1 lunching

17 0 0
                                    

Kedua tangan itu saling bergandengan satu sama lain. Sang lelaki tak hentinya tersenyum memandangi wajah pacarnya yang setiap hari semakin cantik dan glowing. Mereka saat ini sedang berjalan kaki menuju restoran cepat saji. Sang perempuan tampak kegerahan dengan mengibaskan-ngibaskan sebelah tangannya ke arah wajahnya. Cuaca hari ini memang sangat panas. Tak puas dengan kibasan tangan di wajahnya, kini kerah baju sekolahnya juga ikut ia kibaskan. Melihat hal itu lelaki di sampingnya bertanya.

"Kamu dari tadi aku liat kayaknya kepanasan. Apa kita berhenti di situ aja dulu?" Tanya Lelaki itu sembari menunjuk ke arah teras ruko yang tak jauh dari tempat mereka berjalan.

"Huft...ga usah. Lanjut aja jalannnya aku udah laper. Lagian sih, emang motor kamu kemana?"

"Kan aku udah bilang, motor aku di bengkel. Remnya rusak harus dibagusin. Kalo kamu merasa capek, sini biar aku gendong aja."

"Ga usah. Aku masih bisa jalan."

Tak ada lagi yang membuka suaranya. keduanya bungkam sampai mereka tiba di restoran. Lelaki tersebut langsung mencari tempat duduk mereka di dekat jendela. Lalu memanggil waiters untuk memesan makanan mereka.

"Kamu mau makan apa?"

Perempuan tersebut tak menjawab pertanyaan pacarnya. Ia langsung merebut buku menu dari tangan lelaki itu. Mencari menu makan yang ia mau. "Ayam krispi, spaghetti, burger, onion rings, nachos, sama minumannya milkshake coklat."

Lelaki tersebut meringis mendengar makanan yang ingin dipesan pacarnya. Gawat ini gawat. Mana bisa dia membayar sebanyak itu.

"Ehmm...sayang. kamu bisa gak jangan pesen banyak-banyak gitu? Soalnya uang aku gak bakal cukup. Mungkin next time kamu bisa. Tapi hari ini jangan dulu ya. " Ucap lelaki itu pelan.

Perempuan itu hanya menatap datar ke arah pacarnya. Sedetik kemudian ia menghembuskan nafasnya.
"Ok. Emm..mbak saya pesen spaghetti sama minumnya milkshake coklat."

"Punya saya samain juga ya mbak." Tambah lelaki itu.

"Baik. Pesanannya nanti akan diantar." Jawab pelayan tersebut lalu pergi meninggalkan kedua sejoli itu.

"Mmm..kamu bener-bener laper ya hari ini? Makanya kamu mau pesan makanan tadi sebanyak itu? biasanya kamu ga begitu." Ucap lelaki tersebut hati-hati.

"Gue emang laper. Tapi juga kesel karna Lo gak bawa motor lo tadi. Jadinya gue kepanasan terus keringatan. Belum lagi kulit gue jadi merah gini. Bedak gue jadi luntur. Emang bener ya.. liat aja besok kalo dia ngajak gue gak bawa motor lagi, gue putusin aja deh." Batin perempuan tersebut.

"Ya iya. Tapi ga papalah. Kan uang kamu ga cukup. Aku...gak mau ngerepotin."

"Makasih ya sayang. Kamu udah ngertiin aku. Aku, emang lagi ada masalah. Ibuku sakit. Jadi dia harus dirawat di rumah sakit. Uang aku udah keluar banyak untuk biayain pengobatan ibu."

Perempuan tersebut sedikit syok mendengar pernyataan pacarnya itu. Bukan syok karna ibu pacarnya sakit. Tapi takut kalo uang pacarnya itu sudah menipis dan tidak dapat membelikan ia baju baru, make up, skincare, Scarlett, mengisi paket datanya untuk internetan, mengisi pulsa dan lain sebagainya.

"Ahh.. ya ampun aku ikut sedih mendengarnya. Maafin aku ya aku ga tau kalo ibu kamu sakit. Aku berharap ibu kamu cepet sembuh."

"Iya, Amin. Dan aku juga berharap bibi kamu cepet sembuh juga. Bagaimana kondisi bibi kamu sekarang?" Kini sang pacar bertanya tentang bibinya. Perempuan tersebut menegang ketika ditanya tentang bibinya. Pasalnya bibinya sama sekali tidak sakit. Itu hanyalah alibinya agar pacarnya memberi ia uang. Lalu uang itu ia pergunakan untuk membeli baju baru, skincare, Scarlett.
Buru-buru ia merubah ekspresinya menjadi normal.

money or love?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang