Berteman dengan batu.
Pembullyan memang marak di sekolah, yang kuat akan menindas yang lemah itu adalah hukum rimba walaupun namanya rimba kejadiannya di tempat untuk mencari ilmu, ada dua jenis bully verbal dan bully fisik. Ketika gw SMP teman sebangku gw dibully oleh pembully yang ada di kelas gw, gw ga ikut kena bully karena si pembully itu taunya gw anak orang kaya (padahal mah kaya monyet), karena gw ga bisa apa-apa dengan badan gw yang kurus dan kecil gw memilih untuk menghindar dari si pembully dari pada berurusan dengan dia, ketika teman gw dibully gw hanya bisa mengumpat di gudang sekolah dan kembali lagi ke kelas jika sudah ada guru. Ketika SMA gw takut apa yang teman sebangku gw rasakan akan terjadi di gw saat di SMA, ketika di gelar demo eskul setelah masa orientasi sekolah gw langsung mendaftarkan diri gw ke salah satu eskul bela diri (silat), niat ingin menjadi pemeran protagonis yang melindungi yang lemah dari pembully tetapi gw malah tidak menemukan pembully di SMA. Gw sering berimajinasi ketika jam kosong atau saat upacara, ada sekelompok teroris menyerang sekolah gw dan gw adalah orang yang berhasil bersembunyi, lalu mengatur strategi dengan menyerang mereka dengan kekuatan super yang selalu gw sembunyiin dari orang lain, menyelamatkan perempuan yang gw suka sambil berkata "kamu gapapa?" lalu dia jawab "gapapa kok cuman tulang rusuk doang yang remuk."
Soni (ini nama samaran orangnya ga mau dikasih tau) adalah teman gw di SMA berpenampilan seperti Ehsan di Upin dan Ipin, memakai kacamata, berbadan gemuk, dan tingginya sedang pooknya mirip secara fisik soalnya Soni bukan anak tunggal dari orang tua kaya raya. Soni sedikit memiliki teman sefrekuensinya di kelasnya jadi dia sering main ke kelas gw ketika jam kosong dan istirahat, tetapi ada kebiasaan dia yang ga disukain sama temen-temen kelas gw yaitu dia suka mengeplak punggung orang lain dengan keras ya walaupun niat dia adalah menyapa, karena gw sudah terbiasa dengan latihan silat gw yang sangat menyiksa jadi saat Soni mengeplak gw ya gw hanya biasa aja tetapi tidak dengan teman gw, teman-teman kelas gw selalu bilang "tar bilangin ke Soni dong jangan suka geplak-geplak," karena mereka tau gw teman deket Soni jadi mereka ngadunya ke gw, gw udah sering bilang ke Soni tetapi dia hanya mengiyakannya saja tanpa melaksanakan apa yang gw bilang.
"Son lo jangan suka geplak-geplak punggung orang," ucap Gw.
"Iya tar," jawab Soni, dan ga beberapa lama teman gw yang lain dateng nyamperin gw berdua yang lagi ngobrol di depan kelas.
"BUKk..." suara geplakan Soni "abis dari mana?"
"Dari kantin." jawab temen gw yang lain.
"Kan barusan udah gw bilangin jangan asal geplak orang."
"Ehh iya Tar sorry," jawab Soni, dan gw hanya bisa mengeleng-gelengkan kepala gw.
Dan masih banyak sifat Soni yang ga disukain banyak murid di SMA gw, entah dia sadar atau tidak apa yang Soni lakukan selalu salah di mata murid lain terutama murid yang suka ngegosip, prihal gantungan kunci yang Soni pakai aja dijadiin bahan gosip pokoknya dari ujung rambut samapi ujung kaki Soni selalu dijadiin bahan omongan, tapi gw melihat Soni ya hanya seperti siswa pada umumnya, gw tidak melihat sesuatu yang mencolok dari Soni kecuali dia bawa bom ke sekolah hanya karena dia remedial, baru deh mencolok untuk dilihat.
Gw melihat Soni bagaikan sebongkah batu, walau dia sangat percaya diri tetapi sesuatu yang belebihan itu tidak baik, vitamin C memang baik untuk tubuh tapi kalo mengkonsumsi vitamin C 1KG per hari yang ada ginjal copot bahkan nyawa lo juga bisa ikutan copot. Mata pelajaran Seni Budaya di SMA gw membuat acara pameran yang di mana setiap orang bebas menampilkan karyanya seperti nyanyi, tarian, puisi, makanan, dan maket boleh sendiri atau berkelompok, gw menampilkan maket tol Bali Mandara dan gw mendapatkan juara 1 nominasi pameran terbaik, sedangkan Soni memilih nyanyi sendiri tanpa kelompok yang di mana yang memilih nyanyi, tarian, dan puisi diberikan gladi bersih agar mental ga kaget.
Pada hari Senin jam 9 pagi ada pengumuman bahwa kegiatan belajar mengajar diberhentikan dan seluruh murid diperintahkan untuk melihat kegiatan gladi bersih acara Seni Budaya, memang setelah seseorang atau kelompok mementaskan kebolehannya para murid yang menonton akan memberikan tepuk tangan, Soni mendapatkan gilrannya untuk menampilkan kebolehannya di tengah lapangan dan semua murid seakan-akan menyemangatinya "semangat Soni," dengan nada cengengesan, gw tau mereka hanya ingin melihat Soni melakukan kesalahan namun demikian Soni tetap menampilkan nyanyiannya di depan semua orang walaupun banyak sorak-sorakan yang menjelekan Soni tetapi dia tetap tenang seakan tidak mendengar apapun, setalah gladi bersih gw menghampiri Soni.
"Son," panggil gw "lo fix pake lagu itu?" tanya gw.
"Iya tar nanti gw pake lagu itu," jawab Soni.
"Ohh ya udah kuy jajan di luar."
"Ayo."
Mungkin Soni tidak mendengar suara orang-orang yang ngeledekin dia atau bahkan dia mendengar tetapi tidak peduli dan fokus dengan nyanyian yang dia bawakan, mau apapun yang benar gw mengagumi tekadnya yang kuat.
Hari pameran Seni Budaya akhirnya datang, pameran diselenggarakan di salah satu mall di kota Depok, gw yang hanya memamerkan maket kelompok gw tentunya tidak begitu deg-degan dari pada murid yang tampil di panggung karena orang lain pun dapat menontonnya. Nama Soni akhirnya dipanggil oleh MC, benar saja Soni tetap menyanyikan lagu yang ia bawakan ketika gladi bersih dan murid lain pun sama saja ngeledekin Soni yang sedang nyanyi dengan sarkas, yang di mana mereka ketika di depan seakan-akan mendukung Soni namun aslinya mereka menertawakan Soni di belakang padahal mah juga pameran mereka ga bagus-bagus amat toh gw juaranya hoho.
Soni adalah korban bully verbal di SMA, ilmu bela diri gw juga ga bisa digunakan untuk melawan pembully verbal, gw hanya bisa menjadi teman yang baik untuk Soni menunjukan bahwa masih ada orang yang mau temanan sama dia ya walaupun dia batu (susah dibilangin). Ga mungkin ada seorang teman yang sempurna di dunia yang tidak sempurna ini, Soni mengajarkan gw untuk memiliki tekad yang kuat tidak terpangaruh oleh apapun, Soni mengajarkan gw untuk bersabar walau dicaci dan dihina, dan dia juga mengajarkan gw untuk percaya diri. Bagi gw kita ga boleh menjudge orang hanya karena orang itu berbeda dengan orang kebanyakaan, selagi tidak melanggar peraturan setiap orang bebas memilih jalannya masing masing.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kucing Hitam di SMA
Short StoryMengisahkan lika liku kehidupan saya sewaktu duduk dibangku SMA, cerita ini menyedihkan, sangat cocok untuk anda yang suka ketawa diatas penderitaan orang lain.