06

3.5K 544 35
                                    

Sudah terhitung selama 1 bulan mereka tinggal bersama. Dalam 1 bulan itu juga Jake tak kunjung pulang kerumah orang tuanya, sekedar menelpon pun hanya sesekali. Berbohong tentang dirinya yang sibuk dengan skripsi agar tak ditanyain kapan harusnya ia balik kerumah.

Beda lagi dengan Park Sunghoon. Lelaki berparas cantik itu terlihat tenang-tenang saja. Kedua orangtuanya bahkan tak menanyai kabarnya bagaimana. Sunghoon tak ambil pusing dia sudah biasa diperlakukan seperti itu oleh kedua orangtuanya, bahkan sepertinya orangtuanya tak menganggapnya sebagai putranya.

"bokap nyokap gue mau dateng hari ini. Lo sama Jae gimana?" celetuk Jake sambil mencuci piring bekas ketiganya makan siang.

"lah mendadak bener. Lo tau kan kalo gue udah ga tinggal dikost lagi?" iya Sunghoon tak tinggal dikost miliknya lagi. Karena penunggakan pembayaran bulanan, maka dari itu ia diusir oleh sang pemilik. Berakhir dirinya benar-benar menetap pada flat milik Jake.

"kalo gitu mau gue anter tempat minhee?" tawar Jake.

"minhee balik kerumahnya. Emang lo belum kasih tau soal Jaesung?" gelengan diterima Sunghoon.

"Jake! Bener-bener dah lo" Kesal Sunghoon. Seharusnya Jake mengatakannya soal Jaesung bukan hanya berdiam saja.

"gue belum kepikiran buat ngasih taunya. Gue... Gue masih ragu hoon"

Jake sudah duduk diruang depan televisi bersandar pada sofa panjang.

Sunghoon menatapnya tak percaya "lo ragu tentang apa? Tentang lo ga mau buat ngasih tau sebenarnya lo punya anak?"

"bukan hoon bukan gitu" Jake memejamkan matanya. Pening dikepalanya tiba-tiba muncul begitu saja.

"terus apa? Lo ga mau nganggap Jaesung sebagai anak lo? Iya?" untungnya setelah makan siang telah selesai Jaesung dibawa tidur oleh Sunghoon.

"shh diam dulu bisa ga sih lo?!" bentak Jake. Dia tak sadar saat itu sedang membentak Sunghoon.

"terus apa kalo bukan?! Kasih tau gue" saat mengatakannya tak ada lagi jawaban, teriakan, ataupun bentakan. Jake sama sekali tak berani menjawabnya. Sampai akhirnya bunyi bel mengalihkan keduanya.

Cepat-cepat Sunghoon berjalan kearah pintu utama. Membuka pintu tersebut menampilkan sosok dua pasangan suami istri yang sudah berumur.

"siang. Cari siapa ya?" tanya Sunghoon sopan.

"pa kita ga salah kan? Kok anaknya beda?" bisik wanita paruh baya tersebut pada sang suami.

"Jake shim. Jakenya ada?" tanya pria paruh baya itu kepada Sunghoon. Sunghoon lantas mengangguk membuka pintu itu mengajak keduanya masuk.

"ada didalam om tante" Sunghoon paham, bahwa kedua suami istri tersebut adalah kedua orangtua Jake.

"mama? Kok ga bilang datangnya jam segini?" Jake segera bangkit dari duduknya. Memeluk sang mama.

"kejutan. Ngasih taunya hari ini tapi tidak dengan jamnya" tangan ibunya Jake mengusap rambut sang putra.

"oh iya ma pa kenalin ini Sunghoon temen Jake" Jake memperkenalkan Sunghoon kepada kedua orangtuanya.

"halo tante om" Sunghoon tersenyum manis pada keduanya dan langsung disambut senyuman ramah dari keduanya.

"nak Sunghoon kenal Jake sudah lama ya?" ayah Jake bertanya pada Sunghoon. Karena setaunya teman dekat Jake hanyalah Jay.

"eng- iya om hehe udah cukup lama juga" jawabnya terbata.

"santai saja Sunghoon tak perlu merasa takut seperti itu" ujar ibunya tersenyun ramah. Ramah sekali beda dengan Jake yang tadi membentaknya.

"hehe iya tante" Sunghoon mengusap tengkuknya merasa gugup.

"Sunghoon sedang apa disini? Ada tugas ya?" tanya tuan shim pada Sunghoon. Sunghoon yang ditanyai seperti itu bingung harus menjawab apa. Untungnya ada Jake yang dengan cepat menjawabnya.

"iya pa ada tugas bareng makanya Jake ajak Sunghoon kesini"

Sunghoon saat ini hanya bisa berharap agar Jaesung tak terbangun dari tidurnya, kalau terbangun bisa panjang masalahnya. Harus menjelaskan apa pada kedua orangtua Jake. Jake saja tak menjelaskan perihal tersebut bagaimana Sunghoon akan menjelaskannya kalau seperti itu.

"flatmu wangi bayi ya Jake. Bahkan aroma tubuh kalian seperti baru saja bermain dengan seorang bayi" ujar ibunya yang asing dengan aroma sekitar.

"haha iya ma Sunghoon pafrumnya, parfum bayi. Jake iseng tadi nyobainnya" Jake tertawa renyah sambil merapalkan doa meminta maaf pada tuhan telah berbohong pada kedua orangtuanya.

"seperti itu ya sampai-sampai ada dot bayi dan juga celana anak kecil"

Damn! Sunghoon dan juga Jake saling bertukar pandang. Takut-takut ketahuan.

"itu kan punya semi ma waktu itu ketinggalan" Jake berbohong lagi mengatakan bahwa kedua barang bayi itu milik keponakannya.

"kalian berdua ada yang disembunyikan?" sang ayah memicingkan matanya pada Jake. Merasa tak percaya pada ucapan putranya.

"tante om maaf sekali kalau Sunghoon lancang. Sunghoon ingin mengatakannya dengan jujur" Jake lantas menatapnya tajam. Mengartikan agar tak seharusnya Sunghoon mengatakannya.

"iya apa itu nak Sunghoon?" timpal wanita paruh baya itu. Sunghoon bahkan tampak ragu ingin menjelaskannya bagaimana. Meminta bantuan pada Jake? Tak mungkin!

Jake memejamkan matanya berharap Sunghoon tak mengatakannya. Kedua pasangan suami istri itu menunggu ucapan Sunghoon. Sampai akhirnya...

"dady..."









/TBC

hy hy hy aku kembali lagi.

maaf hehe sabtu kemarin lupa mau up akunya ketiduran😭 huhu jadi baru keingat buat up hari ini aja, sorry sekali lagi

future childTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang