2 kebakaran

13 0 0
                                    

Loren menghabiskan waktu malamnya di club. Ia kini sedang menyesap Vodka penuh nikmat. Disampingnya terdapat lelaki asing yang baru saja berkenalan dengannya lima menit yang lalu. Tentunya ia tidak sendirian ke tempat ini. Ia bersama kedua temannya. Namun kedua temannya lebih memilih dance bersama pasangannya masing-masing. Dia juga bisa ada disini tentunya bermodalkan duit temannya dan sebagai gantinya ia harus mengerjakan pr kedua temannya. Ya, loren termasuk murid yg pintar di sekolahnya.

"Lo, tinggal dimana?" Tanya lelaki disampingnya. Mata lelaki itu tak hentinya menatap perempuan disampingnya. Ia begitu mengagumi kecantikan loren. Sedangkan loren sudah biasa ditatap seperti itu.

"Gue tinggal di jalan Cemara."

"Ooh gue tau jalan itu. Gue bisa antar lo pulang kalo lo mau."

"Lo bawa kendaraan?"

"Iya, bawa mobil."

Loren membulatkan mulutnya. Ia berpikir, sepertinya lelaki ini orang kaya.

"Mobil pribadi?"

"Iya."

"Lo, masih sekolah atau udah kerja?"

"Gue udah kerja."

"Dimana?"

"Di perusahaan bokap gue."

"Fix, dia banyak duit. Emm...kayaknya bisa gue manfaatin."  Batin loren.

Drttt...drttt..

Getaran ponsel di tasnya membuat loren membuyarkan lamunannya. Segera ia meregohnya dan mengecek siapa yang menelponnya. Ternyata bibinya. Ia pun mengangkat panggilan tersebut.

"Hallo."

"Hiks..hiks..Loren kamu dimana nak? Buruan pulang. Rumah kita kebakaran."

Bagai disambar petir di siang bolong, loren benar-benar terkejut. Oksigen disekitarnya tiba-tiba menipis. Ia seperti lupa bagaimana caranya bernafas.

"Bi, jangan becanda deh. Sumpah ga lucu tau."

"Beneran nak. Ayo cepat pulang. Adik kamu yuna, dia...dia... Ga sadarkan diri nak."

Tut.

Tanpa babibu loren segera berdiri dan menatap ke arah lelaki di sampingnya.

"Gue..gue... bisa minta tolong? Tolong anterin gue pulang."

"Oke." Tanpa bertanya mengapa dan ada apa. Lelaki itu lebih memilih menurut.

Di perjalanan loren benar-benar cemas. Ia sangat khawatir ketika mendengar Yuna tidak sadarkan diri. Padahal baru tadi sore mereka berantam dan sekarang? Semoga saja Yuna baik-baik saja. Walaupun mereka sering berkelahi, jauh di lubuk hatinya paling dalam ia sangat menyayangi adiknya itu. Tak hanya itu, Ia juga cemas karena.... baju-bajunya di lemari belum ia  selamatkan, belum lagi make up  nya, bedaknya, astaga sepatunya juga. Bagaimana ini? Sudah sebesar apa api yang membakar rumah bibinya? Semoga saja belum merambat ke kamarnya. Tiba-tiba....

Chiittt

"Kenapa?" Tanya loren bingung.

"Tunggu sebentar." Lelaki itu keluar dari mobilnya kemudian mengecek bagian depan mobilnya.

Setelah dicek, ternyata bannya kempes. Dengan malu, dan kesal lelaki itu kembali masuk ke dalam mobil.

"Bannya kempes."

Loren diam sesaat. Tapi di hatinya sudah mengumpat kalimat-kalimat kotor. Disaat genting begini? Ya ampun. Percuma kaya, ban mobil kempes.

Lah, emang ban mobil kempes Mandang orangnya? Mau miskin dan kaya pasti pernah ngalamin ban kempes.

money or love?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang