Chapter 3 : Perempuan itu

119 40 4
                                    

Yuna duduk pada dahan pohon yang tumbang. Di belakangnya, air terjun mengalir deras, membuat suara gemericik yang seolah-olah menjadi suara iringan musik di telinganya.

Saat ini, dia sedang menunggu dua bersaudara-Taehyung dan Jungkook-mengembara. Keduanya sudah pergi sejak pagi, namun sampai saat ini belum ada tanda-tanda kepulangan mereka.

Taehyung benar-benar sangat menjaganya. Bahkan, menurutnya 'sedikit' possesive.

Lihat saja sekarang. Dia tidak diijinkan untuk ikut mengembara dengan dalih takut akan kenapa-napa.

Wah, bukankah seharusnya mereka lebih khawatir meninggalkan dirinya sendiri di sini??

Dia menopang dagu kanannya dengan malas. Rambut hitamnya sengaja dia urai, membuat anak-anak rambutnya berterbangan tertiup angin. Pakaian berwarna putih yang dia pakai, sedikit menampakkan bahu telanjangnya.

"Apakah, Taehyung dan Jungkook masih sangat lama?? Aku sungguh merasa bosan," gumam Yuna lirih.

Karena rasa bosan yang teramat sangat, dia memejamkan matanya. Mungkin dengan bertapa dia bisa mengalihkan pikirannya dari kedua bersaudara itu??

Dia menekuk kedua kakinya, agar duduk bersila. Kemudian dia mulai menenangkan pikirannya. Dia hanya ingin mendekatkan dirinya pada sang Dewa.

Angin tiba-tiba berhembus lembut, seakan membelai kulit bahu Yuna yang terbuka. Di langit, awan seakan menghalangi cahaya matahari untuk melindunginya dari sengatan rasa panas itu.

Suasana ini ... Yuna benar-benar merasakan apa itu rasa ketenangan yang sebenernya.

⚜️⚜️

Jaehyun sebagai raja yang terkenal akan kesaktian yang mandraguna memang terkadang sering berpergian untuk melakukan pertapaan. Tempat bertapanya juga selalu berganti, dari tempat satu ke tempat lainnya.

Dia selalu merasa, ingin melakukan hal baru.

Seperti saat ini.

Jaehyun sudah merasa berjalan sangat jauh. Bahkan, dia rasa dia sudah melewati lautan-mengingat Kerajaan Alengka adalah kerajaan berbentuk kepulauan yang di kelilingi oleh lautan.

Pohon-pohon yang bertumbuh rimbun sudah mulai merapat, membuat menghalangi cahaya matahari. Walaupun, masih terdapat setitik celah, yang membuat hutan tidur terlalu gelap.

Daun-daun kering yang berjatuhan menutupi jalan yang dilalui, membuat suara gesekan dengan kakinya yang telanjang.

"Entah hanya perasaan ku saja, atau benar tiba-tiba suasana berubah menjadi lebih tenang??" ujar Jaehyun bingung.

Padahal, tadi indera pendengarnya masih bisa mendengar suara kicauan burung atau suara gemericik aliran air.

Dia mengamati sekeliling. Perasaannya tiba-tiba merasa kacau balau. Aneh. Sungguh, aneh!!

"Apakah dewa akan menghukum ku?" gumamnya hambar. "Aku belum melakukan apapun, aku bahkan belum bisa mensejahterakan rakyat yang aku pimpin."

Yhaa, benar. Keinginannya, sekarang hanya bisa mensejahterakan rakyat Alengka dari kemiskinan. Dia ingin menjadi raja yang bijaksana dan berguna bagi rakyatnya.

Memang, setelah kematian Dewi Widowati-sang cinta pertamanya-merubah segalanya dalam hidup seorang Jaehyun.

Jaehyun menghela nafasnya. "Padahal, aku pergi jauh-jauh untuk bertapa agar tidak terlarut lagi dalam kesedihan karena mengingatnya. Tapi, kenapa aku tak bisa berhenti memikirkannya??"

Kakinya melangkah lagi, dia merasa ada yang menuntunnya, sehingga dia tak bingung akan arah yang dia tuju.

Manik hazel-nya membeliak, dia merasa deja vu. Dia serasa pernah berjalan ke sini.

Angin sepoi-sepoi yang menyapu kulit, dan hanya suara alam yang terdengar.

Ah!! Bukankah ini yang selalu muncul dalam mimpinya???

Apakah, tadi dia tertidur?? Atau dia pingsan dalan perjalanan?? Sehingga tanpa sadar memasuki alam bawah sadarnya???

Dia menghentikan langkahnya. Dia tak ingin, ke sana. Hatinya perih melihatnya.

Saat langkahnya terhenti, kemudian senandung itu tiba-tiba terdengar. Berbisik lirih di sekitar telinganya.

Ikuti langkahku

Come ... Come ... Come♪

Dan, entah kenapa, bagaikan terkena sihir, kaki Jaehyun melangkah kembali. Padahal, sebenarnya Jaehyun sudah mencoba menghentikannya.

"Aneh! Ini benar-benar sangat aneh! Kakiku tak bisa berhenti untuk melangkah," ucap Jaehyun.

Senandunan itu bagaikan penuntun dan penunjuk arah.

Langkahnya terhenti saat senandungan itu tak terdengar kembali. Dia menyibakkan semak belukar, dia ingin pergi dari sini. Perasaannya, tiba-tiba bertambah kacau entah karena apa.

Namun, saat semak belukar itu tersibak, Jaehyun terpaku.

Dia ... kenapa Dewi Widowati berada disini???

Kenapa cinta pertamanya selalu menghantuinya?? Padahal dia sudah mencoba mengikhlaskan??

"Apakah ini nyata? Widowati benar-benar ada disini? Dia terlahir kembali?" tanya Jaehyun sambil tersenyum tipis tak percaya.

Matanya mengembun, perasaan kacau ini mungkin petunjuk dari langit.

Rasanya dia ingin berlari ke arah perempuan itu. Dia ingin merengkuhnya erat.

Jaehyun ingin meredakan rasa rindu yang menyesakkan ini.

Ketika kakinya akan melangkah mendekat, kedua laki-laki dewasa terlebih dahulu mendekat ke arah perempuan yang Jaehyun yakini adalah Widowati.

"Yuna," panggil salah satu laki-laki itu.

Perempuan yang sekarang Jaehyun ketahui bernama Yuna itu membuka matanya perlahan.

"Suamiku."

Degg

Badan Jaehyun membatu seketika. Widowatinya dalam kehidupan kedua juga ternyata tidak bersatu dengannya.

Dia sudah mempunyai suami.

Ingatan Jaehyun langsung terputar pada detik-detik dimana Widowati menghembuskan nafas terakhirnya.

Ketika Widowati mengucapkan sesuatu yang sampai saat ini selalu menjadi obsesi gelapnya.

Yhaa, dia ingin bersatu dan memiliki Widowati suatu saat nanti.

Namun, apakah dalam kehidupan ini Widowati juga tidak bisa dia miliki??

🍓🍒🍓🍒🍓

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 25, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Rahwanayana: The Real TruthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang