- THE DREAM OF SEVEN PRINCE'S-
Mata yang terus tertuju pada jalanan, menikmati pemandangan jalan tol yang membuatnya semakin merasa bosan. Jika saja ia tak lupa mengisi baterai handphone tadi malam, mungkin saat ini ia sedang asik menonton Vidio mukbang di YouTub* favoritnya. Mobil yang ia tumpangi melewati pintu tol. Akhirnya ia bisa melihat pemandangan sebuah kota, kota kelahirannya. Kenangan dulu yang tiba-tiba terlintas lagi diotaknya di setiap jalan persimpangan yang ia lewati.
"Ma Lia kok gak bisa dihubungin dari kemaren." Alora teringat salah satu teman masa kecilnya. Nathalia, selama tiga tahun akhirnya mereka akan berjumpa lagi. Namun, malam tadi Alora mencoba menghubungi teman masa kecilnya itu. Dan tak ada jawaban darinya sampai saat ini.
"Handphone dia rusak, trus dia juga lagi liburan sama keluarganya. Jadi kamu palingan ketemu dia nanti." Jawab Jihan menyampaikan amanat dari Nathalia yang sempat ia lupakan.
Mobil yang mereka tumpangi
menghentikan lajunya tepat di depan rumah yang terlihat sedikit megah dari kejauhan. Alora membuka pintu mobilnya cepat, berlari kecil memasuki rumah itu. Merasakan kebahagiaan yang sudah lama tak pernah ia rasakan lagi.Krett
Pintu pagar rumahnya terbuka, terlihat seorang anak laki-laki yang sedang duduk termenung di luar seakan sedang menunggu-nunggu seseorang datang kepadanya. Alora mendekati anak laki-laki itu, menepuk pundaknya pelan karena sepertinya ia tak menyadari kedatangannya. "Teteh." Alora memiringkan kepalanya merasa bingung dengan apa yang baru saja ia dengar. Tepatnya, siapa anak laki-laki di depannya ini.
"Alora, ini David, adik kamu." Tama mengambil tangan keduanya. Menyatukan kedua tangan yang asing itu agar mereka saling mengenal.
"David? Nama yang bagus." Ujarnya.
David menarik tangannya membawanya berlari memasuki rumah bercat putih itu.
"Ini, David buat ini." Ia menunjukkan sebuah gambar. Terlihat sepasang suami istri bersama kedua anaknya, Alora dan David. Alora melebarkan senyumannya mengambil alih kertas berisikan gambar itu dan memandanginya sejenak.
"Wah aku keliatan lebih cantik digambar." Ujarnya.
"Benarkah? Cita-cita David jadi pelukis. David nanti bakal bikin lukisan terbaik buat teteh" David meloncat-loncatkan kakinya senang, tangannya ikut mengacung ketika ia memberitahu perkara cita-citanya di masa depan.
"Haha, iya nanti jadiin teteh sebagai role model kamu."
"SIAP." Ujarnya semangat.
Alora melihat sekeliling kamarnya yang dipenuhi tumbukan baju dan barang-barangnya. Terpajang sebuah foto kecil yang terlihat asing baginya. Tangannya secara refleks mengambil foto yang dihiasi pigura berwarna coklat ketuaan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE DREAM OF SEVEN PRINCE'S
FanfictionAlora hanyalah gadis biasa yang tak pernah merasakan jatuh cinta. Walaupun ia pernah memiliki seorang kekasih. Menyerah pada dirinya sendiri. Merasa bahwa ia mungkin tidak ditakdirkan untuk merasakan bagaimana rasanya mencintai seseorang. Hingga sat...