Halooo
Akhirnya bisa up😭🤸🏻♀️
Oh iya, buat yang waktu itu dapet notif update. Itu aku tarik lagi karena belum selesai aku ngetiknya:(
Happy reading guys, jangan lupa vote dan komen ✋🏻❤️
***
Daniel berjalan santai melewati koridor menuju kelas. Seperti biasanya, hal itu tidak pernah luput dari perhatian siswa-siswi yang kebetulan berpapasan dengannya, membuat Daniel sesekali harus memberi lirikan sinis ketika mendapati beberapa siswi menatapnya cukup lama. Bukannya terlalu percaya diri, tapi Daniel tahu jika diantara mereka ada yang mengangumi ketampanannya, walaupun terselip rasa takut yang lebih mendominasi.
Daniel memasuki kelas, membanting tubuh jangkungnya di kursi lalu mengangkat dua kakinya di atas meja. Hal itu membuat satu kelas menatapnya---hanya beberapa detik, karena setelahnya mereka mengabaikan keberadaan Daniel.
"Niel, kas lo minggu kemaren belum," ucap salah seorang teman sekelasnya yang jelas menganggu Daniel, padahal dia baru saja memejamkan mata berniat untuk kembali melanjutkan tidur.
Gadis berkepang satu yang berdiri di depan meja Daniel itu memilin ujung almamater miliknya. Jujur, jika bukan karena tugas, ia tidak akan mau menggunakan waktu untuk berurusan dengan Daniel. Belum lagi ketika cowok itu membuka mata dan memberinya tatapan datar, ia hanya bisa diam.
"Mata lo nggak liat gue mau tidur?" sentak Daniel langsung membuat cewek itu kaget. Daniel mendengus keras, disentak begitu saja cewek ini langsung tak bisa bicara lagi.
"G-gue cuma ngingetin---"
"Lo pikir gue pikun? HAH?!" Saat ini, kedua orang itu mendadak menjadi pusat tatapan semua siswa-siswi. Bukan hanya dari teman sekelas, tapi juga dari beberapa teman yang kebetulan lewat di depan kelas. Alhasil, ini adalah pagi yang diisi dengan pertunjukan hangat ciptaan Daniel.
Daniel telah berhasil membuat keributan, tanpa memikirkan nasib gadis didepannya yang menunduk karena tanpa disadari, ia telah membuat gadis itu menahan malu."Lo keterlaluan, Niel!"
"Bacot," jawab Daniel pada seorang cowok yang datang menarik lengan gadis itu untuk pergi dari hadapan Daniel. Sepeninggalnya, Daniel mendengus kasar, lalu menengadah menatap langit ruang kelasnya. Daniel pikir keributan pagi ini akan berakhir disini, tapi setelahnya Daniel lagi-lagi mengumpat saat merasakan benda berat menimpa perutnya. Daniel tersentak dan melempar tas berisi buku itu, kemudian menatap si pemilik tas dengan tajam. "Maksud lo apa?"
Belinda berjalan santai memungut tas nya, mengabaikan tatapan kekesalan Daniel yang dilayangkan padanya. Belinda melirik dengan senyuman sinis, lalu berjalan ke mejanya. Sedangkan Daniel, matanya masih terus mengamati gerak-gerik Belinda yang seolah tak punya rasa bersalah. Semakin dongkol dengan sikap Belinda, Daniel memilih beranjak menghampiri cewek itu.
"Eh! Daniel," sapa Belinda saat mendongak mendapati Daniel di depannya, dan jangan lupa dengan senyum yang sengaja Belinda berikan. Daniel berdecih sinis, jangan kira Daniel akan melupakan apa yang cewek ini lakukan barusan. Daniel tidak mudah luluh begitu saja. "Tumben datengin gue."
"Nggak usah sok care, gue muak!" Daniel mendesis kesal yang hanya dibalas Belinda dengan anggukan santai. "Gue pikir mata lo nggak buta buat liat ada gue, lo sengaja?"
Belinda menggaruk pelipisnya mencoba mencari jawaban. Padahal, tanpa berpikir Belinda sudah memiliki alasan melempari Daniel dengan tasnya. "Sorry gue nggak liat ada lo. Karena setau gue, cowok yang udah kasar sama cewek itu nggak punya muka."

KAMU SEDANG MEMBACA
Daniel Owns Me
Teen Fiction[Heartbeat] "Sekali lo berurusan sama Daniel. Kecil kemungkinan lo buat lepas dari dia. Karena Daniel, bukan orang yang mudah lepasin lawannya." Daniel Aska Sagara, sudah bukan rahasia umum lagi jika orang-orang menyebutnya sebagai cowok yang tidak...