Aku ingin pergi, jauh dari keramaian otakku yang tak henti-hentinya memikirkanmu. Perihal tetap menunggu atau harus segera berlalu ditengah sikapmu yang selalu tak menentu, tetap ada aku yang seolah dibuat bingung sebab aku dan kamu tak pernah terhubung.
Aku ingin pergi, berkelana mencari singgasana yang nyata tanpa sedikitpun dihantui perasaan duka. Duka, nestapa yang tercipta kala aku menangisi jiwa ku yang terbang melayang seperti kehilangan jalan pulang.
Aku ingin pergi, tak lagi berharap, tak lagi menatap. Hingga aku mampu menampakkan diri lagi dan berkata bahwa 'aku tidak lagi merindukanmu' walaupun lisanku berbohong setidaknya ia paling mengerti sanubariku yang terlanjur kosong.
Aku ingin pergi, menyudahi segala kisah yang semakin membuatku gundah gelisah. Lalu aku menghilang sampai jejakku tak mampu terbaca oleh rapalan mantra.
Aku ingin pergi, meski anganku menahan untuk tetap disini.