5

784 89 37
                                    

'Hei, cepetan turun dong. Kamu tidur ya. Sudah sampai di depan rumahmu, nih.'

'Apa?'

'Nggak denger, ya! Aku teriak, lho.'

'Ya… ya…, aku segera turun,' kata Jeno.

'Ngapain aja kamu tadi?'

'Ah…'

'Kamu ngapain dari tadi?' ulang Jaemin

'Oh, lagi…'

Belum sempat Jeno meneruskan kata-katanya, Jaemin sudah memotong,

'Lagi ngelamunin aku, ya? Aku kan cakep.'

'Dasar narsis!' jawab Jeno sambil menepuk punggung Jaemin agak keras.

'Adaaww, sakit tahu!'

'Biarin.'

Setelah berbicara beberapa saat, Jaemin berlalu. Saat itu, Jeno tidak sadar bila ayahnya sedang mengamatinya dari balik gorden.

'Jeno... "

Suara itu, batin Jenk dengan kaget… ternyata ayah sudah pulang.

'Ya, ayah?' tanya Jeno sambil berbalik menghadap ke arah ayahnya.

'Kamu sudah berjanji…'

'Ya.'

'Tentunya, kamu nggak akan menghindar.'

Jeno merasa badannya lemas dalam sekejap. Dia tidak akan pernah melupakan janjinya pada ayah. Ya, dia memang tidak bisa lagi menghindar. Tidak akan bisa.

Jeno memandang langit-langit di kamarnya. Memang, tidak ada apa-apa di sana. Hanya saja, Jeno seolah melihat bayangan ayah dengan dirinya sedang berbicara di ruang tamu…

Ketika dia tiba di rumah, ayah sedang membaca koran sambil minum kopi. Padahal, tidak biasanya ayah pulang sesore ini. Namun, untunglah. Ayah pasti bisa menolongnya.

'Ayah!'

'Ada apa?' tanya ayah. Tak sekalipun dia menoleh pada Jeno.

'Ayah, aku butuh…'

'Uang? Berapa?'

Ayah seakan bisa membaca pikiran Jeno.

'Dua puluh enam juta.'

Ayah sekalipun tak bereaksi ataupun menunjukkan emosinya. Jeno menjadi takut.

'Buat apa?' Akhirnya ayah berkata setelah lama berdiam diri. Jeno menunggu dengan tegang.

'Buat temanku.'

'Itu saja? Jeno,dengar. Ayah tidak akan membantu temanmu jika kau tidak memberi ayah alasan yang masuk akal.'
Jeno menyerah. Dia tidak punya pilihan lain. Hanya ayah yang bisa membantunya.

'Jen,hindari dia.'

'Tapi, ayah…' protes Jeno

'dia sudah menolongku.'

'Ya, ayah sudah dengar,' jawab ayah tegas,

'Siapa tadi nama temanmu?'

'Jaemin'

'Ayah merasa kamu tidak cocok dengannya. Dia hanya ingin memperalatmu. Kamu tidak pantas bergaul dengannya.'

'Ayah tahu apa tentangku? Tidak ada. Ayah tidak mengerti aku. Aku juga tak pernah mengenal siapa ayah sebenarnya,' keluh Jeno dengan suara serak.

Ditahannya air mata yang ingin mengalir turun dengan susah payah.

'Kalau begitu, ayah juga tidak bisa membantunya…'

is there happiness for me? JAEMJEN (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang