Selamat ulang tahun, Tuan.
Terimakasih telah menjadi tokoh utama dalam ceritaku, pula hatiku.Namun, saya rasa ini nantinya akan menjadi bab terakhir cerita itu meskipun dengan ending yang kenyataannya terjadi tidak seperti karangan 10.000 kata yang saya tulis khusus tentang kamu. Bab akhir ini tidak akan menyedihkan, namun sedikit memilukan (hehe) bagi saya saja. Sepertinya kamu nanti tidak lagi terganggu dengan sikap saya yang sangat kekanak-kanakan dalam mengagumimu.
Tanggal ini, bulan ini, di tahun 2017 lalu saya mengucapkan panjang lebar di laman facebook mu tetapi kamu malah menjawab "beh jo akeh akeh males moco aku" setelah itu setiap tahun saya sekedar mengirim pesan "hbd" meskipun kamu tidak pernah mengingatnya.
Kamu pastinya sudah lupa tentang kisah 2 orang anak kecil yang terlibat janji bahwa mereka harus mengucapkan selamat ulang tahun tepat waktu antara satu sama lain. Dan sampai saat ini saya masih berusaha menepati janji tersebut meskipun satu diantaranya sudah tidak lagi mengingatnya. Tidak apa apa, ini kekanakan bukan? (hehe) tapi bagiku tidak.
Saya sendiri tidak tahu bagaimana perasaan saya terus saja mengagumimu meskipun beberapa orang telah hadir untuk menggantikannya, perasaan itu belum sepenuhnya mati dan masih terasa ada. Saya sadar bahwa kamu sama sekali tidak tertarik untuk membicarakan seperti ini, maka dari itu mulai saat ini saya akan menghentikan cerita ini.
Baiklah, cerita ini telah sampai di bab terakhir bukan karena orang baru tetapi saya yang sudah teramat lelah dengan semua itu. Iya, saya lelah terus saja mencari tahu tentang kamu tanpa tahu sebenarnya untuk siapa perasaanmu.
Terimakasih sempat hadir dalam hidup saya. Semoga berhasil suatu hari nanti dan mampu merealisasikan segala mimpi. Saya tetap disini, namun tidak dengan perasaan itu kembali.
Sekali lagi,
Selamat ulang tahun, Tuan.
Semoga hal baik selalu menyertaimu.