Sejak TK, Jihan dan Dimas selalu satu sekolah. Sekarang, keduanya dipertemukan kembali di SD yang sama. Hal itu membuat mereka menjadi teman akrab, walaupun ga sekelas. Selain sekolah mereka yang sama, Jihan dan Dimas juga les di tempat yang sama. Jadi, hampir setiap hari mereka pasti ketemu. Meskipun akrab, ga jarang mereka ribut, Dimas yang usil selalu punya cara buat ngisengin Jihan. Karena hubungan mereka yang begitu akrab dan ga jarang ribut seperti kucing dan tikus, membuat teman-teman satu sekolah mereka sering menjodoh-jodohkan mereka.
"Ciee Jihan, tu dicariin Dimas"
"Ji, Dimas mana? Kok hari ini Dimas ga masuk sekolah?"
Begitulah beberapa kalimat yang sudah bosan Jihan dengar dari teman-teman sekolahnya.
Namanya juga anak SD, lama kelamaan hal tersebut membuat Jihan dan Dimas menjadi sungkan satu sama lain. Hingga membuat mereka ga seakrab dulu.
Ditambah lagi dengan kelulusan sekolah, Jihan dan Dimas melanjutkan ke sekolah yang berbeda, membuat hubungan mereka semakin jauh.Hingga akhirnya....
***
"Kamu mau ga satu regu sama aku untuk lomba cerdas cermat di Kantor Camat minggu depan?" tanya Dimas
kepada Jihan saat ga sengaja bertemu di Rumah Danu.
Jihan yang mendengar pertanyaan Dimas begitu girang.Iya, Dimas berencana mengikuti lomba cerdas cermat yang diadakan di Kantor Camat tempat tinggal mereka. Setelah diskusi yang cukup alot, akhirnya mereka berdua bergabung dalam satu regu bersama Danu. Hal itu membuat keduanya kembali akrab, karena mau ga mau mereka harus belajar bersama untuk menyiapkan lomba cerdas cermat yang akan mereka ikuti. Dari situ, obrolan via texting dimulai, dari yang awalnya hanya membahas materi untuk persiapan lomba hingga menyerempet kemana-mana.
Hari kegiatan lomba telah tiba, Jihan dan regunya menyiapkan diri untuk segera naik panggung. Hingga akhirnya lomba dimenangkan oleh tim mereka."Kegiatan lomba selesai, kami berhasil menjadi pemenang. Dan semuanyapun selesai" gumam Jihan dalam hati.
Dua minggu setelah kegiatan lomba selesai...
Drrrr drrrr drrrr
Hp Jihan bergetar karena ada pesan masuk.
"Jihan, aku mau ngomong sesuatu" begitulah pesan yang masuk waktu itu.
"Iya, kenapa dim" balas Jihan dengan perasaan penuh tanda tanya.
"Ni anak mau ngomong apa ya? Apa karena bukunya yang belum aku balikin?"
Setelah menunggu beberapa saat, Dimas belum juga membalas pesan Jihan. Iya, Dimas memang begitu. Selalu slow respon bak admin olshop yang ramai customer.
"Ni anak bikin penasaran banget deh, katanya mau ngomong. Pas aku bales, eh malas ga dibales" gerutu Jihan sambil scrolling hpnya.
Drrrrr drrrr
Begitu mendengar hpnya bergetar, Jihan dengan cepat membuka pesan yang masuk. Betapa kagetnya Jihan membaca pesan balasan dari Dimas
"Jihan, aku mau jujur. Aku sebenarnya ga tau yang sedang aku rasain ini apa, tapi yang jelas sejak kita SD aku udah suka sama kamu. Mungkin yang aku rasakan waktu itu hanya perasaan cinta yang orang sebut sebagai cinta monyet, tanpa aku sadari ternyata perasaan itu masih ada sampai sekarang. Selama ini aku ga punya keberanian buat ngomong sama kamu, aku berusaha memendam perasaan ini. Hingga akhirnya waktu mempertemukan kita kembali. Aku pikir ini waktu yang tepat untuk mengutarakan semua. Dan maaf jika aku terkesan ga gentle, karena menyampaikan semuanya hanya lewat text. Tapi Ji, aku benar-benar sayang sama kamu."
Jihan yang membaca pesan dari Dimas tak bisa menyembunyikan perasaan bahagianya. Bagaimana tidak? Sejak SD, Jihan juga punya perasaan yang sama ke Dimas. Sejak SD keduanya begitu akrab, walau kadang masih malu-malu kucing kalo ketemu. Hingga akhirnya Dimas melanjutkan SMP di sekolah yang berbeda. Sejak saat itu Dimas menjadi lebih pendiam dan menjadi pemalu. Tapi sekarang, tiba-tiba Dimas kembali dengan membawa semua perasaan yang begitu lama Ia simpan.
Jihan terus menatap layar ponselnya sambil terus membaca ulang pesan dari Dimas.
"Serius Dim? Sumpah aku ga nyangka, ternyata perasaan yang selama ini aku tutup rapat ternyata ga bertepuk sebelah tangan. Aku ga nyangka, kamu kembali" gumam Jihan sambil tersenyum menatap ponselnya.
YOU ARE READING
Kenapa Bukan Aku ?
RomanceBersama dalam perasaan yang sama selama bertahun-tahun tak menjamin kebersaamaan di masa depan. Masa depan yang di rencanakan bersama, nyatanya direalisasikan dengan orang lain. Sakit? pastinya... *** "Iya, aku sayang sama dia. Dan dia juga memiliki...