5.7| Sup Ala kadar

844 49 1
                                    

"Jahat? Baik? nya gue bukan urusan Lo! Kalo gue jahat sama lu ya jahatin lagi lah gampang kan? nga usah banyak bacot!"---

***

"Hm, kak aku boleh minta nga? aku hehe laper" kata Ira pada Ara.

"Ambil aja!" kata Ara sambil terus memakan sup yang ia buat.

Ira mendekat, tapi sup nya sudah habis oleh 3 orang itu.

"Yah abis!" kata Ira lesuh.

Tak tega melihat wajah sang kekasih Wildan berkata kepada bi Izah supaya membuat sup lagi tapi Ira ingin yang di masak oleh Ara.

"Bi bisa buatkan sup buat Ira?" tanya Wildan pada bi Izah.

"Bisa den, tunggu sebentar yah" belum sempat bibi ke dapur Ira sudah menolak.

"Nga usah bi aku cuman mau makan yang di masak kak Ara" katanya dengan sedih.

Mereka semua menoleh pada Ira termasuk Ara, 'Kok ira? ah mungkin pengen ngerasain masakan si Ara' batin ketiga orang yang memakan sup buatan Ara, siapa lagi kalo bukan Azril, Dimas, and Benji?.

Melihat adiknya sedih Reza meminta dengan memaksa pada Ara. "Lo masak sup lagi sana! Ira mau makan!" katanya.

"Hah! Lo nga liat gue lagi makan?" kata Ara sambil tersenyum miris pada Abang nya.

"Tapi Ira pengen makan Ra! Lo ngalah ke sekali sekali!" marah Reza.

"Heh! sesekali Lo bilang?"Ara tersenyum sinis.

"Gue udah sering ngalah kalo Lo lupa Reza! gue dari kecil selalu ngalah! gue- hah, gue cape! gue baru pulang dari rumah sakit kalo Lo lupa! adik Lo ini dari tadi di rumah santai" teriak Ara, dia cape, dia cape selalu ngalah.

"Sedangkan gue!" tunjuk Ara pada dirinya sendiri.

"Gue baru pulang! gue pulang buat istirahat bukan buat jadi pembantu asal Lo tau Rez!" lanjut Ara.

"Gue bukan nyuruh Lo jadi pembantu Ara! gue nyuruh cuman buat sup, itu nga bakalan buat Lo sakit lagi Ajg-" umpan Raza pada adiknya Ara.

"Buat sup emang nga bakalan buat gue sakit za! tapi bisa kan bibi aja yang buat? gue lagi makan!" kata Ara pada Reza.

"Iyh non, bibi aja yang buat! non Ara lagi makan" kta bibi, ia kasihan melihat nonanya baru saja makan.

"Tapi aku pengen nyoba masakan kak Ara" kata Ira sambil berkaca-kaca matanya.

Melihat Ira yang hendak menangis Wildan berkata dengan dingin pada Ara. "Lo bisa masak buat gue?" pikirnya Ara pasti mau memasaknya.

"Oke gue masakin" katanya dengan semangat.

Mereka sudah berfikir giliran Wildan yang menginginkan saja Ara langsung gas.

"Itu yang mau Lo denger dari gue?" lanjut Ara sambil tersenyum sinis.

Mereka semua terkejut dengan apa yang Ara ucapkan selanjutnya.

"Sorry udah buat Lo kecewa tapi tetep gue nga mau! mendingan Lo persen aja ke restoran bintang 5 yang lebih enak dari sup gue!" katanya sambil terus melahap makanan nya.

"Tapi sup Lo lebih enak dari bintang 5 tau Ra!" pekik Azril pada Ara di balas pelototan oleh Ara.

'Lo goblok tolol' kata Ara dalam hati tapi anehnya Azril mendengar nya.

"gue pinter ya, asal Lo tau gue juara umum ke 3 setelah Wildan sama si Anita di sekolah!" kata Azril sinis.

"Lo ngomong sama siapa sih Zir?" heran Benji.

"Ara lah siapa lagi" sinis Azril.

"Orang dia dari tadi diem" kali ini yang berkata Dimas.

"Emang iyh! orang tadi gue denger suara si Ara" panik Azril.

"Mungkin penunggu rumah ini Zril" santai Ara.

"Hua! Momy anak mu yang ganteng ini di ganggu rumah Reza" teriak Azril sambil lari keluar rumah itu, dan mengendarai motor sport milik nya dengan kecepatan tinggi.

"Hahahaha" gelak tawa mengema di rumah itu, dia Ara, Benji dan Dimas tentunya.

sedangkan Ira hanya menatap mereka diam, Reza dan Wildan hanya tersenyum kecil.

"Aduh gila sakit bener perut gue" keluh Benji karna menertawakan teman nya Azril.

Dengan ternyum manis Ara berkata pada Benji dan Dimas.

"Bayar!" katanya.

"Bayar apaan?" heran mereka berdua.

"Sup lah! di dunia ini nga ada nama nya gratisan! so, Lo berdua bayar buat beli bahan lagi ke pasar"kata Ara sambil menampakan tangannya.

"Ngakak sekalian lo minta kami buat bikinin restoran buat Lo" dengan sinis Dimas berkata seperti itu.

"Nah itu lebih baik! sekalian beliin semua bahan bahan buat 1 tahun ke depan!" balas Ara sambil bertepuk tangan.

"Itu sih untung di Lo lah gue buntung!" Dimas melotot.

"Nga gini aja Lo bikin resto atau cafe gitu nanti gue yang masak gimana" nego Ara.

"Oke nanti gue bikin cafe buat Lo nanti Lo kelolah ya!" Kata Dimas semangat, seperti nya cafe nya akan sukses jika masakan Ara seperti ini.

"Gue bantu deh" timpa Benji, dia bisa minta gratis di cafe nanti.

"Oke sepakat" kata Ara sambil berjabat tangan dengan kedua orang itu.

"Kalo Lo mau sup gue nanti deh di cafe gue" kta Ara sambil tersenyum pada Ira.

"Ye! cafe kita juga kali!" kta Dimas di angguki oleh Benji.

"Iyh cafe kami!" pasrah Ara.

"Tapi aku pengennya sekarang kak" sedih Ira.

"Lo bisa kali bikin sekarang!" kata Wildan dengan sinis.

"Bisa! tapi Lo beliin gue apa yang gue mau, gimana?" sinis Ara pada Wildan.

"Oke!".

Ara pun ke dapur. Tak berapa lama sup jadi, lalu ia bawa ke ruang makan.

"Nih!" katanya sambil meletakan sup itu.

"Kalo kalian nga percaya gue masakin dengan sehat biar Benji yang nyoba!" kata Ara dengan percaya diri.

"Kok gue Ra!" panik Benji.

"Ck! gue tau Lo masih laper ji".

"Iyh si" cengirnya Benji mengambil sup itu lalu memakan, tak terjadi apa-apa pada Benji.

"Gue tadi ngasih kecoa di dalam sup" kata Ara dengan santai ia ingin mengerjai Benji.

Byur.

"Lo gila Ra" teriak nya.

"Bercanda lah goblok, ya kali! terus dimana coba kecoa di rumah ini!" katanya sambil tersenyum.

"Gue kasih Ayam, wartel, daun bawang, brokoli, dan untuk bumbunya bawang putih, bawang merah, garem sama roiko sedikit" jelas Ara pada mereka siapa tahu ada yang Alergi.

Ira mencoba nya dan wah dia sampai lahap memakan makanan nya, dengan penasaran Reza dan Wildan mencobanya juga, mereka makan.

sedangkan Ara dan Dimas ke ruang keluarga, mereka membahas soal cafe milik mereka.

15 menit Benji, Reza, Wildan, dan Ira mengahmpiri Ara dan Dimas.

***

Kaga jelas yah pas ribut nya? sorry gue mumet banget!.

Thanks udah baca cerita nga jelas gue, dan buat vote nya juga makasih ya!.

Babay--

Bad Gril TransmigrasiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang