Chapter 7

227 41 12
                                    

Waktu berlalu dan tidak terasa hari ini ulang tahun ayahnya. Sebenarnya Itachi sedikit keberatan dengan rencana adiknya, tetapi adiknya terus meyakinkan bahwa rencananya sudah terbaik untuk ayahnya. Ya, hanya ayahnya, tetapi tidak untuk adiknya.

"Kakak!"

Itachi tersentak kaget. Kepalanya menoleh ke sisi kanan untuk menatap wajah adiknya yang saat ini sedang mengembungkan pipi tanda dia kesal. Oh, apakah dirinya melamun dan mengabaikan adiknya?

"Ada apa Sasuke?"

"Huh, ternyata benar Kakak tidak mendengarkanku dari tadi."

Itachi tersenyum tipis, "Maaf, Kakak melamun tadi. Jadi katakan, ada apa hm?"

Sekarang giliran bibir Sasuke manyun. Sasuke sudah bercerita panjang lebar dan kakaknya menyuruhnya mengatakannya lagi?

"Tidak mau!"

Itachi terkekeh dibuatnya. Adiknya makin hari makin imut saja. Lihat saja bocah itu sedang bersedekap dada dengan bibir mengurucut. Jangan lupakan kedua alisnya yang tertekuk ke bawah.

"Owhh Adikku sedang merajuk rupanya. Baiklah, Kakak tidak akan membantu membuat kejutan untuk Ayah."

Sasuke meresponnya dengan cepat, "Ihh Kakak curang!"

Dan sekali lagi Itachi dibuat tertawa.

-o0o-

Sasuke saat ini sedang bersembunyi di tempat persembunyiannya sesuai rencana. Ia hanya berharap bisa melihat ayahnya tersenyum. Meskipun senyuman itu nantinya bukan ditujukan padanya.

Sesuai rencananya, kakaknya dan ibunya akan membawa ayahnya ke ruangan ini yang sudah disulap sedemikian rupa. Kemudian mereka akan memotong kue bersama-sama dan saling memanjatkan doa kepada Tuhan, baru setelah itu pemberian hadiah dari ibunya.

Lalu hadiah Sasuke yang berupa gambar buatan tangannya tempo lalu sudah di bingkai dengan ukuran besar dan dipajang di tengah ruangan ini. Meskipun sekarang ditutupi tirai merah.


Lalu kakaknya akan mengatakan bahwa hadiah itu adalah dari Itachi yang membuatnya sendiri. Pasti ayahnya akan sangat bangga kepada kakaknya dan akan tersenyum. Maka Sasuke pun bisa melihat senyuman itu lagi. Senyuman bangga ayahnya.

Sasuke tidak akan mengganggu moment itu, yang bisa dirinya lakukan hanyalah melihatnya dari persembunyiannya. Sasuke sudah puas dengan hal itu. Dirinya sadar bahwa ayahnya masih tidak menyukainya, jadi di hari bahagia ayahnya, Sasuke tidak akan mengacaukan hari ayahnya.

-o0o-

"Ada apa Itachi? Kenapa kau memaksa Ayah untuk ke ruangan kosong ini?"

"Nanti juga tahu sendiri."

Itachi hanya terus berjalan tanpa menoleh ke belakang. Memang sejak dirinya melindungi Sasuke kembali, sejak itulah juga hubungannya dengam sang ayah lebih merenggang. Dirinya dan ayahnya selalu berdebat tentang itu. Ayahnya mengaggapnya membuang-buang waktu dengan mengurusi Sasuke. Tentu saja hal itu selalu memicu amarahnya.

Mereka sudah sampai di depan pintu dan Itachi menyuruh ayahnya untuk membuka sendiri pintu itu. Ayahnya melakukannya tanpa bertanya. Mengkin sudah lelah menghadapi tingkahnya yang sedikit cuek.

Pintu terbuka dan netra gelap itu disuguhkan ruangan yang dikiranya kosong ternyata sekarang sudah dihias. Disana, Mikoto berdiri memegang kue ulang tahun. Tersenyum menatap suaminya yang masih membeku. Netra Mikoto sempat melirik tempat persembunyian Sasuke kemudian beralih kembali menatap suaminya.

Baby Boy [2]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang