Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
2.Jeno
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
******
Malam belum terlalu larut. Mentari baru saja terbenam di ufuk barat. Jaemin sedang mengendarai sepeda motornya mengelilingi kota, ketika dia melihat seseorang yang tengah diganngu oleh beberapa orang laki laki sebaya dengan dirinya.
Mereka mengitari pemuda berwajah manis itu dan menggodanya. Naluri Jaemin sebagai seorang lelaki yang tampan dan berani tiba-tiba bangkit. Dia tidak bisa membiarkan hal itu terjadi di depan matanya. Sekalipun dikenal sebagai anak jalanan, dia masih tetap memiliki hati nurani.
"Hai,cantik. Mau ikut dengan kami?"
kata salah seorang di antara mereka.
Pemuda itu semakin terpojok. Dia tampak sangat ketakutan. Tanpa berpikir panjang, Jaemin melangkah maju. Ternyata dia mengenal Sungchan, anak atasan ayahnya berada di tengah-tengah mereka. Sesaat, dia menjadi bimbang.
"Sung.."
Serentak, mereka menoleh ke arah datangnya suara, dan melihat Jaemin sedang berjalan mendekat.
"Lepaskan dia. Kalau tidak.."
'Kalau tidak, apa?' tantang Sungchan.
'Ka, kamu jangan berlagak jadi jagoan deh. Nggak ada untungnya. Gimana kalau kamu juga ikut menikmati orang ini?'
'Nggak! Lepaskan dia atau kalian akan…'
Namun, Sungchan memotong pembicaraan Jaemin.
"Atau, kami akan kau hajar? Iya? Ha… ha… ha…, kau jangan membuatku tertawa. Mustahil kau berani melawanku. Selama ini, kau cuma bisa berlindung di bawah ketiak ayahmu. Nggak lebih. Huh!"
Kini, Jaemin sudah benar-benar kehilangan kesabarannya. Dia tidak peduli, jika nanti Ayah memukulinya ketika dia sampai di rumah. Yang terpenting, pemuda manis itu selamat terlebih dahulu.
Mereka berempat mengeroyok Jaemin, tetapi Jaemin bukanlah tipe orang yang mudah dikalahkan. Akhirnya, setelah bersusah payah, dia pun berbalik menang.
