PROLOG

30 2 0
                                    

Jangan lupa bintang dan comment nya. Biar aku makin semangat nulis🐻🐻

--

“Apa aku harus menjadi orang lain agar kamu mau menerimaku?” ujar seorang gadis tanpa menatap lawan bicara yang ada di sampingnya. Tak ada balasan, namun ia tahu pria itu menatapnya dengan iba. Saat ini gadis itu tak lagi mempedulikan harga diri. Dia ingin agar semuanya jelas, agar dia bisa memutuskan apakah bertahan atau malah pergi menghilang.

“Kamu tidak perlu menjadi orang lain, cukup jadi diri sendiri. Tapi aku tidak bisa menerimamu. Aku tidak bisa memaksakan cintaku untukmu. Bagiku kamu hanya sekedar teman tidak lebih,” jawaban yang diberikan pria itu cukup membuatnya terkejut. 5  tahun si gadis mendekati pria itu, memberikan seluruh perhatian dan cinta miliknya. Lalu dengan mudahnya ia mengatakan bahwa mereka hanya teman, tidak lebih. Padahal kala itu, dia mengatakan akan memberikan cinta yang sama pada saat mereka telah memasuki jenjang perkuliahan. Namun, ternyata semuanya hanya harap si gadis.

Setelah beberapa menit terdiam gadis itu berdiri dari duduknya, menatap pria itu dengan perasaan lega. Tentu saja, ia akhirnya menemukan keputusan seperti apa yang di ambilnya setelah ini. “Kalau begitu baiklah, aku mengerti kita hanya teman. Aku tak akan mengganggumu lagi. Silahkan temukan perempuan yang lebih baik dariku, perempuan yang akan menerima semua perasaan cintamu. Kalau begitu aku pergi. Selamat tinggal.”

Hatinya sakit, namun tak ada yang bisa dilakukannya selain mengikhlaskan semua yang terjadi. Sampai kapanpun pria itu tak akan pernah menjadi miliknya. Ia tahu, semuanya berawal dari sebuah kesalahan. Ia juga tahu, semua ini terjadi karena perjanjian sialan itu. Tapi tetap saja hatinya memilih pria itu untuk menjadi tempat berlabuh. Lalu salah kah ia?

--

RaKarin

RaKarinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang