10

3.4K 501 25
                                    

Cklek

Pintu kebuka menampilkan sang pemilik apartemen, Sunghoon yang sedang membuatkan Jaesung susu mengalihkan etensinya kepada Jake.

"hai"

"malam hoon"

Hanya sekedar sapaan biasa tanpa ada kelanjutan pembicaraan yang lain. Keduanya masih saja perang dingin.

"Jaesung dady coming~" Jake mencium pipi kembil milik Jaesung dari belakang, niatnya mau mengagetkan sikecil tapi ia mengurungkan niatnya takut sang anak marah.

"DADYY" tubuh kecil itu menyambar tubuh kekar milik Jake, memeluknya erat.

"jae kangen dady tauuu. Kangen tidur bareng dady" ujarnya dengan nada sedih.

"kan dady udah disini bareng Jaesung" tangannya mengusap surai kecoklatan milik sang anak.

"baba susunya udah?" kepalanya menoleh kearah Sunghoon yang masih didapur.

"bentar ya Jae, sebentar lagi siap kok"

Tak lama Sunghoon datang membawa dot milik Jaesung yang berisikan susu sang bayi.

"nih Jae susunya" Sunghoon memberikan susu tersebut kepada Jaesung, tetapi malah Jake yang mengambilnya.

"baba mau kemana?" kira Jaesung Sunghoon akan duduk bersamanya dan Jake tetapi Sunghoon malah ingin pergi.

"baba mau kekamar dulu, mau beresin barang-barang yang berantakan. Jaesung sama dady dulu"

Keduanya menatap Sunghoon bersamaan. Menatapnya heran tak biasanya sang baba akan pergi, padahal biasanya ikut menemani Jaesung.

Sunghoon memasuki kamarnya dan Jake, memang benar kalau kamarnya sedang berantakan oleh buku dan kertas miliknya bahkan ada beberapa mainan milik Jaesung.

"hhh jam segini baru pulang bukan dari tadi"

"kemana sih anjir. gue seharian beberes tuh orang keluyuran, udah tau anaknya ada"

Setiap gerak-geriknya membereskan barang yang berantakan mulut manis tersebut mengomel tak jelas, sampai-sampai Jake yang sedang diambang pintu menggelengkan kepalanya.

"udah selesai ngomelnya?" Sunghoon terkejut saat mengetahui ternyata Jake mendengarkan celoteh tak jelasnya.

"a-apasih lo nguping ya" cicitnya pelan yang merasakan malu.

"kalo ngomong tuh yang kuat. Pelan bener"

"jaesung lo tinggal? Gak ditemenin?"

"ada didepan lagi nonton sambil minum susunya"

"gak lo temenin?"

"tadi gue udah bilang sama dia kalo gue mau nemui lo. Gue mau bicara sama lo"

Sunghoon memandang wajah tampan milik Jake. Lantas melangkahkan kaki jenjangnya keluar untuk menemui sang anak.

Tangan milik Jake mencengkeram tangan putih milik Sunghoon pelan, menghentikan langkah sicantik.

"hoon"

"nanti, gue mau nemenin Jaesung" Sunghoon melepaskan cengkeraman tangan Jake yang ada ditangannya.

.

.

Jam sudah menunjukan pukul setengah 1 dini hari. Kedua pemuda dengan surai hitam sedang berdiam dengan masing-masing pikirannya yang berkecamuk.

Sunghoon sangat jengah sudah hampir setengah jam dia duduk disitu namun Jake tak mengeluarkan sepatah katapun.

"jake?"

"sorry hoon gue bingung bilangnya gimana"

"hhahh"

Helaan nafas panjang keluar begitu saja dari bibir sicantik. Dia merasa lelaki yang sedang duduk disebelahnya ini aneh, sangat aneh.

"gue mau minta maaf sama lo hoon atas kejadian kemarin. Gue... Gue gak tahan diem-dieman mulu. Lo ada benernya gak seharusnya gue egois mentingin ego gue, harusnya gue bilang aja yang sebenarnya. Bego emang gue, gue nyadar kok"

Sunghoon masih setia mendengarkan permintaan maaf dari Jake. Yang di omongin oleh Jake juga ada benarnya, bagus kalau dia introspeksi dirinya.

"udah maafnya?"

"belum. Pokoknya gue benaran minta maaf sama lo. Jangan diam mulu gue jengah lama-lama. Kalo gue buat kesalahan lagi bilang aja, marahin kalo bisa. Gue minta maaf"

Kepalanya tertunduk, benar benar meminta maaf. Tangan Sunghoon terulur mengusap tangan milik Jake yang berurat.

"iya gue maafin. Tuhan maha pemaaf masa hambanya enggak. Angkat wajah lo jangan nunduk begitu"

Wajah tampan miliknya terangkat, pandangan mereka bertemu. Saling memandang pada satu titik masing-masing. Jake mengakui wajah Sunghoon sangatlah indah. Lebih indah dari siapapun, hanya untuk malam ini saja. Sunghoon pun begitu mengakui bahwa wajah Jake sangatlah tampan, lebih tampan dari siapa pun yang pernah ia temui.

Wajah Jake perlahan maju sampai akhirnya hidung mancung miliknya bertabrakan dengan hidung milik Sunghoon.

"hoon" suara rendahnya menyapu pendengaran Sunghoon. Manik matanya menatap dalam manik mata Sunghoon.

"hng?" begitu pula Sunghoon, masih betah memandangi manik mata milik Jake.

"can i?" bagaikan terhipnotis Sunghoon menganggukan kepalanya. Semburat merah menjalar didaerah pipi hingga ketelinganya.

Perlahan kedua belah bibir itu saling bertemu, hanya sekedar menempel namun lama kelamaan Jake melumat bibir atas dan bawah Sunghoon bergantian. Menggigit bibir Sunghoon kecil agar sang pemilik membukanya.

"akhh" desis Sunghoon saat merasakan sakit. Detik itu pula Jake melesatkan lidahnya masuk kedalam rongga mulut Sunghoon. Mengabsen setiap gigi milik Sunghoon. Menyesap lidahnya bahkan tak segan menggigitnya kecil.

"shhh" lidahnya terjulur keluar saat merasakan sakit akibat gigitan Jake. Lantas Jake menyesapnya tanpa ampun, bagaikan permen.

Tangan yang memiliki jari-jari lentik itu naik keatas pundak Jake merambat kebagaian lehernya. Tanpa sadar ia melingkari tangannya pada leher sang dominan.

"mhh j-jake" lenguhnya yang entah keberapa kali.

Jake melepaskan pangutannya menatap Sunghoon yang sedang menatapnya balik dengan terengah. Menghirup oksigen dengan rakus dengan bibir bengkaknya yang terbuka.

"ayo tidur" Jake menggendong Sunghoon ala bridal style. Membawa tubuh kecil itu kekamar. Meletakkannya disamping Jaesung.

"night hoon"

"night too"

Sapaan terakhir sebagai penutupan malam mereka. Tertidur dengan masing-masing mimpinya. Doakan saja agar keduanya saat esok hari datang tak ada kecanggungan.















/TBC


future childTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang