika yang selama ini tidak pernah tidak ia turuti.

Kedua orang itu tengah berselisih paham. Sangat jarang gadis itu berbicara tidak sopan apalagi dengan saudaranya sendiri. Peri benar-benar marah saat ini. Hal ini bisa terjadi karena Peri mendapati kalau selama ini Adikara menyuruh seseorang untuk mengikutinya kemanapun ia pergi. Bagi peri hanya penguntit yang melakukan itu.

Peri menatap lurus Dika yang tertunduk. Laki-laki berumur 18 tahun itu sama sekali tidak berani menjawab pertanyaan Peri. Dengan segala kebengisannya selama ini yangselalu terlihat dimana-mana ia bungkam di hadapan Peri.

"LO MAUNYA GUE MATI, KA?"

"Lo keluarga gue satu-satunya Ri." Lirih Dika.

"LO JUGA KA, bagi gue lo juga!" Peri jatuh bersimpuh di lantai apartemennya. "Lo kira gue nggak nganggep lo saudara gue, gitu maksud lo?!" Peri menekankan semua kalimatnya.

Adikara ikut duduk di hadapan Peri dengan wajah yang kacau. "Bukan begitu maksutku,"

"Jawaban lo nggak menjawab pertanyaan-pertanyaan gue, Ka. Lebih baik lo pergi. Jangan temuin gue dulu sebelum lo sadar apa yang salah dari diri lo." Peri menurunkan nada bicaranya.

Dika menatap kembarannya sendu. "Peri.."

"Lo pergi atau jangan pernah temuin gue lagi."

Dika tak mau hal yang lebih buruk terjadi, Dika berdiri dari duduknya dan bergegas melangkahkan kakinya. Tepat disaat Dika membuka pintu, gadis yang sudah bersimbah air mata itu mengatakan sesuatu yang membuat Dika berhenti.

"Sampai gue tau lo, ataupun suruhan lo ngikutin gue lagi. Lo tau bisa semarah apa gue, Dik." Suara Peri terdengar tidak main-main di telinga Dika.

Dika dan Peri sama-sama berantakan, apalagi didunia ini mereka hanya memiliki satu sama lain. Ketakutan akan kehilangan membuat keduanya harus bertahan bersama.

Handphone Peri berbunyi, ia tak berniat mengangkat telepon itu. Tapi berkali-kali deringnya mengusik ke dalam telinganya mengharuskan Peri mengangkat telepon itu.

"SIAPA?!"

Teriak Peri yang masih tersulut kemarahan.

"Waduh.. santai Ri. Lu ngape?"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 25 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

BUMI KERTANEGARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang