END

367 58 34
                                    

Sudah tiga hari lamanya Sasuke di Rumah Sakit, hari ini ia baru diizinkan pulang. Sebenarnya ia cukup menginap semalaman tetapi Itachi memperpanjangnya untuk memastikan bahwa Sasuke benar-benar sudah pulih kembali. Itachi bahkan kebal terhadap segala rayuan Sasuke yang selalu merengek agar cepat diperbolehkan segera pulang.

Terhitung sudah seminggu pasca kepulangannya, semuanya sudah beraktivitas kembali. Tidak banyak yang bisa dilakukan Sasuke setelah pulang ke Rumah. Sasuke melakukan aktivitas seperti biasanya. Jika tidak ada yang menemani, dia hanya menghabiskan waktu untuk menggambar. Akhir-akhir ini Sasuke juga mulai mencoba melukis. Itupun tidak semua jenis seni lukis dia kuasai, baru seni lukis abstrak. Jika sudah bosan, Sasuke akan bermain sendirian di Taman belakang. Sedikit bernostalgia tentang kehidupannya yang dulu.

Ternyata waktu cepat berlalu. Tidak terasa dia sudah berumur delapan belas tahun dan dibulan Juli nanti baru berumur sembilan belas tahun. Kondisinya sudah jauh baik dibandingkan tahun sebelumnya, kakaknya sudah menyayanginya lagi. Hanya satu yang masih membancinya, ayahnya. Meskipun demikian hari-hari kelamnya sedikit demi sedikit cerah kembali.

Jika sedang melamun, Sasuke membayangkan bahwa dia hidup dengan penuh kasih sayang sedari kecil dari keluarga. Bersekolah bersama Sakura dan memiliki banyak teman. Saat kecil Sasuke juga berandai-andai, bagaimana rasanya menghabiskan akhir pekan ke Taman bermain bersama-sama? Pasti sangat seru sekali.

Tapi realita menamparnya dengan kejam, kenyataannya tidak sesuai dengan keinginan. Dirinya juga tidak bisa terus berandai-andai dan membiarkan waktu berjalan tanpa perubahan berarti, dia tidak ingin menyesal dikemudian hari. Jika keinginanya mau tercapai, dirinya harus berusaha. Tidak harus cepat, tetapi berusaha sedikit demi sedikit hingga hasil akhirnya tepat. Sasuke akan bersabar menunggu hari itu tiba.

Setidaknya itulah yang Sasuke lakukan sedari dulu.

-o0o-

Saat ini Sasuke berada di ruangan pribadi yang disiapkan Mikoto untuk menghasilkan karya-karyanya. Sasuke sedang mencoba melukis aliran romantisme ditemani sang ibu. Tangannya bergerak dengan pelan menyapu warna ke kanvas. Bibirnya mengerucut beberapa kali saat merasa tidak puas, kemudian melengkungkan senyuman saat berhasil melakukan apa yang dipikirkannya. Sempat berhenti saat Ibunya menyuapi potongan buah-buahan yang sudah disiapkan.

"Sasuke, bagaimana jika kau membuka galeri seni?"

Sasuke menatap tidak mengerti kearah Mikoto. "Galeri seni? Tempat apa itu, Bu?"

Mikoto tersenyum, "Sebuah tempat dimana nantinya lukisan dan gambar yang kau buat akan dipajang dan dilihat banyak orang. Nanti juga Sasuke bisa berkenalan dengan seniman lainnya. Seniman adalah orang yang membuat seni seperti yang kau lakukan ini. Paham, kan?"

Sasuke mengangguk mengerti. Jadi kesimpulannya, Sasuke akan mempunyai tempat untuk menyimpan semua karyanya. "Tapi karya Sasuke tidak sebagus itu, Bu. Sasuke malu saat karya Sasuke akan dilihat banyak orang."

Sasuke memainkan kuasnya secara asal. Mencoba menghibur dirinya sendiri. Dirinya mudah pesimis dan itulah kelemahannya.

"Bagaimana jika mengikuti kelas seni seperti dulu lagi? Sasuke bisa belajar lebih banyak dari sebelumnya dan juga meningkatkan rasa percaya diri. Ibu juga akan pastikan, Ayahmu tidak akan melarang."

Mata segelap malam itu membulat lucu. Tangannya melempar asal kuasnya kemudian kedua tangannya beralih menggenggam tangan kanan ibunya.

"Benarkah itu, Bu?"

Mikoto mengangguk. Sempat tertegun karena melihat reaksi Sasuke yang tersenyum lebar sampai kedua matanya menyipit. Senyuman itu yang ingin terus dipertahankan dan selalu dilihat oleh Mikoto. Giginya menggigit bibir bawahnya pelan merasakan euphoria yang luar biasa menyenangkan.

Baby Boy [2]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang