Straight Ship : Namanya juga jodoh

198 23 49
                                    

.

"HAH?! PAPAH MAMAH SERIUS? MEY MAU DIJODOHIN SAMA OM OM?!"

Disuatu pagi yang begitu cerah dan damai. Di sefruit rumah yang harmonis.

Nampak satu buah keluarga cemara yang terdiri dari Mama alim, Papa sengklek, dan putri gesreknya, tengah berkumpul di ruang keluarga. Dalam rangka membahas soal perjodohan putri semata wayang mereka tersebut, yang keknya si anak kagak setuju sama perjodohannya.

Mamatsuki, selaku mama yang baik dan satu-satunya makhluk waras di kediaman tersebut, segera menutup telinganya, guna menyelamatkan pendengarnnya dari teriakan shock sang anak.

"aduh, Meychan anak ku sayang, jangan tereak-tereak kek di kebon gitu lah, kamu mau nyaingin istri tetangga sebelah sama anaknya itu? Lagian kamu tuh cuma mau dijodohin, bukan mau dijual ginjalnya." Kata Mamatsuki menasihati anaknya tersebut.

Sang suami, alias Papa Rubah, langsung menutup korannya begitu mendengar penuturan istri tercintanya itu, "hus!! Mama kok ngomongnya gitu sih?!" tegur Papa Rubah. "sekalian jantung, hati sama paru-parunya dong, biar ga nanggung." lanjutnya lagi dan kembali membaca koran pagi.

"ih Papah! Masa anak sendiri mau dijual sih!" protes sang anak yang diketahui bernama Meychan.

"ya maap sayang, Papah baca di koran nih ya, harga organ lagi naik di pasar gelap." jawab Kashi santuy sambil bolak balik halaman koran.

"kenapa namanya ga pasar terang?" tanya Meychan.

"karena ga pake lampu!" jawab Kashi.

"dua juta rupiah!!" seru Meychan bak presenter di acara kuis yang pertanyaan dan jawabannya suka di luar akal logika. "allhamdulillah ya Allah!!" Kashi nangis haru dan sujud syukur.

"Heh! Ini kenapa melenceng dari topik!?" kesal Mamatsuki, menyaksikan kegeblekan suami dan anaknya tersebut.

"oh iya lupa." Kashi segera membenarkan posisinya, dan kembali duduk dengan berwibawa, layaknya seorang kepala keluarga. "pokoknya, kamu bakal Papah jodohin sama rekan kerja Papah itu!" titahnya kemudian.

Meychan manyun sebel, "iya, tapi ga sama om om juga dong Pah! Baru juga lulus SMA! Masa mau dijodohinnya sama om om sih!?" protes Meychan, "yang cakepan dikit lah, duda tajir komplek sebelah gitu." sambungnya yang langsung mendapatkan jitakan manja dari sang Papa.

"heh! Ngawur kamu! Itu orang baru ngirim undangan kemaren tau." Kata Kashi.

Meychan usek-usek kepalanya yang abis kena geplak tangan (ga)suci sang Papa, "gapapa! Selagi tenda biru belum terpasang, masih bisa ditikung!" jawab Meychan matep.

"bukannya janur kuning melengkung ya? Lagian tu holkay juga kawinan di gedong ea, kagak pasang tenda-tendaan." sanggah Kashi lagi.

"ya udah culik penghulunya aja."

"nah, kalo itu bisa kita coba."

"ehem!" Mamatsuki kembali berdehem, guna menghentikan niat tak terpuji anak dan suaminya itu.

Heran dah, punya dosa apa coba Mamatsuki bisa dapet suami dan anak modelan gini? Perasaan sedekah ga kuran-kurang, doa juga rajin ibadah, tapi kok ya masih aja ada cobaan di idupnya.

Ya namanya juga jodoh.

Eh?

"gini lho sayang." Mamatsuki menghampiri putri kesayangannya itu, "temen Papah kamu itu, ga om om banget kok baru 35." lanjutnya seraya puk-puk manja kepala Meychan. Beneran dipuk-puk manja kok, bukan dalam arti yang lain, inget Mamatsuki itu malaikat ea.

Meychan kembali memanyunkan bibirnya, "ya akunya baru 18 Mamah! Beda kok 15 tahun lebih!" protesnya ga terima kala mengetahui usia om om yang mau dijodohin ke doi.

UtaiteOneshotsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang