eps. 2

42 2 0
                                    

Bel istirahat pun berbunyi, anak laki laki  di kelas terlihat mengerubuni meja Wilson dengan ramah untuk saling berkenalan. Sesuai amanat dari Pak Lian, Tiur hendak mencatatkan identitas Wilson untuk didaftarkan dalam absensi kelas.

“Lu disuruh catet anak baru tuh, katanya belom terdaftar di absen. Trus dah gitu lu ke Tata Usaha laporin hal ini” jelas Poppy.

“Hah? Gua? Tapi gua.. hmm temenin yukk popp” Tiur memohon karena ia kurang begitu dapat bergaul langsung dengan murid baru, terlebih ia cowok dan entah bagaimana mampu membuatnya tertegun saat kali pertama melihatnya.

“Ah ogah. Lu aja sana, gua mau makan siang. Lakukan tugasmu sebagai sekretaris, dan aku akan lakukan tugasku sebagai warga negara yang baik” ucap Poppy dengan nada diplomatis seperti yang biasanya Poppy dan Tiur lakukan.

“Warga negara yang baik tidak menelantarkan temannya, bentaran doang popp pwiizz” balas Tiur dengan nada yang sama dilanjutkan dengan mengeluarkan jurusnya mengeluarkan mata berbinar bak kucing minta makan.

“Dih -_-“ Poppy menyerah.

“Mmm.. permisi. Anu.. itu tadi, ini kamu isi formulir ini biar aku bisa proses ke Tata Usaha ya” ucap Tiur ragu ragu.
Tanpa berlama lama Wilson langsung mengisi formulir tersebut dan segera mengembalikan nya pada Tiur. Kemudian Tiur dan Poppy langsung melangkah menuju keluar untuk menyerahkan formulir tersebut.Tiur penasaran dengan isi formulir tersebut dan langsung membacanya walau baru beberapa langkah keluar dari pintu kelas.

“HAH?! HUTASOIT??” ucap Tiur dengan volume yang tidak-se-kalem-Tiur-biasanya hingga mungkin terdengar sampai ke kelas. Tampaknya bakat bersuara keras dari gen asli suku Batak masih melekat kuat pada Tiur, dan seketika 16 tahun makan makanan, budaya hingga lingkungan Sunda yang lemah lembut seketika tidak ada artinya dibanding kekagetan Tiur beberapa detik itu.

“Kenapa sih lu?” tepuk Poppy menahan malu dengan tingkah Tiur barusan.

“Yah Pop, ternyata dia Hutasoit T_T huhuu masih semarga sama gua. Baiklah aku mundur alon alon” kali ini Tiur kembali dengan volume Sunda nya.

“Gua agak gak ngerti tuh? Lu naksir Wilson ya?” Poppy mencoba menebak walau tidak yakin karena Wilson berkebalikan dengan tipe Tiur. Selain itu, ia bingung mengapa Tiur sekaget itu, bukankah Pak Lian tadi sudah jelas jelas menyebutkan nama lengkapnya tadi di kelas? Berarti Tiur benar benar sedang berada di alam baka eh alam bawah sadar maksudnya, dasar Tiur aneh.

“Ah lupakan T_T dia masih saudaraan sama gua ternyata” ucap Tiur dengan nada sedih sembari becanda pada Poppy.

“HAHAHA sejak kapan lu ganti tipe cowok? Perasaan dari dulu cowok yang lu taksir putih putih tuh?”

Hari berganti minggu, minggu berganti bulan, namun Wilson belum pernah mengobrol dengan teman kelas perempuan nya kecuali dengan Tiur, itupun keperluan administrasi saat pertama masuk sekolah. Tampaknya Wilson adalah cowok yang hampir sama dengan siswa laki laki biasanya, terutama tentang kenakalan siswa laki laki biasanya. Hanya bedanya, ia pendiam, tidak banyak bicara dan meskipun pemalas namun tetap melakukan kewajiban nya yaitu hadir di kelas dan mengerjakan tugas meski hasil mencontek. Tiur yang telah mengetahui bahwa Wilson masih bersaudara secara marga, dapat bersikap biasa saja di kelas meski masih merasa kecewa dengan hal itu.

...

“TIUR!! TUBERWARE MU MANA?” amarah khas Batak mama Tiur dari dapur menembus ke kamar Tiur bak nada yang menabuh gendang telinga Tiur dan menyebabkan Tiur segera sadar 100% secara jiwa dan raga karena tersadar bahwa kotak bekal alias harta berharga yang tak ternilai tersebut, Tuberware nya tertinggal di laci meja kelas.

“HAH? Tuberware tuberware.. aduh ayo pikirkan dimana tuberware?”
Berhenti sejenak mencoba mengorek memori hari sebelumnya.

“AHH TUBERWARE KUU..” teringat saat ia menaruh tuberware di laci meja karena tas sekolahnya penuh oleh jersey badminton nya yang akan dikenakan untuk ekstrakulikuler badminton di lapangan sekolah.

Tiur bergegas bersiap untuk berangkat menuju ke sekolah untuk meminimalisir pertemuan nya dengan mama. Tidak, maksudnya meminimalisir omelan yang pasti akan dilandingkan habis habisan bila mama Tiur tahu benda yang senilai emas itu tertinggal.

“Maa Tiur pergi duluu, daah” Saut Tiur sambil lari kabur untuk mencegah pertemuan nya dengan mama.

“Eh eh? gak sarapan dulu kau? Ini uang jajanmu. Tiurr..!” mama Tiur kebingungan sambil mencoba memanggil manggil Tiur dari dapur dengan nada menurun.

...

“Ah sial. Hari ini aku minta makanan aja deh ke si Poppy. Udah gak bawa uang jajan, gak bawa bekal juga T_T” gerutu Tiur selama diperjalanan.

Sesampainya di sekolah, Tiur merasa tak biasa dengan suasana sekolah yang masih sepi karena ia datang terlalu pagi.

"Wah enak juga ya suasana hening kayak gini.. selama satu tahun lebih setiap hari aku ke sekolah ini tapi baru kali ini aku nemu suasana sejuk, hening, dan menenangkan seperti ini. Jiwa introvert ku berjingkrak jingkrak nih ada di suasana begini". Gumam Tiur dalam hati sambil menyunggingkan senyum lebar dan menarik nafas dalam-dalam menikmati udara segar disertai kicauan burung yang merdu di keheningan sekolah.

Tiur menikmati udara pagi yang segar seakan akan hanya ia sendiri yang berada di muka bumi ini sambil menaiki anak tangga menuju ruangan kelasnya dan seketika berhenti melihat 3 orang murid teman sekelasnya bercanda tawa dengan sangat akrab.

“Ah? Itu kan Jessy, Melly, dan... WILSON? Hah? Wilson kok bisa seakrab itu dengan Jessy Melly ya? Mereka kan cewek hits di sekolah ini, sedangkan Wilson? Dia bahkan ngobrol sama anak cewek pun gak pernah sama sekali_- OH OH jangan jangan tipe cewek idaman Wilson memang yang cantik cantik dan gaul seperti mereka ya? Huhuhuu apalah daya hamba yang hanya remahan rengginang ” gumam Tiur dalam hatinya.

(Rengginang adalah salah satu makanan khas Bandung berupa kerupuk)

Bersambung...

[Penulis akan sangat berterimakasih untuk kritik, saran dan masukan yang bersifat membangun]

Mauliate
Hatur Nuhun
Terimakasih

Salam perdamaian,
Bhinneka tunggal Ika 💪😊

Pariban Atau ParibanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang