4 - FIRST TIME

21 6 15
                                    

-THE DREAM OF SEVEN PRINCE'S-

.

.

.

-Alora Dream-

Pada waktu-waktu terakhir yang terasa begitu mencengangkan. Kenyataan yang harus dihadapi ketujuh pangeran itu, nanti disaat Alora meresmikan salah satu dari mereka untuk menjadi pasangan hidupnya. Setiap pangeran yang menanggung beban jika mereka tak terpilih. Dan bersiap untuk membawa berita kekecewaan pada kerajaannya.

Malam yang terasa begitu panjang, Alora yang berusaha menenangkan hatinya. Dari semua orang, saat ini ialah yang paling merasa gelisah.

Toktoktok

Ketukan pintu jendelanya terdengar jelas, dikeheningan malam bulan purnama. Alora membuka pintu jendelanya, mendorongnya pelan, berhati-hati karena bisa saja penjahat yang mengetuknya.

"Pangeran Satya?"

Pangeran Satya menaikkan kakinya guna untuk melangkah tembok diantara jendela itu. Ia memasuki kamar seorang putri kerajaan yang sedang merasa gelisah. Menarik tangan Alora dan menjatuhkan tubuh Alora kedalam pelukannya. Tangan kekar itu, mendekapnya dengan salah satunya yang menepuk kepalanya pelan. Mencoba memberi ketenangan pada gadis yang ia cintai.

"Maaf sudah lancang, tapi biarkan pelukan ini sebentar saja. Untuk terakhir kali." Ujarnya. Tak peduli dengan apa reaksi yang Alora perlihatkan.

"Mengapa anda berkata seakan besok, saya tidak akan menyebut nama anda."

"Bagaimana jika putri benar-benar tidak menyebut nama saya?" Rasa cinta yang terlihat begitu dalam, namun tampaknya pria yang masih memeluknya ini tak menyadari bahwa cintanya terbalas.

"Ohh saya merasa pengap sekarang." Pangeran Satya segara melepas pelukannya, terkekeh kecil dan memegang kedua bahunya seraya tersenyum memperlihatkan gigi taringnya, lidahnya yang ikut bergerak keluar mengusap bibirnya yang mulai kering.

"Apa?" Ujar Alora merasa tak tenang dengan tatapan pria di depannya.

"Tidak, saya hanya ingin mengatakan bahwa saya benar-benar mencintai Putri." Alora mengembangkan senyumannya, memungkinkan bahwa ia menyetujui pendapat yang Pangeran Satya lontarkan. Membuat pria yang sedang dimabuk cinta itu merasa bahwa harapannya akan terkabul.

-Alora Dream-

.

.

.













Oh, he give it to me













Everyday, everyday, everyday
















He give it to me















Everyday, everyday, everyday















Oh, he give it to me






Ariana Grande-Everyday

Handphone Alora Berbunyi

Video call di handphone nya membuat ia terbangun. Mata yang masih terasa berat dan kesadaran yang belum pulih sepenuhnya. Jari telunjuknya secara refleks menerima Video call itu, saat tubuhnya yang sudah dalam posisi setengah duduk.





THE DREAM OF SEVEN PRINCE'STempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang